Pages

Monday, June 24, 2019

SQUIRREL'S GREATNESS


Pagi yang cerah sekali di pinggir pantai. Tupai keluar dari sarangnya dan melompat ke sebuah  akar pohon yang menggantung dan sambil berteriak "Auoooooo." Tupai berayunan di akar pohon lalu di segera di lepaskan pegangannya. Tupai pun melayang di udara dengan berputar-putar dan turun di pasir putih dengan ke dua kaki belakangnya dengan sempurna dan berkata "Tara."

Tupai langsung murung sekali karena tidak ada satu binatang yang bertepuk tangan menunjukkan simpatik dan jojong dengan kegiatan mereka.

"Bener-bener saya tidak begitu populer," kata Tupai.

Bebek langsung bertepuk tangan untuk Tupai yang telah melakukan atraksi menajubkan di udara. Tapi sayang Tupai tetap murung.

"Telat tahu......Bebek." kata Tupai.

Bebek pun menghentikan tepuk tangannya dan berkata "Kenapa telat?."

"Rasa...senang saya menghilang. Rasa murung saya dateng," kata Tupai.

"Ah..itu...sih derita kamu. Saya sih enggak tuh," kata Bebek.

Bebek meninggalkan Tupai begitu saja. Bebek berjalan menuju pantai dan langsung berenang. Bebek senang sekali main di air laut yang tenang sekali. Tapi Bebek tidak sadar ada Ikan Hiu yang lagi mengintainya dari dalam air. Semua para binatang mulai menyingkir dari air laut menuju pasir putih. Terlihat oleh Tupai dari jauh sirip Ikan Hiu. Tupai Yang khawatir memanggil Bebek agar menyinggkir dari air laut.

Para binatang pun ikutan berteriak supaya Bebek menyingkir dari air laut. Tetap saja Bebek yang lagi hepy tidak menggrubis peringatan orang-orang yang khawatir pada dirinya. Bebek tetap bermain air laut dan berenang ke sana ke sini. Tupai pun langsung bertindak mengambil sebuah akar pohon yang cukup panjang untuk di gunakan menjadi tali dan di gulung dengan baik oleh Tupai. Lalu Tupai mengambil kayu tua. Dengan cepat Tupai membawa 2 benda yang di pegang erat di tangannya.

Tupai mulai berenang menuju Bebek yang sedang bermain air laut. Ikan Hiu menunjukkan dirinya dengan melompat sambil membuka mulutnya lebar penuh dengan gigi yang tajam menuju arah Bebek. Lalu Bebek yang telat sadar karena mau di terkam oleh Ikan Hiu. Dengan cepat Bebek menghindari serangan Ikan Hiu yang mematikan. Serangan Ikan Hiu gagal menangkap Bebek yang lincah. Tetap saja Bebek dalam bahaya masih di air laut. Ikan Hiu terus mengitari Bebek.

Ikan Hiu mulai serangan berikutnya mau menerkam Bebek. Ternyata Tupai bergerak cepat dengan berdiri di atas kayu dan segera melepar tari ke arah Ikan Hiu saat mau menerkam Bebek. Serangan Ikan Hiu gagal di halangi oleh Tupai. Bebek dengan cepat berenang ke tepi pantai langsung menyentuh pasir putih yang lembut.

"Saya selamat," kata Bebek.

Semua binatang bertepuk tangan dan sorak-sorai dengan kehebatan Tupai. Bebek pun bingung dengan ulah para binatang dan membalikkan tubuhnya dan melihat ulah Tupai. Bebek pun bertepuk tangan dengan sorak-sorai yang paling melengking karena kehebatan Tupai berselancar di atas air laut sambil menjinakkan Ikan Hiu yang buas dengan seutas tali dari akar pohon yang mengikat pada mulut Ikan Hiu.

Tupai terus menunjukkan kebolehan atraksinya yang berbahaya di atas kayu dengan terpaan ombak dari air laut. Semua binatang menyukai hiburan yang begitu spektakuler dan melupakan kejadian yang berbahaya. Bebek tambah salut dengan kehebatan Tupai yang benar-benar menajubkan. Ikan Hiu pun keletihan karena di kalahkan oleh Tupai di wilayahnya. Tupai pun melepaskan pegangan di tali akar pohon dan membiarkan Ikan Hiu pergi menuju lautan yang luas. Tupai pun sampai di pinggir pantai dengan ombak air laut yang menerpa kayu.

Turunlah Tupai dari kayu yang di gunakannya untuk berselancar di air laut. Bebek yang bahagia karena nyawa selamat berkat pertolongan Tupai. Di peluknya Tupai dengan erat-erat sama Bebek.

"Terima kasih kawan baik," kata Tupai.

"Iya..tapi jangan kuat-kuat merangkulnya saya tidak bisa bernapas," kata Tupai yang sesak nafas.

"Oh..iya," saut Bebek sambil melepaskan rangkulannya pada Tupai. 

Semua binatang memuji kehebatan Tupai yang berani. Tupai pun menunduk malu karena di puji terus. Bebek malah lebih antusias dari para binatang lain dengan terus pertepuk tangan dan memuji "Kamu hebat Tupai yang pemberani." Tupai pun tambah malu karena pujian terus di lontarkan pada dirinya. Impian Tupai pun jadi kenyataan karena semua para binatang memuji kehebatan dan ketangkasan dirinya.

MONKEY AGILITY


Seekor Kucing sedang main di pinggir pantai. Ombak pun dateng bergulung menuju ke tepi. Kucing terkena cipratan air laut langsung melompat ke samping dan langsung berlari menuju sebuah pohon kelapa. Kucing pun mengatur nafasnya dan kata "Hampir saja terseret ombak."

