Pages

Monday, October 21, 2019

SAKURA

Hari menjadi malam. Boni mempercepat langkahnya untuk pulang ke rumahnya. Saat persimpangan jalan. Toni melihat seekor binatang  di atas pager rumah gedongan, berwarna putih dan juga Toni menghitung ekor binatang tersebut ada sembilan

"Rubah," kata Toni dengan suara samar.

Toni pun berjalan pelan -pelan agar tidak mengusik binatang tersebut. Binatang turun dari atas pager dan mendatengin Toni. Seketika Toni berdiam diri dengan perasaan takut banget dan keringet dingin. Binatang tersebut langsung berubah menjadi manusia di hadapan Toni.

"Siluman," teriak Toni.

Toni pun langsung berlari secepat kilat karena bertemu dengan siluman.

"Kenapa harus lari sih orang itu?" kata siluman Rubah.

Toni sampai di rumahnya dan menutup pintu dengan rapat-rapat dan tidak lupa menguncinya. 

"Kaya masih ada kurang. bisa di dobrak oleh siluman Rubah," kata Toni yang penuh dengan ketakutan.

Toni pun memindahkan barang-barang seperti kursi, meja dan barang lain-lainnya di taruh di depan pintu. 

"Kalau begini. Siluman Rubah tidak bisa mendobrak pintunya. Jadi tidak bisa masuk ke dalam rumah," kata Toni.

Toni merasa lega banget pada dirinya. Siluman Rubah sedang duduk santai di dalam rumah dan berkata "Repot banget kayanya".

Toni yang melihat siluman Rubah ada di dalam rumah sedang duduk santai. Toni pun tidak tahu kapan masuk rumahnya. Maka Toni memindahkan barang-barang yang menutupi pintu rumah untuk keluar dari rumahnya. Toni pun berhasil membuka pintu rumah. Tapi ternyata siluman Rubah sudah di depan dirinya.

"Dasar sial, kenapa dia ada di hadapan saya," kata Toni.

Toni pun pingsan dan tergeletak di lantai.

"Manusia yang merepotkan," kata siluman Rubah.

Siluman Rubah mengangkat Toni yang tergeletak di lantai dengan ilmu sihirnya dan di dudukin di kursi. Lalu siluman Rubah mengambila ember berisi air dari kamar mandi dengan ilmu siihirnya dan langsung d guyurkan ke tubuh Toni. Seketika Toni bangun dan berkata "Banjir".

"Dasar manusia pura-pura pingsang," kata siluman Rubah.

Toni yang sadar yang ketahuan pura-pura pingsan segera meminta ampunan sama siluman Rubah. Maka siluman Rubah mengampuni Toni, padahal siluman Rubah tahu kalau Toni tidak bersalah karena wajar bertemu dengan makluk jadi-jadian ketakutan. Siluman Rubah pun menjalankan niatnya ke Toni.

"Saya ingin bertemu kamu, karena saya ingin berterima kasih atas bantuan kamu dulu. Karena telah menolong saya," kata siluman Rubah.

"Kapan saya menolong kamu?" tanya Toni.

"Saat saya masih kecil di gangu oleh anak nakal sampai saya terluka di timputin oleh anak nakal pake batu. Kamu melindungi saya dari anak-anak nakal," kata siluman Rubah.

"Iya saya ingat," kata Toni.

"Jadi saya ingin berterima kasih kepada kamu," kata siluman Rubah.

"Saya terima," saut Toni.

"Jadi kamu mau menikah dengan saya," kata siluman Rubah.

"Menikah. Kita baru bertemu tapi sudah membicarakan tentang pernikahan. Apalagi kamu kan makluk jadi-jadian," kata Toni.

"Tapi saya mencintai penolong saya," kata siluman Rubah.

"Gimana ya. Kamu memang cantik kalau berwujud manusia. Tapi kalau wujud kamu yang asli gimana ya?" kata Toni sambil berpikir panjang.

"Jadi gak bisa bersama ya. Karena saya siluman kamu manusia," kata siluman Rubah murung.

"Bukan gitu. Saya tidak ingin melukai hati kamu. Ya sudah lah kita coba saja jalanin dulu layaknya orang pacaran," kata Toni.

"Saya mau-mau," kata siluman Rubah.

"Tapi ngomong-ngomong nama mu siapa?" tanya Toni.

"Saya di kenal sebagai siluman Rubah ekor sembilan, jadi itu nama saya," kata siluman Rubah.

"Gimana kalau nama mu Sakura saja. Karena saya suka dengan bunga Sakura," saran Toni.

"Saya suka. Jadi nama saya, Sakura," kata siluman rubah.

"Kalau begitu tolong beresin rumah dengan sihir kamu!" kata Toni.

"Tidak mau beresin sendiri kamu yang bikin ulah," kata siluman Rubah.

"Ya..saya beresin sendiri. Keadaan isi rumah yang berantakan," kata Toni.

Toni mulai merapihkan semua barang-barang yang di rumah dan juga mengepel. Sedangkan siluman Rubah menyiapkan makan untuk Toni jadi masak di dapur layaknya seperti manusia pada umumnya. Toni pun selesai membereskan isi rumah dengan baik dan juga telah berbenah-benah diri, baru deh makan malam bersama siluman Rubah. Toni pun berbincang-bincang dengan siluman Rubah dengan baik selayaknya seperti manusia biasanya. Sampai akhirnya Toni kenyang. Toni pun mulai beranjak dari duduknya dan menuju kamarnya. Lalu di dalam kamar Toni bersantai nonton Tv. Siluman membereskan semua piring dan gelas abis di gunakan untuk makan dan minum di cuci dengan baik di dapur. Baru setelah itu masuk ke kamar Toni.

Terkejutlah Toni saat siluman Rubah masuk ke dalam kamarnya dan berkata "Kenapa kamu masuk ke kamar saya?" kata Toni.

"Saya..kan. Kekasih kamu. Jadi satu kamar dengan kamu," kata siluman Rubah.

