Pages

Monday, June 24, 2019

THE WHITE SNAKE


Seekor ular kecil berwarna putih yang hidup di dalam goa di tengah hutan. Setiap hari ular kecil berlatih ilmu dengan bertapa. Dengan menenangkan jiwanya sang ular kecil berusaha ingin menjelma menjadi manusia. Keinginannya ini menjadi manusia di bina semenjak ular kecil sadar dia di buang oleh seorang manusia di pinggir hutan. Wanita tersebut memberi pesan pada ular kecil yang masih rapuh. Wanita cantik tersebut juga memberi ular kecil nama Drupadi. 

Setelah itu wanita cantik tersebut pergi meninggalkan Drupadi dengan derai air mata. Semenjak itulah Drupadi berusaha bertahan dari ujian hidup yang keras di tengah hutan. Dengan belajar ilmu dari seorang pertapa yang tidak jauh dari tempat Drupadi tinggal. Dengan melihat kehidupan keseharian pertapa dan sering mengucap mantra kitab ajaranya Drupadi tertarik untuk membina diri sepertinya.

Semenjak itu Drupadi sering berlatih sampai berhasil. Bertahun-tahun bertapa Drupadi di dalam goa sampai perubahan wujudnya setengah ular. Drupadi senang sekali karena berhasil karena mimpinya segera menjadi kenyataan. Tapi keluguan Drupadi terus saja membina dirinya untuk memenuhi keinginannya menjadi manusia sempurna dan mencari tahu tentang wanita cantik yang menangisi dirinya.

Setiap hari berlatih tidak mengenal waktu. Terus menerus merapalkan mantra dengan penuh kesabaran. Pada akhirnya Drupadi berhasil berubah menjadi manusia cantik yang sempurna.

“Hore...hore..hore......,” teriak Drupadi di dalam goa sambil berjingkrak kegirangan.

Sangking senangnya Drupadi mencoba untuk berjalan ke luar goa. Dengan rasa penasaran mempunyai kaki baru terus melangkah di hutan sampai ke pemukiman warga. Drupadi yang cantik berusaha ingin berbaur dengan manusia yang lain. Tapi kesadaran Drupadi berpikir dua kali. Karena Drupadi masih dalam keadaan telanjang bulat. Dengan mencuri baju di jemuran warga desa, lalu segera memakainya agar menutupi aurat tubuhnya yang cantik. 

“Wah kalau begini saya sudah sama dengan manusia,”  celoteh Drupadi di balik semak –semak. 

Dengan bersembunyi Drupadi  mulai melihat kegiatan warga kampung yang penuh dengan ke sibukan. Drupadi sangat senang sekali. Setiap ada hiburan yang di adakan warga desa sebagai perayaan panen raya. Drupadi terkadang memberanikan diri untuk berbaur dalam hiburan tersebut  dari pagi sampai larut malam. Setelah bersenang-senang Drupadi dengan cepat menghilang pulang ke dalam hutan menuju goa untuk berlatih seni bela diri untuk menjaga dirinya. Setiap hari berlatih  untuk meningkatkan kemampuannya dan terkadang keluar dari goa untuk melihat sang pertapa berlatih. Drupadi terus mengafal gerakannya sampai paham. Setelah itu pulang ke tempatnya Drupadi mempraktekkan jurus-jurus baru agar teknik silatnya lebih mahir sampai Drupadi mampu mengunakan  ilmu tenaga dalam mau pun sihir.

Semenjak Drupadi tumbuh menjadi gadis cantik yang mempunyai  cukup ilmu memutuskan dalam dirinya mencari wanita cantik yang menangisi dirinya. Pergilah Drupadi ke tempat warga kampung dengan berbaur Drupadi berhati-hati. Tiba-tiba Drupadi melihat sosok yang sangat menakutkan saat bersantai di sebuah kedai makan. Para warga juga takut sekali dengan sosok itu. Drupadi pun mencari tahu dengan bertanya pada warga setempat.