Monyet pun terkejut ocehan Kucing saat asik membuka buah kelapa dengan taringnya yang tajam. Monyet meninggalkan buah begitu saja dan menghampiri Kucing untuk memastikan omongannya yang ngelantur.

"Kucing apa saya tidak salah dengar..... kamu hampir saja terseret ombak ?" tanya Monyet.

"Iya saya bicara begitu. Kenapa ada yang salah?" kata Monyet.

"Ya enggak sih omongan kamu. Tapi masalahnya bukannya kamu Kucing takut air," kata Monyet.

"Memang saya takut air," kata Kucing.

"Wah benar kamu fobia takut air. Pantes omongan kamu aneh. Cuma ke ciprat air laut kamu sudah lari tunggang langgang," kata Monyet.

"Jangan ngurusin saya yang tidak sempurna ini. Urus saja urusan kamu. Lihat tuh buah kelapa kamu yang di tinggal di bawa lari oleh Ketam," kata Kucing.

"Apa.....?" saut Monyet sambil melihat buah kelapanya sudah di bawa oleh Ketam.

Monyet bergerak untuk mengambil buah kelapanya yang di curi oleh Ketam. Monyet berhadapan dengan Ketam yang memiliki capit yang besar dan kuat. Monyet berusaha mengambi buah kelapa dengan tangan kosong, tapi insting Ketam sangat cepat mau mencapit tangan Monyet.

Sontak Monyet menghindar serangan Ketam. 

"Kacau ini mah saya kalah menghadapi Ketam dengan capitnya yang kuat dan menakutkan," kata Monyet.

"Hey Monyet...lebih baik pergi sana. Kalau tidak saya akan mencapit kamu sampai kamu tidak berkutik!" kata Ketam.

"Dasar ...monsternya para Kepiting  kamu mencoba saya untuk kalah dan mengikhlaskan buah kelapa yang kamu curi dari saya," kata Monyet.

"Itu salah kamu makan di anggurin saja demi urusan yang gak penting sama Kucing," kata Ketam.

"Memang saya salah meninggalkan makan saya begitu saja demi urusan gak penting. Tapi jangan seenak mengambil buah kelapa  yang sudah ada bekas gigitan dan air liur saya," kata Monyet.

"Saya tidak mau tahu penjelasan kamu. Buah kelapa tergeletak begitu saja. Saya lapar...jadi saya ambil saja makan yang nganggur ini," kata Ketam.

"Dasar...binatang pencuri," kata Monyet.

"Masa..bodok. Ini urusan dunia liar. Yang kuat yang menang. Itu lah hukum para binatang. Bukan hukum manusia di mana mereka yang membuat hukum dan mereka juga melanggarnya. Jadi kerjaan manusia banyak sia-sianya dalam menjalankan hidup," kata Ketam sedikit ngelantur.

"Jangan kaitkan urusan binatang dengan urusan manusia. Gak nyambung tahu," kata Monyet.

"Bodok amat semau-mau saya," kata Ketam.

"Dasar binatang egois. Sudah ketahuan mencuri membela diri," kata Monyet.

"Bodok...ini..urusan perut," saut Ketam dan bergerak membawa buah kelapa.

Monyet makin kesal dengan ulah Ketam. Lalu mengambil sebuah kayu, lalu di pukulkan ke arah Ketam. Sontak Ketam langsung menerima serangan kuat dari Monyet. Malah Monyet terkejut sekali karena perisai yang kuat dari tubuh Ketam. Lalu Ketam langsung mematahkan kayu dengan capitnya yang kuat. Monyet sontak ketakutan dengan kekuatan capit Ketam yang kuat sampai mundur beberapa langkah.

"Gila-gila ini...mah menghadapi monster Kepiting yang sukanya makan buah kelapa," kata Monyet. 

Monyet pun tidak kehabisan akal. Lalu Monyet berlari cepat menuju Ketam. Ketika dekat  dengan Ketam langsung melompat ke depan. Sedangkan Ketam terus menerus berusaha mencapit Monyet. Sedikit lengahlah Ketam langsung mengambil buah kelapa dan berlari cepat menuju pohon yang rindang. Ketam pun kecolongan karena kelincahan dan kelicikan Monyet.

"Saya..kalah dengan Monyet dan ia telah membawa lari buah kelapa yang dari tadi saya pertahankan demi mengisi perut saya yang terus bunyi," kata Ketam.

Ketam berjalan menuju hutan karena kalah dengan monyet dan mencari buah kelapa yang lain untuk ia santap untuk menghilangkan rasa laparnya. Sedangkan Monyet bahagia sekali mendapatkan buah kelapanya dan berhasil mengalahkan Ketam dengan capitnya yang sangat kuat. Monyet bergegas membuka buah kelapa dengan penuh bahagia sampai mendapatkan isi buah kelapa yang enak dan segera menyantapnya untuk menghilangkan rasa lapar Monyet.

THE SQUIRREL IS WRONG


Langit yang cerah dan udara lembut menerpa seluruh tubuh Bajing saat berdiri di pinggir pantai. Bajing melihat obak air laut yang menggulung tinggi. Bajing pun langsung naik ke sebuah pohon kelapa dengan sangat cepat. Bajing pun sampai pucuk pohon kelapa berusaha memetik buah kelapa dan di jatukan ke pasir putih. Tapi Bajing tidak tahu kalau Orang Hutan lagi di bawah pohon kelapa.

Orang Hutan tertimpa buah kelapa sampai pingsan. Bajing khawatir dengan Orang Hutan segera turun dari pohon kelapa dengan cepat. Terlihat Orang Hutan terkapar di pasir putih tidak bergerak sedikit pun pada hal Bajing segala cara untuk membangunkan si Orang Hutan.