"Kacau ini mah. Kita ini belum menikah jadi harus tidur di kamar masing-masing," kata Toni.

"Tapi saya ingin bersama kamu terus," kata siluman Rubah dengan menunjukkan kemanisan di dalam dirinya yang cantik itu.

Toni pun akhirnya membiarkan siluman Rubah bersamanya satu kamar.. Karena Toni lelah, jadinya ingin tidur dan Tv dimatikan. Sluman Rubah ingin tidur bareng bersama Toni di satu tempat tidur. Toni tambah pusing dengan keadaan itu. Mau gak mau ya tidur bareng tapi di beri pemisah dengan guling. Toni pun tidur dengan tenang. Siluman Rubah pun tidur juga dengan tenang. Esok harinya. Toni seperti biasa bangun padi dan segera berbenah-benah diri untuk pergi kerja. Siluman Rubah layaknya seperti calon istri yang baik menyiapkan sarapan pagi dan pakaian kerja yang sudah yang akan di pakai Toni. 

Toni pun merasa senang hidup bersama siluman Rubah dan berceloteh Toni dengan suara samar "Enaknya punya istri'.

Toni pun telah rapih memakai pakaian kerja dan duduk bersama siluman Rubah untuk sarapan pagi. Setelah kenyang. Toni berangkat untuk ke tempat kerja. Siluman Rubah menjalankan aktivitasnya seperti biasanya di rumah dan ke pasar untuk membeli barang-barang keperluan rumah layaknya seperti ibu rumah tangga. Toni di tempat kerja menjalankan aktivitasnya dengan seperti biasanya. Walau sebenarnya Toni suka dengan teman kerjanya Lisa, karena ada siluman Rubah yang menjadi kekasihnya jadinya Toni tidak lagi ingin mendekati Lisa.

Sedangkan Lisa merasa Toni mulai menjauh darinya. Berkali-kali Lisa mendekati Toni. Berkali-kali juga Toni menghindari Lisa. Sampai waktu tiba jam kerja selesai. Toni pun pulang rumah dengan segera. Sampai di rumah. Ternyata para tetangga mencurigai siluman Rubah dengan tuduhan yang yang membuat siluman Rubah marah. Toni langsung menyelesaikan masalah dan berkata pada semua tetangga untuk memberitahu siapa sebenarnya siluman Rubah "Gadis ini namanya Sakura. Ia calon istri saya".

Karena omongan Toni, jadi urusan dengan tetangga selesai. Semua tetangga meninggalkan rumah Toni dengan tenang. Siluman Rubah pun tidak jadi marah dan kembali tenang. Toni dan siluman Rubah masuk rumah. Seperti biasa siluman Rubah bener menjadi istri yang baik. Toni merasa nyaman di rumah. Selesai makan malam bersama. Toni mengajak siluman Rubah jalan-jalan untuk menikmati indahnya malam. Toni dan siluman Rubah berjalan dengan sangat mersa banget kaya tidak ada jenjang pemisah di antara keduanya lagi. Toni mengajak siluman Rubah ke tempat klab malam untuk berjoget bersama manusia yang menikmati musik. Toni benar-benar membimbing siluman Rubah dengan baik. 

Lisa pun ada di klab malam dan bertemu dengan Toni. Lisa pun bertanya siapa yang di bawa Toni?. Ya Toni pun memberitahu Lisa dengan tegasnya "Sakura namanya. Kekasih saya, sebentar lagi ia jadi istri saya". 

Lisa merasa terpukul banget karena Toni sudah menentukan pilihannya ke pada Sakura jadi istrinya dari pada dirinya. Lisa yang kecewa keluar dari klab malam dan teman-teman Lisa mengikuti Lisa juga karena udahan menghibur dirinya di klab malam. Toni bahagia bersama siluman Rubah. Sampai waktunya mereka berdua meninggalkan klab malam dan pulang ke rumah. Sampai di rumah seperti biasa. Toni tidur satu kamar dengan siluman Rubah. Rasa bergelora dalam diri Toni memicu nafsunya karena melihat kecantikan siluman Rubah yang berwujud manusia yang cantik banget. Toni dan siluman Rubah pun berciuman dengan sangat mersa. 

Toni pun sadar. Lalu menghentikan rangsangan di dalam dirinya dan juga siluman Rubah. Toni pun langsung tidur begitu dengan siluman Rubah walau satu tempat tidur dengan pemisah adalah guling. Esok hari seperti biasanya menjalankan aktivitasnya Toni dan siluman Rubah. Sampai suatu ketika siluman Rubah di datengin pendeta sakti yang ingin menangkapnya. Saat itu Toni lagi sibuk kerja, tapi siluman Rubah menelpon Toni dengan berkata "Tolong aku...Toni". Toni pun meninggalkan pekerjaannya dan segera pulang ke rumah dengan cepat-cepat menolong siluman Rubah. Sampai di rumah. Toni melihat siluman Rubah tidak berdaya karena di taklukkan oleh pendeta sakti. Toni berusaha menolong siluman Rubah dengan sekuat tenaga. Sampai akhirnya Toni babak belur di hajar oleh pendeta sakti. Siluman Rubah di bawa oleh pendeta sakti. Toni pun masih berusaha menolong siluman Rubah dengan keadaannya sudah tidak berdaya lagi.

Toni pun kehilangan kesadarannya dan akhirnya pingsan. Pendeta sakti membawa siluman Rubah dengan wujudnya yang sebenaranya rubah ekor sembilan. Toni pun di tolong warga sekitar dan di bawa di rumah sakit. Setelah sadar dari keadaan Toni di rumah sakit. Toni benar-benar menangis karena tidak bisa menolong siluman rumah dan hatinya jadi hancur dan berkata Toni "Sakura saya benar-benar mencintai kamu dan tidak ingin berpisah dengan kamu".

