Langit sangat cerah sekali dan cukup panas. Burung Kutilang yang bernama Heru terbang dengan baik di aliran udara dan turun di sebuah atap untuk menemui temannya si Kuku yang lagi asik santai.
"Hay..Kuku."
"Cepet juga datengnya....kan baru saya koling pake Hp sudah nyampe...Heru."
"Jangan...guyon...ah kaya manusia saja pake Hp. Janjinya kemarin ya...saya tepatin hari..ini....mempung gak ada kerjaan alias cari burung betina untuk jadi pasangan....Kuku. Masih muda....."
"Ya...saya..tahu...darah muda yang masih bergelora yang ingin cepet kawin dan dapet keturunan. Lengkap deh hidup sesuai dengan suratan takdir....," kata Kuku.
"Kamu bener Kuku...ngomong-ngomong tempat apa ini yang kita dudukin sekarang?" tanya Heru.
"Bandara. Tuh..lihat lebih ke ujung sana ada pesawat terbang....," jawab Kuku sambil menunjuk ke arah pesawat yang berjejer di lapangan yang luas banget.
"Jadi...burung besi toh. Urusan manusia lebih mudah ya pergi ke satu tempat dengan memakan waktu yang cukup singkat dan aman. Kaya kita ini Kuku."
"Iya dan juga pelayanan dan keamanan juga yang baik untuk para manusia yang ingin berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lain dengan kepentingan manusia yang kompleks," tambahan Kuku.
Saat Heru lagi asik ngobrol dengan Kuku. Dateng dengan cepat turun dari langit hendak menanfkap Kuku dan Heru dengan kuku-kuku yang tajam. Untung Heru melihat bayangan dan langsung menjauh dengan menarik Kuku yang tidak sadar kedatangan musuh.
"Hampir saja ke tangkap Black si Burung Elang," kata Heru.
"Saya selamat," saut Kuku.
"Hebat juga bisa menghindari serangan saya dadakan untuk menangkap kalian untuk santap siang," kata Black.
"Kuku...cepat pergi dari sini!" kata Heru.
"Kemana ?" tanya Kuku.
"Kemana saja...yang penting selamat. Oh..ya ke dalam bandara," saran Heru.
"Baik," saut Kuku.
Heru dan Kuku terbang dengan berusaha dengan cepat sekali menjauh dari Black yang mau memangsa mereka berdua.
"Jadi kalian mau lari. Saya kejar kalian sampai sejauh mana kehebatan kalian terbang dengan sayap kecil itu," kata Black.
Black pun terbang sekali kepakan sayap sudah di atas Heru dan Kuku jadi bayang-bayang.
"Bahaya...Black makin dekat," kata Kuku.
"Saya...tahu. Kepakan sayap yang lebih cepat lagi agar bisa menghindari dari bayang-bayang Black," saran Heru.
"Iya," saut Kuku.
Kuku dan Heru mengepakan sayap dengan cepat dan menukik ke bawah dan langsung bergerak ke kanan menuju sebuah celah kecil yang terbuka. Black mengikuti kemana Heru dan Kuku terbang.
Perhitungan tepat Heru dan Kuku masuk ke dalam bandara lewat pintu kaca yang terbuka kecil banget cukup untuk Heru dan Kuku yang terbang beriringan dan setelah itu pintu kaca tertutup lagi.
Sedangkan si Black tidak bisa masuk bandara karena tubuhnya besar dan juga pintu kaca tertutup dan akhirnya menabrak pintu kaca.
"Saya...sial.....di kelabui..oleh dua Burung Kutilang," kata Black sambil jatuh ke lantai.
"Kita berhasil mengalahkan si Black," kata Kuku yang senang.
"Rasano.....makan tuh pintu kaca. Kelenger..kamu Black," kata Heru.
"Iya...rasano...Black kamu cium pintu kaca buatan manusia," kata Kuku yang ikutan.
Heru dan Kuku terbang menuju tempat untuk mencelok dan beristirahat menghilangkan rasa capeknya. Black berusaha menyadarkan dirinya dan bangun dari tempat dia tergeletak di lantai dan meregangkan sayapnya untuk terbang ke langit karen petugas kebersihan bandara mendatangi Black si Burung Elang untuk di usir karena menghalangi jalan untuk keluar masuknya para penumpang pesawat terbang.
Black pun terbang ke langit dan pergi menjauh dari bandara karena gagal menangkap dua ekor Burung Kutilang. Kuku dan Heru mencelok di sebuah langit-langit tinggi dan tak terjamah oleh manusia.
"Nyantai...sambil melihat para manusia..dan juga udaranya dingin," kata Kuku.
"Iya..disini adem ada Ac-nya......saya..ngantuk. Abisnya kelelahan menghindari serangan Black si Burung Elang yang kelaparan," kata Heru.
"Terserah kamu...Heru."
Kuku senang melihat para manusia di dalam bandara. Sedang Heru istirahat dengan tiduran sampai rasa capeknya hilang. Kedua Burung Kutilang terus menerus di dalam bandara karena aman alias tidak ada yang mengganggu. Hari pun menjelang malam lebih tepatnya magrib. Kuku dan Heru keluar dari bandara lewat fentilasi udara yang kain kasanya untuk saringan udara terlepas menuju pulang ke sarang mereka masing-masing yang tidak jauh dari bandara.