Bajing dengan menunduk dan bersedih hati karena telah membunuh Orang Hutan. Mulai membuat penghormatan terakhir untuk Orang Hutan dengan mengumpulkan bunga-bunga di pesisir pantai. Orang Hutan tertimbun oleh bunga-bunga yang di kumpulkan Bajing. Dateng seekor Domba yang kelaparan sekali. Tanpa berpikir panjang Domba memakan bunga-bunga yang menutupi tubuh Orang Hutan.

Bajing pun sangat marah sekali dan berkata "Hei Domba kenapa kau makan bunga-bunga ini?."

Domba pun menjawabnya "Saya lapar sekali." 

"Kalau kamu lapar biasanya makan rumput aja...kok makan bunga-bunga ini yang di gunakan untuk penghormatan terakhir Orang Hutan," kata Bajing.

"Saya lapar. Jadi saya mau makan apa pun itu urusan saya?. Bukan urusan kamu!" kata Domba.

Bajing pun bingung menghadapi Domba yang semaunya. Akhirnya Bajing tetap dengan rencananya mengumpulkan banyak bunga-bunga di sekitar pesisir pantai untuk kematian Orang Hutan. Domba pun akhirnya kenyang sekali dengan memakan bunga-bunga langsung istirahat tidur-tiduran di sebelah Orang Hutan.

Bajing pun terus mengumpulkan bunga-bunga yang banyak sampai keletihan. Eee ternyata Orang Hutan bangun dari pingsannya dan melihat tubuhnya di tutupi banyak bunga-bunga.

"Ada perayaan apa ya?" kata Orang Hutan.

Domba sedikit terkejut dengan Orang Hutan yang bangun dari kematiannya.

"Loe bukannya..kamu ini sudah mati," kata Domba.

"Mati...siapa yang mati saya masih hidup," kata Orang Hutan.

"Kata Bajing. Makanya susah payah ia mengumpulkan bunga untuk menghormati kamu yang meninggalkan dunia ini," kata Domba.

"Saya..baru ingat. Saya tertimpa buah kelapa saat berdiri di bawah pohon kelapa. Makanya saya pingsan," kata Orang Hutan.

"Pantes kalau begitu. Kamu di anggap mati sama Bajing," kata Domba.

Bajing melihat Orang Hutan hidup sangat senang dan berlari cepat memeluknya.

"Orang Hutan maafkan saya yang membuat mu terluka karena buah kelapa membentur kepala kamu," kata  Bajing.

"Eeeee..pantes..ke timpa buah kelapa yang jatuh dari pohonnya. Otomatis pingsan Orang Hutan. Untung saja gak mati," saut Domba.

"Bajing saya maafkan...karena kamu tidak sengaja. Lain kali lebih hati-hati dalam bertindak dalam hal memetik buah kelapa," kata Orang Hutan.

"Iya.....," saut Bajing.

Bajing bergerak cepat mencari buah-buah di pesisir pantai untuk Orang Hutan tanda maaf dan rasa bahagianya karena Orang Hutan tidak jadi mati. Orang Hutan menerima niat baik dari Bajing. Domba seperti biasa cuma nimbrung aja makan buah-buahan yang di kumpulkan Bajing. Orang Hutan pun tidak peduli dengan ulah Domba yang rakus makan. Orang Hutan pun memakan buah-buahan yang di bawakan Bajing dengan susah payah dan melupakan kejadian yang tidak di sengaja.

DEWA ATAU JIN


Siang begitu cerah di suatu daerah. Suasana kehidupan manusia tenang dan damai sekali. Tapi tiba-tiba tanah bergetar begitu hebat sekali sampai bangunan roboh. Manusia keluar dari bangunan-bangunan yang di buatnya untuk menyelamatkan diri. Anak kecil yang bernama Dewa turun dari langit untuk melihat semua kejadian bencana alam. Dewa terus melangkah dengan kaki kecilnya melihat kehidupan manusia yang di uji.

Sampai Dewa pun menyaksikan para wartawan sibuk merekam kejadian bencana alam untuk jadi berita utama. Dewa terus berjalan cepat ke sebuah rumah sakit di mana para dokter dan suster menyelamatkan pasiennya. Dewa tetap hanya memperhatikan dengan seksama.

Dewa pun melangkah dengan cepat di kerumunan manusia di lapangan sambil berdoa agar terhindar dari bencana. Dewa pun terus melangkah lagi sampai melihat seorang wanita yang cacat tangannya dan berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan di sebuah pohon. Tapi guncangan makin hebat sekali sampai pohon roboh dan mau menimpa wanita yang cacat. Dengan cepat Dewa dateng membawa wanita cacat menghindari dari robohnya pohon.

"Saya selamat ya Tuhan," kata wanita yang cacat.

Dewa pun menjauh dari wanita cacat. Tapi ternyata wanita cacat bisa melihat Anak kecil berbaju dan bercelana putih. Langsung bergerak wanita cacat menghampiri Anak kecil. Lalu Anak kecil pun berdiri diam saja karena di halangi oleh wanita cacat.

"Jangan-jangan kamu yang telah menolong saya," kata wanita cacat.

"Saya memang menolong anda. Tapi kenapa anda bisa melihat saya?. Pada hal saya dari tadi mondar- mandir tidak ada manusia pun bisa melihat saya," kata Anak kecil.

"Masa...ia," kata wanita cacat.

