Di dalam hutan hiduplah seekor Anak Anjing bersama Ibu Anjing. Anak Anjing lagi asik duduk di depan rumahnya melihat pemandangan yang indah sekali. Sang Ibu menghampiri Anak Anjing yang sedang santai. Dengan penuh perhatian sang Ibu Anjing membawkan makan untuk anaknya. Sepotong tulang yang segar untuk Anak Anjing dibawa dengan mulut sang Ibu Anjing.
“Nak ini makan untuk kamu,” kata Ibu Anjing.
“Ya...bu...terima kasih banyak,” jawab Anak Anjing.
Sang Anak anjing dengan segera menjilati tulang yang lezat tersebut. Dengan cerianya menikmati makan yang disuguhkan Ibunya. Sedangkan Ibu Anjing pergi meninggalkan Anak Anjing di halaman depan rumah sendirian dan masuk ke dalam rumah.
Dari dalam hutan seekor Anjing Hitam dateng dengan sombongnya. Melihat anak anjing sedang asik menyantap makanannya sang Anjing Hitam dateng menghampirinya. Dengan sifat jahatnya Anjing Hitam mengambil paksa makan si anak anjing,. Dengan ber tindak cepat Anjing Hitam membawa lari makan tersebut ke dalam hutan.
Anak Anjing yang tidak punya kemampuan apa-apa itu? menangis sedih karena makanannya di rebut. Sang Ibu Anjing dateng untuk menghampiri anaknya yang menangis sedih.
“Kenapa kamu?” tanya sang Ibu Anjing.
“Heee...makan ku di di rampas Anjing Hitam yang jahat,” kata Anak Anjing sambil menangis.
“Kemana Anjing Hitam itu pergi?” tanya sang Ibu Anjing.
“Hheeeee...ke dalam hutan,” jawab Anak Anjing yang bersedih hatinya.
“Ya..udah ikhlasin aja......mungkin belum rezeki.....Ibu masih bisa memberi mu lagi makan yang baru,” kata sang Ibu Anjing yang bijak.
“Iya...bu....,” jawab Anak Anjing yang penurut.
“Ayo kita masuk ke dalam,” kata Ibu Anjing yang baik hati.
“Iya bu....,” jawab Anak Anjing yang nurut perintah ibunya.
Ibu Anjing dan Anak Anjing masuk ke dalam rumah kebetulan hari mulai sore hari. Sang Ibu Anjing menutup rapat pintu rumahnya. Di dalam rumah Ibu Anjing menyiapkan makan kesukaan anaknya dengan senang hati. Anak Ajing kembali ceria dan menghilangkan kesedihannya karena mendapatkan makan tulang yang enak dan lezat sekali.
Anjing Hitam terus melangkah ke dalam hutan dengan membawa tulang yang ada di mulutnya. Kemudian dengan melihat sekitar hutan Anjing Hitam berjaga-jaga tentang keberadaannya aman atau tidak.
“Kaya aman di sini,” gerutu Anjing Hitam.
Mulai Anjing Hitam menggali tanah dengan cepat dengan menggunakan ke dua kaki depannya.
“Kaya lubang cukup dalam.,” celoteh Anjing Hitam.
Segera Anjing Hitam menaruh tulang hasil rampasan kedalam lubang yang di gali. Dengan cepatnya Anjing Hitam menguburnya. Tetapi dalam kegiatan Anjing Hitam ketahuan seekor binatang di balik semak- semak. Anjing Hitam segera meninggalkan tempat tersebut menjelajahi hutan kembali. Sedang binatang yang bersembunyi di semak-semak meninggalkan tempat tersebut.
Keesokan harinya seekor Anak Anjing Putih sedang asik makan tulang di pinggir hutan. Tiba-tiba dateng Anjing Hitam menghampiri Anak Anjing Putih. Segera merampas tulang yang di nikmati Anak Anjing Putih. Dengan segera Anjing Hitam pergi meninggalkan Anak Anjing Putih menuju ke dalam hutan. Anak Anjing Putih menangis sedih karena kehilangan makanannya. Saat Anak Anjing menangis dateng Anak Anjing lain mendatenginya.
“Kenapa kamu menangis?” tanya Anak Anjing.
“Anu....anu makan ku di rampas oleh Anjing Hitam,” kata Anak Anjing Putih.
“Oh...begitu...kemana Anjing Hitam pergi,” tanya Anak Anjing.
“Ke dalam hutan,” ujar Anak Anjing Putih.
“Ya .....udah coba untuk mengikhlaskan semua kejadian ini. Karena saya juga pernah mengalami hal yang sama,” kata Anak Anjing.
“Ya......saya coba......,” sahut Anak Anjing Putih.
Datenglah seekor Kelinci Coklat di saat ke dua anak anjing mengorbol.
“Sedang apa kalian berdua di pinggir hutan. Kelihatannya ada kesedihan yang mendalam,” tanya Kelinci Coklat.
“Iya Pak Kelinci Coklat........Anak Anjing Putih makannya di rampas oleh Anjing Hitam sama kejadiannya sama dengan masalah yang dihadapi saya kemarin,” kata Anak Anjing.