Ternyata sosok yang menakutkan  seorang pendeta yang terkenal di kampung tersebut sangat sakti nama pendeta Daruma.  Belum lagi pengikutnya pendeta Daruma banyak dan juga di percaya oleh kepala adat. Drupadi terus berusaha menjauh dari aura jahat pendeta tersebut.  Saat tidak di sengaja Drupadi melihat kembali sosok wanita yang menangisi dirinya di kediaman kepala adat. Dengan cepat Drupadi mencari tahu keberadaan wanita tersebut dengan menyelinap di kediaman kepala adat.

Tapi tindak tanduk Drupadi ketahuan oleh pendeta Daruma. Drupadi melarikan diri sampai ke hutan.  Tapi sayang terjebak dengan anak buah pendeta Daruma. Mau gak mau Drupadi bertidak.  Terjadilah pertarungan di tengah hutan antara Drupadi dan  5 anak buah pendeta Daruma. Dengan teknik yang di pelajari selama ini Drupadi mengalahkan semua anak bauh pendeta Daruma sampai tidak berdaya. Lalu segera Drupadi melarikan diri. Tapi pendeta Daruma marah melihat anak buahnya celaka. Terus mengejar Drupadi sampai ke sebuah sungai. Kemudian teknik penangkapnya pendeta Daruma melepar jaring ke tubuh Drupadi.

“Sial.....,” kata Drupadi yang terjebak.

“Mau lari kemana hai wanita cantik,” kata pendeta Daruma.

“Lepaskan saya....,” permintaan Drupadi.

“Eeenak saja melepaskan kamu. Sudah mengedap-endap seperti pencuri, lalu mencelakai murit-murit saya. Harus kamu dapat gandaran dulu baru saya lepaskan,” kata pendeta Daruma.

“Saya hanya ingin tahu siapa sebenarnya istri kepala adat itu saja dan juga saya juga hanya membela diri,” pembelaan Drupadi.

“Ohhhhhhhh....maksud istri kepala adat tersebut nama Laksmi. Seorang wanita cantik yang di kutuk karena mempunyai anak ular,” sedikit cerita pendeta Daruma.

“Maksudnya mempunyai anak ular ?” tanya Drupadi.

“Sudah jelas sekali istri kepala adat itu melahirkan seekor ular,” ujar pendeta Daruma.

“Bagaimana seorang manusia bisa melahirkan ular tidak masuk akal?,” tanya Drupadi.

“Itu karena saya membenci wanita yang telah menolak saya bertahun-tahun dengan ilmu sihir saya mengubah bayinya menjadi ular. Hukuman bagi orang menolak kehebatan pendeta Daruma dan juga  suami istri kepala adat boneka dari permainan dari ilmu sihir saya,” penjelasan pendeta Daruma.

“Ohhh...makanya terlihat aneh setiap gerakannya seperti terhipnotis,” saut Drupadi.

“Itu....benar sekali. Tapi itu bukan urusan mu gadis cantik. Karena kamu cantik sekali, saya akan mengambil kemolekan tubuh mu untuk memuas nafsu birasi saya,” kata pendeta Daruma.

“Dasar pendeta bejat.......,” kata Drupadi yang marah.

Kemarahan Drupadilah menunjukkan wujud aslinya. Drupadi berubah menjadi ular raksasa dan terlepas dari jaring. 

“Haaaaaa........siluman.....................................................,” terkejut pendeta Daruma.

“Dasar pendeta jahat. Saya adalah anak dari wanita yang kau kutuk jadi saya akan membalas dendam karena kejahatan mu menyihir saya menjadi ular,” kemarahan Drupadi.

“Brengsek.......jadi kamu ingin membalas dendam kepada saya. Seorang penyihir hebat di desa ini dan ditakutin para warga kampung,” kata pendeta Daruma yang sombong.

“Masa.....bodok........................wwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,” kata Drupadi.

