Pages

Monday, October 7, 2019

PANTER

Siang hari yang tenang sekali. Panter sedang bersantai di atas pohon yang besar dan rindang sambil melihat sekelilingnya. Kelinci lagi asik jalan-jalan sambil makan wartel dan melewati pohon yang rindang yang ada Panter di atasnya.

"Hay Kelinci," panggilan Penter.

Kelinci pun menengok ke arah suara yang memanggilnya ke pohon yang rindang.

"Hay Penter," kata Kelinci.

"Kamu terlihat bahagia Kelinci ada apa gerangan yang membuat diri mu seperti itu?" kata Panter.

"Biasa....Penter. Aku jadian dengan Kelinci betina," kata Kelinci.

"Oh....begitu," kata Panter.

Panter pun bangun dari ia duduk bersantai lalu melompatlah dari pohon rindang langsung ke tanah.

"Mau kemana Panter?" tanya Kelinci.

"Biasa mau jalan-jalan aja," kata Panter.

"Oh...begitu," saut Kelinci.

Rakun berjalan mendekati Panter dan Kelinci dengan keadaan menangis. Panter ingin tahu keadaan Rakun kenapa menangis jadi bertanya "Kenapa kamu Rakun sampai begitunya menangis?"

"Aku sedang bersedih Penter. Ayah ku meninggal," kata Rakun.

"Aku turut berduka cita atas kepergian Ayah mu Rakun," kata Panter.

"Aku juga turut berduka cita atas kepergian Ayah mu Rakun," saut Kelinci.

"Terima kasih atas perhatian kalian berdua," kata Rakun.

"Tetapi kenapa Ayah meninggal? Pasti ada penyebabnya.... Kan?" tanya Kelinci.

"Karena penyakit yang di idapnya selama ini membuat fungsi sistem kehidupannya yang menopang tubuhnya tidak mampu untuk mempertahankan keadaannya. Maka pada akhirnya meninggal Ayahku," penjelasan Rakun.

"Sakit toh...penyebab kematiannya," kata Kelinci.

"Sudahlah jangan di bahas. Kalau begitu gimana kita main ke rumah Rakun untuk menghibur Rakun yang kehilangan Ayahnya. Supaya dapat menghilangkan rasa kehilangan karena orang yang cinta Rakun telah menghadap  Maha Kuasa kehidupan dan Kematian," saran Panter.

"Saran yang bagus...Panter," kata Kelinci.

"Terima kasih kalian berdua sudah perhatian dengan diri aku ini," kata Rakun.

Panter, Kelinci dan Rakun berjalan bersama menuju rumah Rakun untuk berbicara banyak hal untuk melupakan tentang kesedihan yang mendalam karena kehilangan Ayahnya si Rakun. Saat di rumah Rakun.

Panter bertemu dengan Panter betina yang sedang bicara dengan Ibunya Rakun. Saat Ibu Rakun meninggalkan Panter betina sendirian. Bergeraklah Penter mendekati Panter betina.

"Jadi kamu ke sini juga?" kata Panter agak kikuk.

"Iya. Untuk menghibur Ibu Rakun yang bersedih kehilangan suaminya," kata Panter betina.

"Oh begitu," kata Panter.

"Jadi kamu ke sini ngapain?" tanya Penter betina.

"Sama aja untuk menghibur Rakun," kata Panter.

"Oh...begitu," kata Panter betina.

"Ada waktu untuk ngobrol berdua gak," kata Panter.

"Ini kita suda berdua. Ngomong aja," kata Panter betina.

"Gak enak ngomong di sini," kata Panter.

"Di sini aja apa salahnya," kata Panter.

"Di tempat lain aja," kata Panter yang sedikit memaksa.

"Iya boleh," kata Panter betina.

"Tapi aku pamitan dulu dengan Ibu Rakun," kata Panter betina.

"Iya. Aku juga dengan Rakun," kata Panter.

Panter pun pamitan ke Rakun karena ada urusan lain. Sedang Kelinci sudah tahu gelagat dari Panter dari tadi bicara dengan Panter betina jadi memaklumi aja. Panter betina pamitan dengan Ibu Rakun karena ada urusan. Panter dan Panter betina berjalan bersama sambil bicara banyak hal.

Sampai di tempat yang tenang sekali. Panter mulai membicarakan maksud hatinya pada Panter betina. Tapi belum bicara menyatakan "Aku cinta padamu" Penter betina sudah menerima perasaan dari Panter tanpa kata-kata cinta itu terucap dari mulut Panter.

Panter pun jadian dengan Panter betina mulai dari saat itu dan keadaan jauh lebih romantis tampa harus menutupi tentang isi hati mereka berdua alias keterbukaan dengan sepenuh hati.

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...