Toni pun sembuh dari keadaannya. Toni pulang ke rumahnya  dan mengenang kebersamaan dirinya dengan siluman Rubah. 3 tahun berlalu. Toni tetap sendiri. Lisa orang yang pernah di sukai Toni sekarang telah menikah dengan Johan teman kerja Toni juga. Toni turut bahagia dengan kebahagian Lisa yang telah menemukan pasangan yang baik untuk dirinya. Toni menjalankan aktivitas seperti biasanya dan melupakan siluman Rubah. Suatu ketika Toni bertemu dengan seorang wanita yang mirip dengan siluman Rubah dan berkata "Sakura". Toni pun mencari wanita tersebut. Tapi tidak ketemu juga. Jadi Toni mutuskan pulang ke rumahnya. 

Sampai di rumah Toni melihat sosok orang di cintainya sedang membuatkan makan yang enak di dapur. Toni pun langsung memeluk siluman Rubah dan berkata "Saya mencintai mu Sakura". Siluman Rubah pun berkata "Saya mencintaimu juga Toni". Toni dan siluman Rubah menikmati kebersamaan mereka berdua dengan makan malam sambil bercerita siluman Rubah tentang keadaanya setelah di tangkap oleh pendeta sakti. Siluman Rubah berhasil lolos dari kurungan pendeta sakti dan terus membimbing dirinya dengan baik. Siluman Rubah juga mengambil pil saktinya punya pendeta sakti untuk menjadikan dirinya makluk sempurna jadi seorang manusia seutuhnya. Siluman Rubah memakan pil tersebut dan bertapa di dalam goa di tengah hutan. Usahanya siluman Rubah berhasil menjadi sempurna menjadi manusia dan menghilangkan jadi dirinya Rubah ekor sembilan. 

Siluman Rubah akhirnya kembali bersama Toni. Hiduplah dengan bahagia Toni dengan siluman Rubah yang telah menjadi manusia seutuhnya layaknya seorang gadis yang cantik jelita yang membuang jati dirinya seekor Rubah ekor sembilan. Toni pun menikahi orang yang dicintainya dengan sepenuh hatinya....Sakura.

SUASANA BARU, TEMAN BARU, SEKOLAH BARU

Sebentar lagi, aku dan teman temanku akan berpisah. Juga guru guru. Ada perasaan senang dan sedih. Senangnya setelah itu aku akan menjadi anak SMP dan bersekolah di sekolah yang baru. Sedihnya, aku akan berpisah dengan teman teman dan juga guru guruku.

Pagi itu, aku bangun pagi. Ya, ini adalah hari pertamaku masuk SMP. Aku bersekolah di SMP Tunas Bangsa. Dengan Nem yang cukup memuaskan, bagiku.

Di sekolah, aku segera mencari daftar nama. Ternyata aku kelas 7 D. Aku pun berjalan menuju kelas tersebut. Lumayan banyak anak anak yang sudah menduduki bangku pilihannya masing masing. Kuputuskan untuk duduk bersama anak perempuan. Rambutnya dikucir satu dan ia sedang menggambar.

“Eh, nama kamu siapa?” tanya anak itu. “Namaku Sekar, namamu?” aku menjabat tangan anak itu. “Namaku Rachell, salam kenal ya” kami pun mengobrol ngobrol sambil menunggu bel berbunyi.

Sudah sebulan aku bersekolah di SMP ini. Aku senang mendapatkan suasana sekolah yang baru, Teman teman dan juga guru guru yang baru, dan sekolah baru. Inilah kehidupanku di SMP yang akan kumulai. Semangat!!!


Karya : Yacinta Artha Prasanti

MY NEW KITHEN

Pagi Ini Ria Sedang Bersantai Di Rumah Bibi Alda Yang Merupakan Saudara Ibunya Sambil Menikmati Es Jeruk Spesial Buatan Bibi Alda.

Tiba-tiba Bibi Alda Datang Dan Duduk Di Sebelah Kanan Ria, “Ria.. Apa Kau Punya Hewan Peliharaan?” Tanya Bibi Alda. “Tidak Bibi” Jawab Ria Jujur, “Apakah Kau Mau Memelihara Seekor Kucing?” Bibi Alda Kembali Bertanya, Sejenak Mata Ria Berbinar-binar. “Tapi Apakah Ibu Akan Mengizinkannya?” Ria Menundukkan Kepalanya Sambil Mengulum Es Batu Yang Tersisa Di Dalam Mulutnya.

“Tenang Saja, Sewaktu Kecil Kami Berdua Pernah Memelihara Kucing Liar Di Desa, Dan Ibumu Sangat Senang!” Jelas Bibi Alda, “Benarkah? Tapi Kenapa Bibi Tiba-tiba Menawarkan Kucing?” Tanya Ria, “Teman Lama Bibi Di Kota Punya Seekor Anak Kucing Anggora, Tetapi Induknya Telah Mati Dan Dia Menawarkan Kucing Itu Kepada Bibi Untuk Di Rawat” Jelas Bibi Alda Panjang Lebar.

“Ooo… Tetapi Kapan Kucing Itu Akan Tiba Bibi?” Tanya Ria, “Kira-kira Dua Hari Lagi…” Ujar Bibi Alda.

Dua Hari Kemudian…

“Tok.. tok.. tok..” Terdengar Suara Pintu Rumah Ria Di Ketuk, Kak Atnami Membuka Pintu, Ternyata Yang Datang Adalah Bibi Alda Yang Membawa Seekor Anak Kucing Dengan Kandangnya. Dan Yang Paling Membuat Ria Senang Adalah Kucing Itu Ternyata Adalah Kucing Yang Pernah Dijanjikan Oleh Bibi Alda Dua Hari Lalu, Padahal Ria Sendiri Sudah Lupa Akan Hari Itu.

Dan Sejak Saat Itu Ria Memiliki Seekor Anak Kucing Anggora Yang Di Beri Nama Chalito.


Karya : Baiq Dhia Fatin Adilah

FAIRY

Yola dan Manda sangat bingung. Sekarang mereka ada di dunia manusia.