Lagi-lagi tanah bergetar. Wanita cacat berusaha bertahan berdiri di tanah dengan tegap. Tapi tetap saja sempoyongan dan terus berdoa meminta pertolongan pada Tuhan. Anak keci hanya terdiam saja dan tidak terpengaruh oleh getaran tanah karena melayang di udara. Sampai akhirnya tanah berhenti bergetar.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Anak kecil.

"Saya tidak apa-apa? Tuhan selalu bersama saya," kata wanita cacat.

"Oh..begitu. Kalau begitu saya permisi dulu," kata Anak kecil.

"Silakan," kata wanita cacat.

Dewa langsung bergerak cepat sampai tidak bisa di lihat oleh mata wanita cacat.

"Astaga......tuh Anak kecil...bergeraknya sangat cepat..seperti bukan manusia saja. Jangan-jangan Jin," kata wanita cacat sambil berlari meninggalkan tempat kejadian menuju rumahnya.

Dewa terus melangkah sampai di sebuah kota yang sedang perang berkecamuk. Dewa hanya diam saja melihat sampai ke hancur berantakan. Dewa pun melangkah lagi ke suatu tempat yang cukup menarik di sebuah stadion olah raga. Dewa duduk di antara kerumunan manusia. Dewa pun senang sekali dengan pertandingan sepak bola. Terlihat dengan jelas di ke dua tempat duduk para pemain dan ke dua pelatih berdoa agar menang dalam pertandingan sepak bola.

Dewa pun mencoba mendekati salah satu banggu pemain.Tapi seorang pemuda menegur Dewa.

"Anak kecil tidak boleh di sini. Menggangu kami yang sedang bertanding demi diri, keluarga, bangsa dan negara," kata pemuda.

"Saya tahu..tapi saya ingin melihat lebih jelas. Tapi kenapa anda bisa melihat saya?" kata Anak kecil.

"Masa ia," kata pemuda yang sedikit terkejut.

Pemuda pun memperhatikan sekitarnya. Ternyata semua orang tidak bisa melihat Anak kecil dan pemuda pun di anggap ngomong sendiri. Pemuda makin ketakutan sekali.

"Jangan-jangan kamu setan," kata pemuda.

"Saya bukan setan, tapi Dewa," kata Anak kecil.

"Dewa..kaya cerita peradapan masa lalu," kata pemuda.

"Ya..begitulah semua manusia menulis saya," kata Anak kecil.

"Jangan-jangan kamu..ini Jin," kata pemuda.

"Bisa di bilang begitu sih," kata Anak kecil.

"Kalau Jin ada yang baik dan ada yang jahat. Kalau begitu kamu di golongkan baik. Kalau yang jahat seperti apa?" kata pemuda.

"Ya seperti setan. Saya akan tunjukan di lapangan sepak bola ini banyak setan berkeliaran," kata Anak kecil.

"Emangnya bisa," kata pemuda.

"Bisa," saut Anak kecil.

Dewa langsung menggunakan kemampuannya membuka penglihatan pada sang pemuda. Tercenganglah pemuda melihat setan yang berdampingan dengan manusia di lapangan sepak bola. Pemuda pun ketakutan sekali sampai-sampai pelatih pun di dekati setan agar mengarahkan pemainnya untuk menang dengan cara kotor.

"Anak kecil...saya tidak mau melihat semua yang menakutkan ini!" kata pemuda.

Dewa pun menutup lagi penglihatan pemuda dengan kemampuannya. Pemuda kembali melihat dengan normal. 

"Jadi selama ini kami manusia berdampingan dengan setan," kata pemuda.

"Ya...jelas sekali. Karena banyak manusia menghancurkan dunia ini karena setan ikut campur," kata Anak kecil.

"Jadi begitu. Tapi ngomong-ngomong kami berdoa  untuk menang kenapa tidak di kabulkan oleh Tuhan malah kami terdesak oleh pemainan lawan?" tanya pemuda.

"Semua orang berdoa untuk menang di pertandingan sepak bola. Tapi Tuhan sudah tahu awal dan akhir. Karena Tuhan adalah suratan takdir. Tuhan itu maha adil," kata Anak kecil.

"Oh..begitu," kata pemuda.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Anak kecil.

"Silakan," saut pemuda.

Dewa pun bergerak cepat dan melompat ke langit. Lalu Dewa pun tidur-tiduran  udara sambil melihat kota yang cantik yang terus di bangun oleh manusia.

DEWA


Seorang anak kecil bangun dari tidurnya dan melihat langit yang cerah sekali. Anak kecil berjalan-jalan di atas rerumputan dan langsung melompat ke langit dan melayang di udara. Terlihat oleh matanya banyak manusia yang sibuk berkumpul di lapangan. Anak kecil merasa bingung yang di perbuat oleh semua manusia tersebut. Kemudia anak kecil turun dengan dari langit dan berbaur dengan banyak manusia.

Anak kecil pun ikutan apa yang di kerjakan manusia sampai di pun mengerti apa yang di kerjakan dengan ucapan dari salah satu pemimpin yaitu " sholat Idul Adha di mulai." Anak kecil dengan polos terus ikut sholat sampai selesai dan mulai pemimpin memberikan sebuah nasehat kepada manusia yang lain.

Anak kecil tetap mendengarkan dengan seksama ocehan pemimpin. Sampai akhirnya bubar semua manusia dari lapangan kembali ke rumah masing-masing. Anak kecil diam di antara kerumunan dan berkata "Benar-benar umat manusia yang taat ibadah."

Anak kecil berjalan terus dan menghilang dari ke rumunan dengan melompat ke langit. Melayang lah anak kecil di udara melihat manusia yang menarik seekor sapi  ke suatu tempat. Anak kecil tertarik dan turun dari langit langsung berbaur dengan lingkungan. Sapi pun mulai di jatuhkan di tanah dan salah satu orang yang membawa golok menebas leher sapi, tapi sebelumnya baca doa dulu sebelum mencabut nyawa sapi.

