Pages

Thursday, September 12, 2019

BURUNG KUTILANG

Pagi-pagi sekali Burung Kutilang sudah bangun untuk mencari makan. Terbang ke sana ke sini Burung Kutilang. Sampai di sawah yang menguning Burung Kutilang mencelok di sana untuk memakan biji padi.

Pak Tani melihat Burung Kutilang yang sedang asik makan biji padi di sawahnya segera mengusirnya dengan orang-orang sawah di gerakan dari gubuk Pak Tani agar Burung Kutilang takut.

Ya....benar lah Burung Kutilang takut dengan orang-orang sawah yang mirip seperti manusia jadi Burung Kutilang terbang ke langit. Dengan cepat dan tenang Burung Kutilang terbang di langit sambil melihat semuanya dengan jelas.

Ada sebuah Burung Gereja sedang makan beras di pinggir jalan. Burung Kutilang pun langsung turun dari langit menuju ke beradaan Burung Gereja di tanah.

"Hay Burung Gereja asik makannya," sapa Burung Kutilang.

"Iya. Banyak beras di sini. Aku senang memakannya. Karena ada manusia yang lalai karung yang membawa beras bocor jadi berhamburan di pinggir jalan," kata Burung Gereja.

"Aku boleh memakan beras yang berceceran di pinggir jalan ini?" kata Burung Kutilang.

"Silakan. Aku tidak akan habis memakannya beras yang berceceran di pinggir jalan," kata Burung Gereja.

"Asik makan deh," kata Burung Kutilang yang senang.

Burung Kutilang memakan beras yang berhamparan di tanah. Burung Gereja pun terus memakan beras itu sampai perut kenyang banget.

"Aku berhenti. Aku kekenyangan," kata Burung Gereja.

Burung Kutilang terus memakan beras sampai kenyang banget.

"Aku juga kenyang," kata Burung Kutilang.

Burung Kutilang dan Burung Gereja memutuskan pergi dari situ karena sudah kenyang. Kucing mengincer Burung Kutilang dan Burung Gereja dan gagal menangkapnya karena keburu kedua Burung terbang kelangit.

Burung Kutilang terbang di langit luas bersama Burung Gereja. Tapi Burung Gereja ada urusan yang lain jadi jalur terbangnya pun berubah. Burung Kutilang pun terbang menuju tempat yang ramai di sebuah pemakaman dan hinggap di batang pohon kamboja. Melihat dengan seksama ulah manusia di pemakaman si Burung Kutilang. Tahu-tahu di sebelah Kutilang ada Burung Perkutut. Burung Kutilang pun kaget dan berkata "Sejak kapan kamu di situ Burung Perkutut?".

"Dari tadi. Kamu aja baru sadar," kata Burung Perkutut.

Burung Kutilang mulai memperkirakaan kapan Burung Perkutut berada di sampingnya? Ternyata memang Burung Perkutut dari tadi berada di batang pohon kamboja. Burung Kutilang tidak sadar dengan keberadaan Burung Perkutut.

"Iya benar kamu dari tadi pohon kamboja ini," kata Burung Kutilang.

"Aku memang dari tadi di sini melihat ulah manusia yang sedang sibuk menguburkan manusia di pemakaman ini," kata Burung Perkutut.

"Memangnya siapa yang meninggal?" tanya Burung Kutilang.

"Seorang Pahlawan negeri ini. Yang membangun negeri ini demi kemakmuran rakyat di negeri ini," kata Burung Perkutut.

"Oh...begitu. Seorang Pahlawan yang membangun negeri ini. Tapi kematian sudah biasa," kata Burung Kutilang.

"Biasa buat kaum binatang. Tapi tidak biasa buat bagi manusia. Karena yang mengantarkan Pahlawan tersebut ke kuburan untuk di makam dengan layak banyak manusia yang mengiringinya. Tanda bahwa Pahlawan itu banyak berbuat jasa untuk membangun negeri ini," penjelasan Burung Perkutut.

"Oh...begitu. Tapi siapa nama Pahlawan itu yang di semayamkan di kuburan tersebut?" kata Burung Kutilang.

"Aku tidak tahu namanya. Yang aku tahu. Tempat ini adalah tempat yang sering untuk menguburkan para Pahlawan yang telah berjuang membangun negeri demi rakyatnya merasakan kemakmuran dari negeri ini dengan baik," kata Burung Perkutut.

"Oh... begitu," kata Burung Kutilang.

Burung Kutilang dan Burung Perkutut terus saja melihat ulah manusia yang sedang sibuk menguburkan Pahlawan negeri sampai segala prosesi pemakaman yang diadakan selesai juga. Burung Kutilang pun pergi dari situ dengan terbang langit begitu juga dengan Burung Perkutut.

Burung Kutilang terus terbang di langit sambil melihat semuanya dari langit begitu juga Burung Perkutut dan pada akhirnya Burung Perkutut memilih untuk kembali ke sarangnya. Sedang Burung Kutilang masih ingin bermain belum ingin pulang ke sarangnya. Jadi Burung Kutilang mencelok di kadang Burung Dara yang di piara manusia di atas atap rumahnya lantai dua.