“Kenapa kita disini Yola?” tanya Manda bingung.

“Aku juga tak tahu, apa mungkin kita terlalu jauh melewati pintu perbatasan dunia peri?” jelas Yola.

“Mumpung belum ada manusia, mari kita rubah diri kita menjadi manusia biasa”

Manda pun mengayunkan tongkat perinya ke arah tubuhnya sendiri dan tubuh Yola. Ya, mereka adalah dua peri yang tersesat di dunia manusia.

Untuk sementara ini, Yola dan Manda tidur di kos. Mereka ngekost. Masa peri tidur di kos? Sungguh aneh.

Malam harinya setelah makan malam, mereka berdua berbincang bincang dengan nada suara yang kecil. “Jika kita tersesat di dunia manusia, kita harus melakukan kebaikan selama 7 hari. Itu syarat supaya kita dapat kembali ke dunia kita” jelas Yola.
Yola adalah peri yang pintar dan bijak. Yola adalah peri musim panas, sedangkan Manda adalah peri musim semi.

Esok harinya, mereka berdua berjalan jalan.

“Kak tolong kak, udah 2 hari kita belum makan” tiba tiba ada seorang anak kecil yang datang kepada mereka.

“Ini kakak kasih kamu uang 50.000, tolong digunakan dengan baik dan sesuai kebutuhan ya” Manda menyerahkan uang itu pada anak tersebut.

“Wah, terimakasih ya kak”

Selama seminggu itu, Yola dan Manda menuruti peraturan dunia peri. Tiap hari mereka selalu berbuat baik. Menolong dan membantu orang yang kesusahan, mengalah, sampai sampai mereka menyelamatkan hewan hewan yang tersiksa.

Sekarang, sudah waktunya mereka kembali ke dunia peri. Mereka kembali berubah menjadi dua peri yang berparas cantik.

End


Karya : Yacinta Artha Prasanti

AKU DAN SEPATU RODA

Sepatu roda adalah hobiku. Aku sangat mencintai sepatu roda.

Sore hari, aku bersiap latihan sepatu roda. Sesampainya di tempat latihan, kami segera pemanasan dan memulai latihan sepatu roda.

Tengah malam, tenggorokanku terasa kering. Aku bangun dari tidurku dan berjalan menuju dapur. Saat menuruni tangga, tiba tiba aku terpeleset. Karena saat itu, mataku terasa kantuk dan menjadi tidak fokus.

Brakkk!!! “AAAAHHH!!!” kakiku terasa sangat sakit. Kepalaku terjeduk di lantai, apalagi kakiku yang sekarang ini tidak bisa digerakan. Seperti mati rasa. “Ada apa Mala???” mama berlari ke arahku dengan tergopoh gopoh. Papaku menggendongku menuju kamar. “Aku tadi terjatuh saat menuruni tangga” jelasku. “Ya udah sekarang kita ke rumah sakit saja”

Di rumah sakit, ternyata dokter menyatakan bahwa kakiku patah. Aku sangat sedih menerima kabar itu. Apalagi aku tidak bisa bersepatu roda. “Kira kira kaki Mala akan digips selama 4 bulan” jelas dokter. “What?? Lama banget aku tidak bisa latihan sepatu roda!!!” rengekku. Aku dan kedua orangtuaku segera pulang ke rumah.

Sudah 4 bulan, aku tak latihan sepatu roda. Sungguh sangat membosankan, dan juga menyebalkan! Aku rindu, aku ingin sekali bersepatu roda. Rasanya hidup ini hampa sekali tanpa bermain sepatu roda.

4 bulan pun berlalu. Sekarang, kakiku sudah sembuh dan tidak perlu digips lagi. Aku kembali menjalankan aktivitasku dengan lancar. Dan tentunya setelah itu aku akan berlari menuju lapangan, dan bersepatu roda kembali. Walaupun saat bersepatu roda kembali, sedikit ada kesulitan. Ya, mungkin karena sudah lama aku tak bersepatu roda. Lama kelamaan, aku sudah tak kesulitan lagi dan mulai latihan lagi. Bahkan, 2 bulan kemudian aku mengikuti lomba se DIY.


Karya : Yacinta Artha Prasanti

KARENA PUNYA SAHABAT ITU SERU

Di kelasku, aku merupakan anak yang pendiam. Karena aku susah untuk bergaul dan bersosialisasi dengan orang orang. Jadi tiap hari aku mending membaca atau menggambar di kelas sendiri.

Saat itu, Miss Bertha menyuruh kami berkelompok 5 orang. Sungguh, ini sangat menyebalkan. Aku hanya duduk diam.

“Eh gabung yuk ke kelompok kita, kurang satu orang nih” tiba tiba ada seorang teman yang mendatangiku. Aku hanya bernafas panjang dan menurutinya.

Beberapa pertanyaan sudah terjawab di kelompokku. “Nama kamu siapa?” tanya anak berkacamata. “Kezia” jawabku singkat. “Kami gak tahu namamu soalnya kamu pendiam, hehe” jelas anak yang memakai behel. Aku hanya tersenyum.

Dari kerja sama itu, entah kenapa mereka selalu mengajakku istirahat bersama di kantin. Mereka juga selalu mengobrol ngobrol denganku. Aku menjadi lebih enjoy dan sudah memiliki beberapa teman. Bahkan, sekarang mereka menjadi sahabatku.

Sebentar lagi liburan panjang datang. Wahhh bakal kangen sahabat sahabatku. Oh iya, mereka adalah Nadia, Yunda, Orin, dan Samantha.

“Eh gimana kalau dua hari lagi kita piknik bersama? Piknik dan menginap di villaku” tanya Orin. “Wah seru itu, aku sih mau. Nanti aku tanya orangtuaku dulu ya” kata Samantha. Semuanya menyetujui, terutama aku.