Anak kecil terus merasa heran dan bingung dengan ulah manusia dengan segera pergi dan melompat ke langit. Melayanglah anak kecil di udara sampai di suatu tempat kumuh sekali. Turunlah anak kecil dari langit dan melihat lingkungan yang kumuh. Ternyata manusia banyak menderita kelaparan dan sakit. Anak kecil tambah bingung sekali. Lalu tiba-tiba ada seorang yang bertengkar dangan orang lain demi uang sampai meninju orang tersebut.

Anak kecil tambah bingung lagi. Maka dia pun langsung pergi dan melompat ke langit. Melayanglah anak kecil di udara. Sampai terlihat dari udara pemandangan kota yang lagi proses pembangunan. Anak kecil pun berkata "Bagus ya buatan manusia." Anak kecil terus melayang di udara sampai melihat seorang melihat pemuda  yang sedang memandangin langit.

Anak kecil pun turun dari langit dan mendekati pemuda yang lagi asik memandangi langit sampai-sampai anak kecil pun ikutan. Akhirnya sang pemuda pun sadar melihat anak kecil berdiri di sebelah kanannya.

"Nak....kenapa kamu ikutan melihat langit seperti saya?" tanya pemuda.

"Kamu bisa lihat saya," kata Anak kecil.

"Iya..saya bisa melihat kamu Anak kecil," kata pemuda.

"Aneh......padahal selama ini tidak ada satu makluk pun bisa melihat saya," kata Anak kecil.

"Masa....saya bisa melihat jelas kamu dengan pakaian dan celana putih," kata pemuda.

"Benar-benar manusia yang mampu melihat saya. Berarti kamu manusia yang terpilih untuk bisa melihat saya," kata Anak kecil.

"Maksudnya ?" tanya pemuda.

Anak kecil langsung melompat di langit dan melayang di udara. Pemuda pun terkejut sekali.

"Hantu......," teriak pemuda.

Anak kecil mendengar teriakan pemuda pun terkejut sekali. Pemuda yang mulai ketakuatan berlari dengan cepat. Anak kecil mengikutinya sampai turun di depannya pemuda tersebut. Sangking terkejutnya pemuda berdiri dengan diam seribu bahasa.

"Saya bukan hantu," kata Anak kecil.

"Kalau bukan hantu. Kanapa kamu bisa melayang di udara?" kata pemuda.

"Saya juga bingung. Dari dulu sampai sekarang saya ya begini-begini saja. Tidak satu pun makluk bisa melihat saya. Cuma kamu. Tapi kalau saya ingat pada masa peradapan di mulai saya memang pernah di puja di anggap Dewa," kata Anak kecil.

"Dewa...atau jangan-jangan Jin," kata pemuda.

"Bisa ....jadi," saut Anak kecil.

"Kalau kamu Dewa bisa gak mengabulkan permintaan saya!" kata pemuda.

"Bisa...bilang saja," kata Anak kecil.

"Saya ingin berkuban hari ini seperti orang -orang mampu. Jadi munculkan uang untuk membeli kambing yang layak untuk jadi hewan kurban," kata pemuda.

"Hanya uang saja," kata Anak kecil.

"Iya..uang," saut pemuda.

"Baiklah.....," kata Anak kecil.

Dengan sekejab uang di munculkan di tangan Anak kecil. Sampai-sampai pemuda bengong. Lalu Anak kecil menyerahkan uang kepada pemuda. Dengan senangnya pemuda mendapat uang.

"Terima kasih Anak kecil," kata pemuda.

"Iya..sama-sama," jawab Anak kecil.

"Saya..akan membeli hewan kurban di mang Diman. Eh ternyata kamu benar-benar Dewa," kata pemuda.

"Kalau begitu saya permisi dulu," kata Anak kecil.

"Iya," saut pemuda.

Anak kecil meninggalkan pemuda dan melompat ke langit. Melayanglah Anak kecil di udara. Pemuda melihat Anak kecil terbang di udara sampai tidak terlihat lagi. Lalu sang pemuda melaksanakan niatnya untuk berkurban. Dengan cepat pergi ke tempat penjual kambing dan membeli kambing, lalu di bawa dengan cepat ke mesjid untuk di sembelih.

Anak kecil terus terbang di udara  berhenti di suatu tempat yang indah di puncak gunung. Anak kecil terus melihat keindahan pemandangan sekitar sampai langit berubah menjadi gelap.

SQUIRREL IGNORANCE



Seekor Tupai bernama Alex berlari cepat menuju sebuah kandang Kucing yang bernama Tom. Pada saat itu Tom lagi asik santai tidur siang. Alex yang nakal meledek Tom agar keluar dari kandangnya dengan menaruh mainan daging dan di ikat tali, tak lupa di beri bubuk perasa daging agar Tom mencium bau daging segar. Alex pun bersembunyi di balik pot bunga.

Tom mulai mencium bau enak di aliran udara. Tom bangun dari tidurnya sambil molet-molet tubuhnya. Tom pun membuka kandang dan langsung keluar. Terlihat mata Tom daging dan bau yang segar. Air liur Tom mengalir deras sekali menetes ke lantai. Tom mulai bergerak menyentuh daging dengan tangannya. Ternyata Alex menarik benangnya sambil tertawa geli. Daging bergerak dan Tom terus mengejarnya sampai dapat. 