"Hay Burung Dara," sapa Burung Kutilang.

"Hay....kawan lama. Burung Kutilang. Ada angin apa kamu main ke sini?" kata Burung Dara.

"Ah biasa...angin persahabatan. Aku main ke sini," kata Burung Kutilang.

"Oh...begitu. Dari mana kamu sehari ini?" kata Burung Dara.

"Dari pemakaman seorang Pahlawan yang membangun negeri ini," kata Burung Kutilang.

"Oh....Pahlawan yang masuk Tv itu. Aku melihatnya saat aku hinggap di atap rumah di ujung sana dan aku melihat di Tv di sebuah warung kopi di mana banyak manusia berkumpul untuk menikmati makanan dan minuman di jual di warung tersebut," cerita Burung Dara.

"Sampai segitunya Pahlawan tersebut di liput oleh para awak media untuk mengantarkannya ke tempat pemakamannya yang layak dan baik di antara para Pahlawan yang telah menduluin sang Pahlawan di kuburkan di pemakaman tersebut," kata Burung Kutilang.

"Ya...begitu lah manusia. Niatnya luhur untuk memberitakan Pahlawan yang telah membangun negeri ini telah meninggal dunia. Yang tertinggal adalah sejarah hidupnya apa saja yang telah di bangun Pahlawan tersebut demi kelangsungan negeri agar rakyatnya menikmati kemakmuran," penjelasan Burung Dara.

"Ternyata Pahlawan tersebut....orang baik dan bijak membangun negeri ini," kata Burung Kutilang.

"Ya...begitulah. Jabatan tertingginya yang pernah Pahlawan tersebut jadi pemimpin negeri ini," kata Burung Dara.

"Maksudnya kamu pemimpin itu adalah Presiden atau Raja?" kata Burung Kutilang.

"Presiden....negeri ini," tegasnya Burung Dara.

"Presiden toh. Sejarah telah mengukir namanya menjadi Pahlawan yang membangun negeri ini dengan pikirannya dan kerja kerasnya demi negeri ini makmur dan sejahtera. Benar-benar orang baik," kata Burung Kutilang.

Burung Kutilang menyelesaikan obrolannya dengan Burung Dara untuk pulang ke sarangnya karena hari memang menjelang malam. Burung Kutilang terbang kelangit dengan cepat tapi tenang menuju sangkarnya di sebuah pohon yang rindang untuk beristirahat karena seharian beraktivitas demi menjalankan hidup sesuai qodarnya Burung Kutilang.

MAKLUK YANG MENYERAMKAN

Hari memang menjelang malam. Melisa menyelesaikan pekerjaannya berupa tulisan di rumahnya, lalu hendak ke tempat fotocopy untuk mengcopy kerjaannya. Melisa pun berangkat dari rumah menggunakan motornya. Ke sana ke sini fotocopy pada tutup semua.

Melisa tetap usaha mencari fotocopy yang lain yang masih buka. Sampai di ujung seberang tempat fotocopy yang buka. Jadi Melisa fotocopy di tempat tersebut langsung meminta pada tukang fotocopy  mengcopykan kertas yang berisi seluruh tulisan Melisa.

Tukang fotocopy menaruh lebaran kertas di mesin fotocopy dengan jumlah yang telah di tentukan untuk di copykan. Mesin ngadat gitu. Tukang fotocopy mencoba memperbaiki fotocopy dan melisa melihatnya.

Tapi sekilas Melisa melihat sosok makluk halus di samping tukang fotocopy. Melisa pun mengucek-ngucek matanya kalau salah lihat ternyata benar cuma halusinasi saja dan perasaan Melisa lega karena salah lihat. Tukang fotocopy pun melihat hasil fotocopy yang hitam semuanya dan Melisa melihat juga kertas yang di fotocopy hasilnya hitam semuanya.

Lagi-lagi Melisa melihat makluk halus lagi tapi di depan tukang fotocopy. Rasa takutnya muncul dan ingin kabur tapi meminta kertasnya hasil kerjaan sama tukang fotocopy. Ya tukang fotocopy memberikan pada Melisa.

Makluk halus masuk ke dalam tubuh tukang fotocopy dan berubah menjadi makluk yang menyeramkan sekali. Melisa yang ketakutan berteriak "Setan" Segera kabur dengan naik motornya menuju rumahnya.

Esok harinya. Melisa dapet kabar dari para warga yang ngoceh sana sini berdasarkan kejadian yang ada di sekitar lingkungan adahal mengenai tukang fotocopy meninggal gantung diri di tempat ia bekerja. Berdasarkan data temuan oleh polisi. Tukang fotocopy bunuh diri karena patah hati. Sebenarnya Melisa lebih tahu kejadiannya kenapa tukang fotocopy bunuh diri karena di rasukin makluk halus jadi kehilangan jati dirinya.

Semenjak kejadian tersebut tidak pernah lewat daerah tersebut karena ada makluk yang menyeramkan yaitu setan dan juga lebih banyak ke mesjid untuk berlindung agar tidak di serang atau di hantuinya.

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...