Malamnya, aku bertanya pada kedua orangtuaku. “Boleh gak?” tanyaku. “Boleh, tapi harus mandiri dan jaga diri baik baik ya” pesan mama. “Dan inget, jangan nakal” tambah papa. “Tu dengerin” kata Kayla, adikku. “Terus nanti Kayla ke rumah oma ya?” “Iya donggg!!!”

“Sudah siap semua???!!!” tanya Orin di dalam mobilnya. “Siappp!!!” pak Janang, Sopir Orin pun menancap gas dengan kecepatan standar. Selama perjalanan kami semua menyanyi, bercanda dan mengobrol ngobrol.

Sesampainya di sana, kami segera masuk villa dan membereskan barang barang kami semua di kamar. Oh iya, di sini dingin banget lho. Karena ini di daerah dekat gunung.

Malamnya, kami menggelar tikar di halaman depan Villa. Kami menyiapkan makanan dan juga ponsel kami masing masing. Setelah itu mengobrol ngobrol, selfie, bahkan cerita seram. Sungguh, hari itu sangat menyenangkan sekali. Ternyata, punya sahabat itu seru ya!


Karya : Yacinta Artha Prasanti

WC PENGUBAH SEGALA

Sekarang aku berada di sebuah ruangan yang menurutku itu sangat tidak sopan untuk diceritakan, yah… sebelumnya perkenalkan namaku adalah Alvin aku berada di kelas 9A sekarang untuk tempat yang aku katakan di atas mari kita simak cerita di bawah ini.

Aku adalah siswa yang malas untuk belajar dan setiap kali bersembunyi dari pelajaran, kemanakah aku? Benar aku berada di dalam kamar mandi sekolah yang menjijikkan karena jarang untuk dibersihkan.

Pada suatu hari saat ada literasi aku bersembunyi di dalam kamar mandi karena ini adalah tempat yang jarang dikunjungi oleh teman-temanku apalagi guruku, aku sukses berada di sini karena tidak seorangpun yang menyangka bahwa aku ada di sini. Aku tertawa dengan licik dan mengolok-olok guruku itu.

Lalu tiba-tiba ada guru yang mendengar suara tawa kecilku dan menyelidiki ke dalam kamar mandi yang aku pakai untuk bersembunyi dan suara sepatu guru itu semakin mendekat… mendekat… mendekat dan mendekat, dalam hati aku berkata “waduh… bagaimana ini aku akan ketahuan waduhhh” Dan… KO.

Tidaklah aku tidak kena hukuman oleh guruku karena akuuuuuu… telah masuk ke dalam lubang WC. AAAAHHHHHH… aku jatuh ke dalam lubang yang tiba-tiba menyedotku masuk ke dalamnya, AAAAAHHHHH… jeritku mungkin terdengar sampai ke seluruh sudut sekolah.

Lubang itu seperti portal yang membawaku ke tempat yang asing tapi bukan tempat yang ada itu… pokoknya nggak boleh disebutin.

Aku pingsan karena terkejut akan semua hal yang baru saja terjadi pada diriku dan saat aku terbangun aku sudah ada di atas pohon yang berdaun buku, lalu aku membacanya sebentar karena aku penasaran akan tulisan yang seakan menghipnotisku untuk membaca buku tersebut, buku itu berisikan pengetahuan yang terkait dengan pohon itu.

“Di mana ini kok semua hanya buku sihhh…” Ucapku dalam hati.

Setelah itu aku melihat sekeliling ternyata banyak buku yang tertempel di benda-benda di sekitarku mulai dari yang kecil sampai besar dan ada yang sebesar gunung karena buku itu nempel di gunung.

Setelah aku melihat sekeliling aku pun sadar bahwa tempat ini sudah tidak asing bagiku karena tempat ini sama seperti dunia nyata cuma hanya beda ditempeli buku dengan tidak ditempeli buku.

Aku berada di jalan yang biasanya aku gunakan saat berangkat ke sekolah dan tiba-tiba ada sesuatu yang datang menghampiriku apa itu…? dan pertanyaanku dijawab oleh benda itu sendiri.

“Hei Alvin ayo cepat ikut aku kamu sudah terlambat tahu…!”

Dengan marah dia menyeretku ke dalam ruangan yang tidak lagi asing bagiku, aku diseret oleh sebuah makhluk yang seperti buku catatanku cuma makhluk ini punya kaki dan tangan seperti layaknya manusia.

Saat aku bertanya akan namanya dia malah tertawa dan mulai bercanda.

“Hei… kamu ini siapa sih” Ucapku.

“Hahaha apa kamu tidak ingat aku ini siapa, aku ini adalah buku catatanmu tahu…, baik kalau kau benar-benar lupa siapa diriku aku akan memperkenalkan diriku” Dengan sedikit senyuman dia berkata.

“Aku adalah Butet tahu… kau yang menamai aku sejelek itu teman-temanku yang sama buku catatannya dinamai bagus tapi kamu menamai aku sejelek itu” Dia sedikit mengeluh kesal.

Aku baru ingat bahwa memang aku yang menamai buku itu di dunia nyata, aku memberi dia nama seperti itu karena aku sangat benci terhadap buku terutama buku catatanku itu.

Tunggu dulu ruangan yang aku maksud adalah ruang kelas 9A semua buku yang ada di sana ada kaki dan tangannya, aku melihat temanku memakai baju yang dihiasi oleh lencana yang bergambarkan buku dan di setiap buku tersebut terdapat nama buku yang telah dia pelajari dan telah lulus ujian yang sesuai dengan nama buku tersebut.

Saat aku melihatnya aku merasa iri dengan semua lencananya karena aku belum mendapat satu lencanapun, saat di dunia nyata aku mendapat lencana saat melakukan kemah, tapi di dunia ini lencananya diperoleh dari kepintaran siswa tersebut.

Memang aku baru saja datang di dunia ini tetapi kalau aku berniat untuk belajar dan membaca semua buku yang ada di dunia nyata pasti aku akan mendapat begitu banyak lencana karena meski ini bukan duniaku tetapi semuanya terhubung dengan dunia nyata.