Akhirnya Tom menabrak pot bunga sampai benjol. Alex terus ke tawa dengan ulah Tom yang bodoh dapet di tipu. Tapi Tom mendengar tertawa Alex yang mulai memekakan telinga. Tom pun marah besar sampai kepala berubah menjadi seperti gunung merapi yang memuntahkan lahar yang panas. Alex pun tahu Tom marah besar karena di permainkan. Dengan secepat kilat Alex berlari menjauh dari Tom yang marah. 

Tom terus mengejar Alex sampai masuk ke dalam sarangnya di sebuah pohon. Tom pun mencoba mendobrak pintu masuk rumah Alex, tapi ternyata sangat kuat sekali pintu rumahnya Tom turun dari pohon dengan kesal sekali, lalu mengambil sebuah gergaji mesin di gudang. Tom menghidupkan gergaji mesin dan langsung menebang pohon. Tumbanglah pohon tempat tinggal Alex. Kemudian Alex mengeluarkan bendera putih tanda menyerah.

Ternyata seorang manusia yang bernama Abraham berdiri di belakang Tom. Dengan marah Abraham sekali  sampai kepalanya berubah menjadi gunung merapi yang mengeluarkan lava yang panas. Tom sangat ketakutan dengan majikannya sambil menaruh gergaji mesin di tanah dan lalu mencium kaki Abraham tanda meminta pengampunan. Tapi Abraham terlanjur marah sekali dan memegang bagian leher dan badan Tom lalu di bawa ke tempat sampah.

"Jangan masuk rumah!" kata Abraham.

Tom sadar dengan kemarahan majikan yang membuangnya ke tempat sampah. Tom murung di dalam tempat sampah. Alex merasa bersalah dengan kejailannya. Alex pun memberanikan diri untuk mendekati Tom dan berusaha membujuknya untuk berbaikan. Tom pun menerima niat dari Alex. Setelah itu Alex mengajak Tom untuk pindah tempat yang cukup nyaman di sebuah restoran. Tom pun bahagia tinggal di tempat baru walau pun hanya di dekat tempat sampah dan berterima kasih sama Alex di beri tempat tinggal baru.

Alex pun meninggalkan Tom yang lagi asik makan enak menuju pohon di taman dan langsung bersantai di sarang yang baru. Pada hal sebenarnya Alex tinggal bersama Tupai betina yang bernama Yulia. Alex pun hidup bahagia dengan Yulia dan berusaha meninggalkan kebiasaannya yang jail yang dapet merugikan makluk yang lain.

BUTTERFLY


Sebuah hutan belantara yang sunyi senyap. Seekor Ulat sibuk membuat kepompong untuk bermetamorfosis di sebuah ranting pohon. Ketika rajutannya selesai si Ulat mencoba untuk masuk ke dalam kepompong. Tapi karena tubuhnya terlalu gemuk. Si Ulat pun terjatuh dari ranting pohon  beserta rajutan kepompongnya membentur tanah.

"Aduh...sakit banget," kata Ulat menahan sakitnya.

Ulat langsung membereskan rajutan kepompongnya berjalan menuju tempat yang lebih baik untuk bermetamorfosis. Tapi di tengah jalan Ulat melihat seekor burung terbang di langit. Bayangan burung yang tercipta karena sinar matahari bergerak mendekati Ulat.

Timbullah perasaan takut Ulat sambil bersembunyi di balik batu. Setelah bayangan burung pergi jauh. Ulat mulai memakai rajutan kepompongnya untuk bermetamorfosis. Tapi karena Ulat terlalu gemuk sekali rajutan kepompongannya jadi tidak cukup alias sempit.

Ulat terus memaksakan dirinya untuk masuk ke dalam rajutan kepompong. Lalu melintaslah dua ekor Kumbang dan melihat Ulat yang lagi dalam kesusahan. 

"Kita tolong si Ulat yang kesusahan itu!" kata Kumbang berwarna merah.

"Ayo," saut Kumbang berwarna hijau.

Ke dua Kumbang mendekati si Ulat yang lagi kesusahan masuk ke dalam rajutan kepompongnya. Kumbang hijau yang tubuhnya lebih besar langsung menolong si Ulat dengan sekuat tenaga memasukannya ke dalam rajutan kepompong. Ulat senang di tolong oleh si ke dua Kumbang.  Akhirnya berhasil si Ulat masuk ke dalam ke rajutan kepompong. Kemudian si Kumbang merah mengikat ujung rajutan yang telah tertutup rapih dan di lempatnya tali ke sebuah ranting pohon. Kemudian Kumbang hijau menangkap tali. Dengan cepat di tarik oleh Kumbang hijau. Kumbang merah pun ikutan menarik tali. Kepompong tergantung di sebuah ranting.  Tali pun di ikat di pada ranting dengan kuat sekali.

Setelah itu ke dua Kumbang pun pergi meninggalkan kepompong begitu saja dan melanjutkan aktivitas mereka. Waktu terus berjalan sesuai siklusnya. Pada saat ke dua Kumbang melintas lagi di tempat kepompong tergantung di ranting. Dengan seksama ke dua Kumbang melihat ulat keluar dari kepompongnya menjadi seekor makluk yang cantik terlihat dari sayapnya yang warna-warni.

"Waw..cantiknya," kata Kumbang hijau.

"Iya..cantik......ya," saut Kumbang merah.

Ulat berhasil menjadi Kupu-Kupu yang cantik sekali. Kupu-Kupu pun mulai terbang ke langit dengan mengepakan sayapnya. Ke dua Kumbang melihat pertunjukan yang cantik itu. Kupu-Kupu senang dengan dirinya yang berhasil terbang di langit. Tiba-tiba seekor burung dateng melintas di daerah itu dan menangkap si Kupu-Kupu yang cantik dengan ke dua kakinya.

