Pages

Monday, June 24, 2019

RABBIT


Pagi yang cerah sekali. Kelinci keluar dari rumah pohonnya dengan membawa sebuah pacul menuju ke kebun wartel kesayangannya.Kelinci melihat wartelnya siap di panen. Kelinci mengambil sebuah keranjang untuk menampung wartel yang akan di panen. Kelinci dengan segera ke kebun wartelnya.

“Waktu memanen wartel yang segar,” kata Kelinci.

Kelinci mencabutin wartelnya dengan penuh kesenangan, lalu di taruh di dalam keranjang. Tiba-tiba saat mencabut wartelnya menghilang. Kelinci terkejut wartelnya masuk ke dalam tanah.Kelinci yang marah karena wartelnya di curi, lalu menggali tanah sampai menemukan makluk yang pencurinya.

“Ternyata ada trowongan  di bawah kebun saya,” kata Kelinci.

Kelinci terus berjalan mengikuti jalan trowongan bawah tanah. Terlihat oleh matanya Kelinci tumpukan wartel dari kebunnya. Kelinci pun makin marah sekali. Pada saat itu Tikus Tanah lagi asik makan wartel. Kelinci mendatangin pencuri wartelnya.

“Jadi kamu pencurinya Tikus Tanah,” kata Kelinci.

“Haaaaa.......Kelinci,” teriak Tikus Tanah.

Tikus Tanah beranjak dari tempat bersantainya untuk lari dengan mengikuti jalur yang di buatnya. Kelinci mengejarnya dengan mengikuti alur trowongan yang di buat Tikus Tanah. Pada akhirnya Tikus Tanah terjebak dinding batu. Kelinci langsung menangkap Tikus Tanah yang kebingungan.

“Sekarang kamu gak bisa lari lagi,” kata Kelinci.

“Ampun...,” kata Tikus Tanah.

Kelinci mengikat  kedua tangan Tikus Tanah dengan tali.

“Ayo jalan,” kata Kelinci.

“Iya,” saut Tikus Tanah.

Kelinci dan Tikus Tanah keluar dari trowongan bawah tanah sampai di kebun wartel. Tiba-tiba Beruang dateng ke rumah Kelinci.

“Ada apa ini Kelinci sampai-sampai mengikat Tikus Tanah dengan tali?,” tanya Beruang.

“Oh kamu Beruang.....ini si pencuri wartel,” jawab Kelinci.

“Jadi mau di apakan Tikus Tanah ini?” tanya Beruang.

“Entahlah saya juga bingung. Di hukum apa yang pantes untuk pencuri wartel?,” kata Kelinci.

“Begini saja...saran saya kamu suruh saja Tikus Tanah panen semua wartel di kebun ini. Agap-agap membayar kesalahannya mencuri dari kebun kamu Kelinci,” kata Beruang.

“Boleh juga saran mu Beruang,” kata Kelinci.

Tikus Tanah di lepaskan dari ikatan tali pada tangannya. Beruang dan Kelinci mengawasi Tikus Tanah memanen wartel. Dengan cepat Tikus Tanah melaksanakan perintah Kelinci untuk mebayar kesalahannya. Hari makin menjelang sore Tikus Tanah menyelesaikan pekerjaannya memanen wartel.

“Capek sekali,” kata Tikus Tanah.

Kelinci dan Beruang menghampiri Tikus Tanah yang terkapar di tumpukan wartel yang ia panen.

“Minum ini,” kata Kelinci memberikan kendi berisi air.

“Iya,” jawab Tikus Tanah sambil menyambut kendi berisi air.

Tikus Tanah yang kehausan meminum air di dalam kendi sampai habis.

“Leganya,” kata Tikus Tanah.

“Pekerjaan memanen wartel hari ini sudah selesai dan begitu juga dengan hukuman kamu,” kata Kelinci.

“Itu benar sekali. Jadi kamu Tikus Tanah telah bebas dari hukuman. Oh iya jangan mencuri lagi,” saut Beruang.

“Iya......saya tidak akan mencuri lagi,” kata Tikus Tanah.

Tikus Tanah bergegas meninggal kebun wartel Kelinci  dengan melewati trowongan bawah tanah. Sedangkan Beruang bergegas pulang ke rumah dengan membawa sekeranjang wartel yang di beli dari Kelinci. Lalu dateng Kijang, Tupai, dan Monyet kediaman Kelinci untuk membeli sekeranjang wartel. Kelinci dengan senang  hati melayani pembeli yang dateng kerumahnya. Waktu berlalu dengan cepat wartel yang baru di panen habis di jual. Kelinci membereskan alat-alat berkebunnya dan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat sambil menikmati wartel segar dari hasil kebunnya sendiri di buat makan yang enak.

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...