Temanku yang mendapat banyak lencana di sini adalah juara satu di kelas di dunia nyata juga begitu dia selalu menjadi juara kelas, aku ingin mencoba untuk belajar dengan membaca sebuah buku tetapi penyakit malasku selalu datang dan membuatku tidak jadi membaca buku, itu di dunia nyata tetapi kalau di sini berbeda saat aku membaca buku aku merasa buku itu menghipnotis mataku untuk selalu membaca buku tersebut.

Lalu setelah membaca buku itu tiba-tiba aku dihampiri oleh selembar kertas yang berisi tentang pertanyaan yang menanyakan isi yang terkandung dalam buku yang aku baca tadi lalu aku mengisinya sesuai dengan apa yang aku baca dari buku tadi, ternyata aku berhasil menjawabnya dan jawabannya itu betul semua aku amat senang karena tiba-tiba kertas tersebut muncul kata-lulus di atas soal yang aku kerjakan tadi.

Setelah itu bajuku tiba-tiba ada lencananya yang tertuliskan judul buku yang aku baca tadi, setelah kejadian ini aku terus membaca buku lain dan melakukan ujian yang diberikan dan mendapat kata-kata lulus serta mendapat lencana, aku sangat gembira karena lencanaku semakin banyak seiring bergantinya hari dan aku sudah hampir mengalahkan temanku yang mendapat banyak lencana.

“Tinggal 20 buku lagi aku bisa mengalahkan dia” ucapku setelah membaca buku yang ke-980.

Aku sendiri sebenarnya tidak percaya akan semua yang terjadi pada diriku karena tiba-tiba tersedot oleh WC dan terdampar di dunia yang hampir mirip dengan duniaku dan diriku mau membaca hanya dengan melihat lencana yang dipakai oleh temanku dan yang lebih penting dari semuanya ternyata aku berbakat juga soal bidang akademik karena aku paling tidak suka dengan namanya membaca.

Sudah genap sekarang 1000 buku yang aku baca teman-temanku yang ada di sini terbuat heran akan usaha yang telah aku buat, aku telah dapat membaca 1000 buku dan dapat mengimbangi temanku yang terpintar ini dan satu buku lagi aku dapat mengalahkan temanku ini.

Saat aku akan membaca buku yang ke-1001 tiba-tiba aku berfikir bagaimana jika aku yang membuat sendiri buku karyaku sendiri, aku meminta izin kepada guruku yang bertugas di bagian perpustakaan untuk membuat membuat bukuku sendiri dan meletakkannya di perpustakaan ini.

Aku membuat buku tentang kejadian yang terjadi kepadaku dimulai saat aku berada di dalam kamar mandi dan disedot oleh lubang WC sampai aku membuat buku ini dan sisanya aku mengarang sendiri.

Disaat Alvin selesai membuat buku karayanya itu, Alvin tiba-tiba kembali ke dunia nyata dan kehidupannya di dunia nyata pun berubah.

Itu ending cerita yang aku buat di sini setelah selesai membuatnya aku menyerahkan karyaku ke guru perpustakaan, tiba-tiba aku ingin buang air kecil dan aku pergi ke kamar mandi di belakang kelasku dan segera membuang semuanya.

Setelah aku selesai aku teringat akan kamar mandi yang aku tempati ini dan aku membaca buku yang tertempel pada kamar mandi ini, di sini tertuliskan bahwa yang masuk ke dalam kamar mandi ini harus waspada jangan membaca mantra yang ada di balik lembar berikutnya kalau tidak sesuatu akan terjadi pada dirimu.

Lalu aku membalik lembar berikutnya dan memang tertulis mantra di lembar kertas ini, mantranya tidak bisa dimengerti secara langsung karena penasaran aku membacanya dan tiba-tiba aku tersedot ke dalam portal yang dulu aku masuki dan aku berteriak AAAAHHHHHHH…!!! TOOOLOOONGGGG…!!!.

Setelah itu aku terbangun dari pingsan dan aku melihat sekeliling dan ternyata aku sudah berada di dalam kelas tepatnya di bangkuku sendiri dan anehnya waktu di saat aku pergi ke dunia lain dan di saat aku pulang kembali ke duniaku itu sama dan di depanku terdapat buku literasi yang sebelumnya tidak akan aku baca karena sekarang seharusnya aku berada di kamar mandi yang biasa aku buat untuk bersembunyi.

Kali ini sudah berbeda aku tidak akan bersembunyi lagi karena aku sudah tahu manfaat membaca buku, aku membaca buku literasiku dan melanjutkan pelajaran seperti teman-temanku yang lain.

Teman yang sebangku dengan diriku bertanya “Alvin tumben kamu tidak sembunyi lagi”

Aku membalasnya dengan senyuman dan karena teman sebangkuku tadi berkata cukup keras teman-temanku yang lain juga ikut menanyakan hal yang sama dan guru yang mengajar di kelasku saat itu menghentikan pertanyaan yang ditujukan untukku dan pelajaran pun berjalan dengan lancar.

Lalu waktu istirahat pun berlangsung aku pergi ke perpustakaan dan berjumpa dengan beberapa temanku yang sedang asik membaca, aku segera mengisi daftar hadir perpustakaan dan mengambil buku yang ada di rak perpustakaan.

Disaat aku memilih buku aku menemukan sebuah buku yang judulnya seperti buku yang telah aku buat di dunia lain, aku membacanya dan ternyata buku itu isinya juga sama dengan buku yang aku buat di dunia lain dan di saat aku melihat siapa pengarangnya ternyata bukan aku tapi orang lain.

Lalu aku berfikir mengapa buku yang telah aku buat berada di dunia nyata tetapi mengapa pengarangnya bukan diriku, aku menepis angan-anganku tentang buku ini dan aku berpikir mungkin hanya kebetulan saja.

Memang dunia lain itu tata lokasi tempatnya sama dengan dunia nyata tetapi hanya berbeda ditempeli buku dengan tidak ditempeli oleh buku, lalu aku dibuat terkejut oleh temanku yang baru saja datang dan melihat diriku yang sedang sibuk membaca dia pun berkata.