Kupu-Kupu sekejap tercengkram sangat kuat oleh burung sampai mati dan di bawa pergi menjauh dari area tersebut. Ke dua Kumbang pun hanya bisa melihatnya. Lalu si Kumbang merah berkata "Siklus kehidupan." 

Mendengar ocehan si Kumbang merah, lalu Si Kumbang hijau pun menyaut dan berkata "Nyawa makluk hidup siapa yang tahu?." Kumbang merah malah terkejut dengan perkataan si Kumbang hijau dan sambil menundukkan kepala.

"Hanya Tuhan yang tahu....hidup  semua  makluk mau kemana arahnya," kata Kumbang merah.

"Tuhan...adalah jawaban dari kehidupan ini," kata Kumbang hijau sambil menundukan kepala. 

Setelah itu ke dua Kumbang pun meninggalkan tempat tersebut dan menjalankan aktivitas seperti biasanya. Kepompong yang kosong tergantung di ranting pohon di tiup oleh udara yang lebut dan sejuk.

MONGOOSE


Malam makin larut sekali. Bergerak 2 ekor Luwak keluar dari serangnya untuk mencari makan. Luwak yang berekor merah yang bernama Lang mencium suatu yang enak di aliran udara. Sedangkan Luwak yang berekor hitam bernama Lung lagi ingin memetik buah yang masih hijau. Lang pun bergerak menuju bau harum buah yang matang. Tapi ternyata adiknya Lang bukan mengikutinya malah asik makan buah yang mentah. 

Lang langsung bergerak kembali menegor adiknya "Jangan makan buah kopi yang mentah itu gak enak tahu."

Lung pun memutahkan semua buah kopi yang di makannya dan berkata "Kak saya kelaparan jadi makan buah kopi yang mentah." 

"Cium..bau..buah kopi yang matang dari aliran udara malam ini," kata Lang.

"Emmmm..enak..buah kopi yang matang," kata Lung.

Lang dan Lung bergerak dengan cepat menuju sebuah pohon kopi yang buahnya matang. Tapi ternyata banyak jebakan yang di pasang oleh manusia yang mengelola kebun kopi yang bernama Pak Tino. Dengan lihainya Lang berhasil menghindari jebakan  yang di pasang. Sedangkan seperti biasa perut Lung yang kelaparan memetik buah kopi yang mentah dan memakannya. Mau gak mau Lang kembali menegur adiknya yang bodoh. Lung kembali memuntahkan buah kopi yang masih belum matang.

Akhirnya sampai di pohon kopi yang buahnya matang. Lang langsung memanjatnya dengan cepat begitu juga dengan Lung. Lang langsung memetik satu buah kopi yang matang dan mencium bau harumnya. Tapi ternyata Lung seperti biasa langsung memakan  buah kopi yang matang dengan lahapnya. Lang senang melihat hoby makan adiknya yang ke lewat batas. Barulah Lang mulai memakan buah kopi yang matang sampai perutnya kenyang. 

Tapi ternyata Pak Toni mengawasi kebun kopinya. Ternyata Pak Toni melihat gerakan yang aneh pada pohon kopi yang matang. Dengan menggunakan seter untuk memeriksa apa yang terjadi pada pohon kopi?. Pak Toni kaget bukan main yang memakan buah kopinya adalah  2 ekor Luwak liar. Dengan alat  seperti tongkat tapi ujungnya di pasang jaring.

Pak Toni mulai memburu Luwak yang lagi asik makan buah kopi yang matang. Lang dan Lung merasakan kehadiran manusia dengan instingnya. Langsung lompat Lang dan Lung dari pohon kopi. Pak Toni mengejar Luwak dengan sangat cekatan. Tapi ternyata Lang dan Lung lincah sekali. Sampai-sampai Pak Toni terpeleset dan jatuh di tanah.

Lang dan Lung berhasil kabur dari inceran pemilik kebun kopi. Lang dan Lung mencari pohon kopi yang matang lainnya karena perut mereka belum kenyang. Pencarian dengan seksama di malam yang gelap. Dengan penciuman tajam Lang akhirnya mendapatkan pohon kopi yang buahnya matang. Tapi lagi-lagi Lung bikin ulah malah mengincar Anak Ayam sedang bertengger di pohon kopi. Lung yang kelaparan menangkap Anak Ayam hendak mau memakan anak Ayam yang di cengkramnya.

Lang pun mendekati adiknya Lung dan menegurnya "Jangan makan Anak Ayam."

"Tapi saya lapar Kakak," kata Lung.

"Lepaskan Anak Ayam itu!" perintah Lang.

"Baik...Kakak. Sana pergi Anak Ayam," kata Lung.

"Hore...saya selamat. Tidak jadi makan oleh Luwak yang jahat dan buas," kata Anak Ayam.

Anak Ayam langsung berlari dan terbang menuju pohon yang cukup rindang untuk bertengger dan tidur. Lang dan Lung bergerak menuju pohon kopi yang matang. Sedangkan Pak Toni masih saja mencari Luwak  di  malam yang gelap. Lung yang sedikit ceroboh terjebak oleh jebakan pemilik kebun. Lang langsung bergerak menolong Lung dalam kesulitan. Ternyata Pak Toni si pemilik kebun kopi malah mengetahui keberadaan Luwak yang terjebak di sebuah sangkar jebakan.

Lang pun gagal menolong adiknya. Pak Toni membawa Luwak yang terjebak di dalam sangkar ke rumahnya. Lang pun gak abis pikir dengan kebodohan adiknya yang terjebak dalam sangkar jebakan. Lang terus mengikuti langkah pemilik kebun kopi sampai di rumahnya. 