“Oh begitu .....ngomong-ngomong kemana perginya Anjing Hitam yang jahat itu?,” tanya Pak Kelinci Coklat.
“Ke dalam hutan,” sahut Anak Anjing.
“Ooooooooohhh...begitu...urusan ini segera di tanggulangi karena sudah 2 korban ulah Anjing Hitam yang Jahat,” kata Pak Kelinci Coklat.
Datenglah seekor Kelinci Putih menghampiri mereka semuanya yang sedang asik membahas ulah Anjing Hitam.
“Maaf mengganggu pembicaraan kalian, tetapi saya melihat kegiatan Anjing Hitam mengubur makannya di rampas di sebuah tempat di dalam hutan. Saya bisa menunjukkannya,” kata Pak Kelinci Putih.
“Kebetulan sekali.......ayo kita semua selesaikan masalah ini,” sahut Pak Kelinci Coklat.
Berdasarkan petunjuk Pak Kelinci Putih segera mereka semua mendatengi sebuah tempat di mana Anjing Hitam menguburkan semua rampasannya. Sampai di tempat penguburan tulang segera Pak Kelinci Putih menggali dengan sangat cepat. Lalu menunjukkan tulang-tulang yang di rampas Anjing Hitam kepada Pak Kelinci Coklat dan ke dua anak anjing. Sangking senangnya ke dua anak anjing mendapatkan makan ke sukaannya kembali.
“Bagaimana dengan pelakunya di beri hukuman atau gak?” tanya Anak Anjing Putih.
“Oh malah itu gampang kita urus nanti,” jawab Pak Kelinci Putih.
Pak Kelinci Putih meninggalkan tempat tersebut bersama Pak Kelinci Coklat dan ke dua anak anjing menuju rumah masing menyiapkan rencana jebakan. Saat Anjing Hitam mendatengi tempat menguburin tulang rampasan. Anjing Hitam melihat ada banyak jejak. Mulai Anjing Hitam memeriksanya dengan seksama.
“Haaaaaa.....hilang......,” kata Anjing Hitam yang terkejut.
Anjing Hitam terlihat murung sekali karena kerja kerasnya jadi sia-sia. Anjing Hitam terus melangkah ke pinggir hutan dan bertemu dengan Pak Kelinci Putih.
“Kenapa murung hei Anjing Hitam?” tanya Pak Kelinci Putih.
“Eeeeeeee ......gak...kok...,” saut Anjing Hitam.
“Pasti ada yang hilang ya.....bagaimana rasanya kehilangan barang? Padahal barang tersebut asalnya bukan punya kamukan.......menyesal pun salah arti. Penipu tetap penipu apalagi menipu diri sendiri menjadi sok baik.......kedok aja......... apa yang terlihat suci ternyata kotor ?,”. ledekan Pak Kelinci Putih.
“Brengsek kamu ini.....................mau cari gara-gara.......,” kata Anjing Hitam yang marah.
“Ya bisa di bilang begitu...........pencuri tulang dari beberapa binatang yang lemah,” kata Pak Kelinci Putih.
“Jadi kamu...biang...........nya mengambil rampasan tulang yang saya sembunyikan,” kata Anjing Hitam yang marah.
Anjing Hitam mulai menyerang Pak Kelinci Putih. Dengan kecepatan Pak Kelinci Putih berhasil menghindar. Dengan berlari sekuat tenaga menuju suatu tempat. Anjing Hitam yang marah terus saja mengejar. Pada akhirnya Pak Kelinci Putih terpojok di sebuah pohon yang besar dan tidak mampu menghindari kemarahan Anjing Hitam.
“Eeeeeet....tungggu dulu sebelum melampiaskan semua amarahmu........Anjing Hitam. Lihat sekeliling mu sekarang................,” kata Pak Kelinci Putih.
“Haaaaaaaa.......saya yang terpojok,” kata Anjing Hitam.
“Mereka semua adalah para binatang yang kamu rampas haknya. Pada akhirnya mereka semua bersatu untuk menangkap kamu dan juga untukmemberi balasan dari sakit hati mereka semua,” penjelasan Pak Kelinci Putih.
“Sial.....baget kejebak.......mau gimana lagi iya saya menyerah. Selama ini saya yang berbuat jahat pada setiap binatang di kampung ini,” kata Anjing Hitam.
“Kalau begitu kita beri hukuman biar dia jera dulu,” sahut Pak Kelinci Coklat.
“Setuju............,” kata para binatang.
“Iya itu benar sekali...........yang berbuat kejahatan harus di hukum sesuai dengan hukum yang ada agar tidak lagi membuat kerusakan.....alias jera........karena mengganggu ketertipan umum,” penjelasan Pak Kelinci Putih.
“Itu benar sekali......kalau begitu kita tangkap dia sebagai peringatan bagi makluk yang berbuat jahat,” sahut Pak Kelinci Coklat.
“Setuju.......,” jawab semua para binatang.
Dengan murung Anjing Hitam karena ulahnya ketahuan. Dengan di jaga ketat dengan para binatang, Anjing Hitam mendapatkan sebuah hukuman yang di tentukan di pengadilan para binatang.