“Wawwww, Alvin kamu rajin banget sekarang”

Karena perkataannya yang dibuat-buat guru perpustakaan dan teman-temanku yang lain mentertawakanku lalu seketika pipiku menjadi merah.

Setelah sampai di rumah aku masih penasaran akan buku yang aku temukan di perpustakaan tadi dan saat aku membuka buku catatanku ternyata di situ tertulis bahwa dunia lain dan dunia nyata itu memang ada hubungannya.

Aku mengerti akan kalimat yang tertulis dalam buku catatanku itu dan buku catatanku itu pun mengeluarkan tulisan lagi bahwa aku harus melupakan kejadian yang telah berlalu pada diriku tetapi aku tidak akan mungkin melupakan kejadian yang telah membuat diriku menjadi semangat belajar.

Supaya aku tidak lupa aku menuliskan pengalamanku hari ini ke buku dairyku karena besok lusa akan ada ujian akhir semester aku langsung mempersiapkan diri untuk melaksanakan ujian tersebut.

Aku belajar sesuai buku yang disediakan sekolah dan membacanya kembali karena di saat aku berada di dunia lain aku sudah membaca buku-buku yang aku punya ini dan saat aku diberi soal, kertas itu mengatakan lulus karena semua jawabannya betul.

Aku juga tidak lupa berdoa kepada Tuhan supaya nilai hasil ujianku baik dan aku mendapat peringkat pertama.

Hari yang aku tunggu-tunggu telah tiba aku menghadapi ujian dengan sungguh-sungguh, ada beberapa soal yang sedikit membingungkan tetapi dapat aku atasi. satu minggu ujian tersebut berlangsung.

Aku menerima hasil ujian dengan pasrah aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan dan saat pengumuman hasil nilai ujian akhir semester aku mendapat peringkat tertinggi, aku bersujud ke tanah dan mengucapkan syukur atas keberhasilanku.

Aku senang akan hasil ujianku itu semua berkat usaha dan doaku dan itupun juga tidak akan terjadi jikalau aku tidak masuk kedalam lubang WC kamar mandi sekolahku, karena aku berhasil mendapatkan peringkat satu orangtuaku menangis karena terharu akan hasilku itu.

Orangtuaku yang menyangka bahwa aku tidak akan bisa ternyata aku bisa menjadi peringkat pertama dengan nilai yang memuaskan.

Kalian mau tahu akan judul yang aku tuliskan pada hasil karayaku di atas aku menuliskan WC Pengubah Segala karena WC tersebut telah membuatku sadar akan pentingnya membaca dan belajar. Untuk itu aku ucapkan terimakasih Tuhan dan WC sekolah yang mengubah segalanya.


Karya : Khafid Syaifudin

LOMBA PESTA KIMONO

Waktu istirahat, Hinara dan kedua sahabatnya, Sharuna dan Karin sedang berada di Kantin. “Heeiiii” teriak Inaka pada ketiga sahabatnya seraya melambai. Hinara pun membalas melambai. “Ada apa, Inaka-chan?” tanya Hinara setelah Inaka duduk diantara mereka. “Aku melihat di Mading, minggu depan ada lomba ‘Pesta Kimono’ di sekolah kita. Khusus perempuan,” celoteh Inaka. “Oya!?” teriak Sharuna. Sedangkan Karin, menyemburkan minumannya di mulut. “Lomba ‘Pesta Kimono??!!” koor Sharuna dan Karin berbarengan. Inaka menganggukkan kepala. Mereka membicarakan tentang ‘Lomba Pesta Kimono’ tersebut.

Hinara segera bersiap. Jaket ungu berlengan putih, Jogger pants biru pekat di atas mata kaki, dan sepatu hitam menjadi ciri khasnya. Rambutnya ia kucir kuda. Ia mempersiapkannya di tas selempang kecil. Ia segera pamit pada Tou-san, Kaa-san, dan Hanari.

Dia segera mengayuh sepeda di taman dekat sekolah. Ia melihat gadis berambut pink sebahu, dan gadis berambut blonde dikucir kuda dan poninya menutupi mata kirinya. “Sharuna-chan!! Inaka-chan!!” teriak Hinara menghampiri mereka. “Hai, Hinara!” sapa mereka kompak. Mata amethys Hinara menyapu seluruh area taman. “Karin-chan belum datang??” tanya Hinara menatap mata emerald Sharuna. “Belum.”

Tak lama, Karin datang. Mereka menuju Butik Kimono yang tidak terlalu jauh dari taman. Sesampainya, Hinara mendorong pintu kaca tersebut. “Dingin,” gumam Inaka. “Iyalah, kamu pakai bajunya lengan pendek,” celetuk Sharuna yang mengenakan jaket bulu pink. “Iya, iya!” seru Inaka kesal.

Mereka berpencar untuk mencari kimono. Akhirnya, mereka berkumpul di dekat kasir. “Aku pilih kimono yang ini,” ujar Inaka. Ia menunjukkan kimono ungu tua bergambar bunga mawar ungu. Bagian pinggang, terdapat pita pink dan berhias bunga-bunga kecil. “Aku ini,” Sharuna menunjuk kimono warna pink, bergambar bunga sakura. Bagian pinggang terdapat tali pita pink pucat dan sebuah pita besar dibelakang. “Aku ini,” Hinara menunjuk sebuah kimono yang sangat cantik. Kimono warna lavender dan bergambar bunga (bentuknya seperti bunga sakura) berwarna merah. Bagian pinggang terdapat tali pita berwarna perak berkilau, terdapat gambar lavender-lavender kecil, juga bagian bawah lengan terdapat karet yang agak ketat. “Aku ini,” Karin menunjuk kimono merah polos. Tali pita pada pinggangnya berwarna ungu berhias serbuk glitter perak. Di belakangnya terdapat pita sedang berwarna putih. Mereka segera membayarnya, lalu pulang kerumah masing-masing.