Terlihat oleh Lang si pemilik kebun kopi sedang memindahkan Lung ke sangkar yang lebih besar. Lang khawatir banget dengan adiknya. Dengan berlari cepat sekali Lang menghampiri sangkar yang mengurung Lung. Ternyata khawatir Lang salah besar. Lung malah asik makan buah kopi yang enak dan matang di dalam sangkar yang besar. 

"Lung sudah kenyang makannya?" tanya Lang.

"Sudah..Kakak," jawab Lung.

Mulai Lang melepaskan Lung dari sangkar dengan membuka grendel pintu masuk sangkar dengan pelan-pelan. Akhirnya pintu sangkar terbuka. Lung pun keluar dari sangkar yang mengurungnya. Lang dan Lung berlari dengan cepat meninggalkan rumah pemilik kebun dan kembali ke sarangnya. Tapi namanya Lung tetap membawa bekal untuk makan di sarangnya yaitu buah kopi matang dan enak. Lang yang keletihan mencari makan akhirnya tidur nyeyak di sarangnya di atas pohon yang rindang. Setelah makan buah kopi matang dan enak langsung Lung mulai mengantuk dan tidur di sebelah Kakaknya.

RAT ACTION


Seorang gadis kecil yang bernama Alice sedang duduk di sofa ruang tengah sambil makan kue yang enak buat Ibunya. Alice tidak sengaja menjatuhkan kuenya  ke lantai hendak masuk ke dalam mulutnya. Alice yang lugu mau mengambil kuenya yang jatuh di lantai. Tiba -tiba muncul seekor Tikus yang bertubuh besar mau menggigit tangan Alice saat mau mengambil kuenya di lantai.

Sangkit terkejutnya Alice langsung mundur satu langkah dan sambil berteriak keras "Tikus." Sang Tikus langsung menutup telinga dengan kaki depannya karena suara Alice yang melengking memekakkan pendengaran Tikus, lalu berkata "Berisik tahu." Alice pun terkejut dan menghentikan teriakannya dan mengambil sebuah sapu untuk memukul Tikus.

Tikus pun mulai antifasi serangan Anak manusia. Tikus menunjukkan kehebatan gerakan silatnya. Alice tidak peduli dengan Tikus yang aneh. Tetap saja memukul dengan gagang sapu. Tikus pun menghindari serangan Alice berkali-kali. Ketika ada kesempatan Tikus melompat dan berlari cepat di tongkat kayu mengarah ke tangannya Alice yang menggenggap gagang sapu dengan sangat erat. 

Alice yang ketakutan melepaskan gagang sapu ke lantai. Lalu Tikus pun bermanufer yang cantik dengan menolak dan berputar di udara dan turun ke lantai dengan 2 kaki belakangnya. Alice yang ketakutan meninggalkan ruang tengah. Tikus berjalan dengan santai menuju kue tergeletak di lantai. Saat Tikus mau memakan kue dateng seekor Kucing mau menerkamnya.

Dengan instingnya yang tajam Tikus dapat menghindari serangan Kucing. 

"Hebat juga Tikus bisa menghindari serangan saya," kata Kucing.

"Begitulah. Karena saya banyak berlatih silat," kata Tikus sambil menunjukkan beberapa gerakan silat.

"Boleh juga gerakan silat mu Tikus. Mau jadi jagoan di daerah sini?" kata Kucing.

"Ah..gak juga cuma cari makan dan mempertahan diri dari serangan musuh yang kuat," kata Tikus.

"Oh...begitu. Saya akan mulai serangan berikutnya," kata Kucing.

"Saya siap," kata Tikus.

Kucing menyerang dengan terkaman yang cukup akurat dan mematikan. Tikus tahu serangan Kucing berbahaya. Dengan cepat Tikus dapet menghindari serangan Kucing. Tapi namanya predator menyerang dengan membabi buta. Tikus mulai terjebak di pinggir dinding. Kucing mulai mengeluarkan cakarnya dengan kaki depannya sebelah kanan. Tikus berusaha menghindar cepat. Tapi naas Tikus terkena cakar bagian perut dan terpental ke pojokan lemari.

Kucing mulai menyerang kembali dengan cakar lagi. Dengan cepat Tikus masuk ke dalam kolong lemari dan bersembunyi dan mengatur nafasnya.

"Hampir mati saya," kata Tikus.

"Tikus yang sok berani sekarang malah bersembunyi di balik lemari. Dasar pengecut," kata Kucing.

"Saya tidak pengecut. Hanya saja menghindari kematian," kata Tikus.

Alice pun masuk kembali ke ruang tengah dan melihat Kucing yang sedang mencakar-cakar lemari di sisi dinding. 

"Kucing nakal dan kau rusak lemari itu!" kata Alice.

Alice pun mengusir Kucing di dekat lemari. Kucing di usir majikannya nurut dan bergerak ke luar ruang tengah. Alice mulai mengambil kue di lantai dan dibuang di tong sampah di halaman belakang setelah kembali ke ruang tengah untuk membersihkan lantai dengan dengan kain pel. Tikus yang tahu kue di buang ke tempat sampah langsung bergerak menuju bolongan di balik dinding menuju tong sampah di halaman belakang. Tikus  mulai menjatuhkan sapu  ke arah tong sampah. Tikus mulai memanjat di gagang sapu menuju tong sampah dan melompat masuk ke dalamnya.

"Makan enak saya datang," kata Tikus.

Tikus jatuh di atas kue. Dengan rasa senangnya memakan kue yang enak dan melupakan rasa sakit di perut akibat cakaran Kucing. Dengan lahap Tikus menyantap kue yang enak sampai kenyang dan akhirnya tidur di dalam tong sampah yang bau busuk.

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...