Dengan kekuatan Drupadi menyerang pendeta Daruma dengan terkaman ular. Sang pendeta menghindar dari serangan Drupadi. Lalu dengan cepat Drupadi menyerang dengan ekornya menghatam tubuh pendeta Daruma. Dengan mantra sihir penjagaan menghalangin serangan Drupadi yang sangat liar. Pertahan pendeta Daruma pun jebol. Dengan bisa ular di muntahkan Drupadi ke  arah pendeta Daruma. Berkali-kali pendeta Daruma menghindar dari serangan bisa ular. Dengan mengucap mantra lalu meleparkan berapa jimat ke arah Drupadi. Mulailah pendeta Daruma menyegel Drupadi.

“Eeeeehhhhh......ahhhhhhhhhh,” teriak Drupadi kesakitan karena mantra pengikat.

Drupadi berusaha untuk berontak. Dengan ilmu sihirnya Drupadi kembali ke wujud gadis cantik, lalu berusaha melawan dengan merapal matra pelepasan. Drupadi berhasil keluar dari jeratan kekuatan pendeta Daruma. Lalu dengan cepat Drupadi berubah kembali menjadi ular besar dan melilit pendeta Daruma dengan sangat kuat.

“Eeeeeehh......ahhhh,” suara pendeta Daruma yang merintih kesakitan.

“Mati......lah kau pendeta jahat...........,” teriak Drupadi.

Drupadi yang kalap menghancurkan tubuh pendeta Daruma sampai remuk. Pada akhirnya pendeta Daruma mati dengan muntah darah. Drupadi melepaskan lilitanya dan melemparkan mayat pendeta Daruma ke sungai. Drupadi pun kembali ke wujud gadis cantik.

“Akhirnya saya bisa menghancurkan orang mencelakai saya dari kecil,” kata Drupadi.

Setelah pendeta Daruma mati otomatis kutukan pada  kepala adat pun menghilang. Sedangkan kutukan pada Drupadi pun menghilang juga. Energi jahat yang merasukkin Drupadi keluar kembali ke aliran udara. Drupadi yang merasakan kebebasan pergi untuk ke tempat kepala desa dengan berlari  sambil derai air mata membasahi pipinya.

“Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu....................................,” celoteh Drupadi.

Sampailah di kedimanan kepala desa. Drupadi yang senang melihat Ibunya langsung memelukknya dengan air mata bahagia.

“Kenapa kamu ini nak ?,” tanya Ibu Laksmi.

“Saya anak mu.....Bu......yang di kutuk oleh pendeta Daruma,” kata Drupadi.

“Haaaaa.....anakku.......yang kulahirkan dulu seekor ular dan kulepaskan di pinggir hutan,” Ujar Ibu Laksmi.

“Iya...Bu.....saya Drupadi....nama yang kau berikan sebelum Ibu pergi meninggalkan ku di hutan,” kata Drupadi dengan menangis.

“Anakku.............maafkan Ibu nak, karena tidak mampuan ibu menjaga mu,” kata Ibu Laksmi.

“Saya memaafkan Bu........ini semua bukan salah Ibu, tapi keadaan yang memisahkan kita,” ujar Drupadi.

“Anakku......Drupadi..........pulang kerumah. Pak anak kita......Pak pulang.......dengan wujud yang sempurna,” kata Ibu Laksmi dengan derai mata.

“Anakku......Drupadi.....maafkan Bapak yang lemah,” kata Bapak Tohar.

“Gak...pa-pa Pak yang penting kita berkumpul satu keluarga,” kata Drupadi yang bijak.

Drupadi hidup bahagia di desanya bersama orang tuanya. Warga desa mendengar ceritanya pun ikut bahagia. Kemudian kepala adat mengadakan hiburan untuk menyabut putrinya yang terbebas dari kutukan pendeta Daruma. Kehidupan desa kembali damai dan tentram.

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...