Seminggu Kemudian…

Hinara sudah tampil cantik. Lengkap dengan sepatu hak 1 cm berwarna ungu berhias bunga sakura. Rambutnya diikat kucir kuda, dan bergelombang bak gelombang halus dilaut. Rambut pendek gelombang di telinganya dan poninya. Terdapat jepit rambut berbentuk bunga agak besar, tersemat di kiri atas kepalanya. Juga tak lupa dirapikan. Wajahnya dipoles tipis oleh kosmetik. Ia mengenakan anting dan gelang. Hanari juga cantik dengan kimono oranye-pinknya.

“Wah, Hinara-chan cantik sekali,” puji Sharuna saat Hinara sampai di sekolah. Rambut pinknya digerai dan diberi bando merah. Inaka dan Karin juga datang menghampiri HinaSharu. “Kalian berdua cantik!” puji Karin. Rambut merah sebahu melebihi sedikitnya, digerai dan diberi mahkota kecil. “Kita semua cantik, kok!” canda gadis berambut blonde yang disanggul, dan diberi hiasan bunga. Mereka bercanda ria.

“Perhatian, para peserta Lomba Fashion Show Kimono, diharap segera berada di belakang panggung. Mereka segera berdiri di belakang panggung. Ternyata, pemberian nomor panggung. Dari 111 siswi, Hinara mendapat nomor 63. Cukup lama Hinara menunggu. Detik demi detik, menit demi menit, dan jam demi jam, akhirnya giliran Hinara. Hinara mulai berpose di atas panggung. Orangtua Hinara dan Hanari menonton aksi kedua putrinya. Usai lomba fashion show, juga diadakan lomba ajang bakat dan lomba bulutangkis dengan kimono.

“Hinara-chan dan Sharuna-chan, ditunggu oleh Jiyarai-sensei di ruangannya,” ujar Karin. Mereka berdua menuju ruang Jiyarai-sensei, sang kepala sekolah. Setelah diizikan masuk, mereka duduk di kursi depan Jiyarai-sensei. Di ruangan, juga terdapat Matsuri, anak kelas lain yang berambut coklat.

“Baik, saya mengumpulkan kalian di sini, karena ingin menyerahkan piala Lomba Pesta Kimono,” ujar Jiyarai-sensei. Seolah mengerti, mereka bersorak pelan. “Juara tiga Matsuri, juara dua Sharuna, dan juara pertama Hinara.” Mereka diberi piala dan juga piagam. Mereka sungguh senang. Inaka dan Karin turut senang dengan kemenangan dua sahabatnya.


Karya : Alyaniza Nur Adelawina

KEMERIAHAN 17 AGUSTUS

“17 agustus tahun 45… itulah hari kemerdekaan kita”.

Yaa.. itulah salah satu lirik lagu kemerdekaan yang sering dinyanyikan pada saat HUT RI.

Cerita ini dimulai pada saat kami merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 agustus setiap kompleks kami pasti akan mengadakan berbagai jenis lomba, ada lomba makan kerupuk, balap karung, memasukkan pensil ke dalam botol, panjat pinang, dan masih banyak lagi yang lainnya. Selain lombanya yang banyak, hadiah yang disiapkan pun meriah tak heran banyak orang mulai dari yang paling muda sampai yang tua pun ikut memeriahkan, entah itu mengikuti lomba ataupun yang cuma menonton saja.

Tentu saja tak ketinggalan kami para akom alias anak kompleks pasti hadir dalam perlombaan itu, bukan untuk menonton melainkan ikut serta dalam perlombaan yang diadakan.

Kami berempat adalah teman SD yang tinggal di kompleks yang sama. Walaupun kami berbeda sekolah, kami selalu bermain bersama. Siang itu aku Budi, Yanto, Ipul dan Ahmad sedang duduk di teras depan rumahku.

“Hei budi, sebentar sore jam 3 di lapangan bakalan ada lomba 17an, kamu ikut nggak?” kata ipul.

“Ohh iya, katanya kali ini hadiahnya besar-besar loohh” kata yanto.

“Besar? kerupuk juga besar tuh.. hahaha..” kata budi.

“Maksudnya bukan begitu, tapi kali ini hadiahnya banyak yang menarik, juara 1 panjat pinang bakalan dapat sepeda loohh” kata ipul.

“Juara 1? juara 3 saja nggak dapat, lagian lombanya panjat pinang, ingat tahun lalu tidak saat kita ikut lomba panjat pinang, belum juga sampai atas sudah menyerah duluan” kata ahmad.

“Hhmm salah siapa tuh, waktu kita habis cuma gara-gara satu orang yang selalu saja jatuh” kata budi.

“hehehe… maafkan aku teman-teman” kata ipul.

“oh iya, tadi kalian ikut upacara tidak?” kata yanto.

“tentu saja dong” kata budi, ahmad, dan ipul dengan kompak.

Tidak terasa sudah jam setengah 3, kami pun segera pergi ke lapangan untuk mengikuti lomba yang diadakan. Sesampainya kami di sana, kami sempat kaget karena banyaknya orang yang sudah datang padahal belum jam 3 tepat tapi para warga sudah berdatangan. Kami pun pergi ke tempat panitia untuk mendaftarkan nama-nama kami. Kami berempat masing-masing mengikuti lomba yang kami inginkan. Aku mengikuti lomba balap karung, Ipul mengikuti lomba makan kerupuk, Ahmad ikut lomba memasukkan pensil ke dalam botol, dan Yanto ikut lomba memindahkan belut. Berhubung giliran lomba kami berbeda, kami bisa saling melihat lomba-lomba yang diikuti lainnya.

Ternyata lomba yang diadakan pertama yaitu lomba makan kerupuk tentu saja jagoan kami Ipul mewakili kami untuk mengikuti lomba itu. Tentu saja ada alasan tertentu mengapa sampai Ipul memilih lomba makan kerupuk, yaa tentu saja karena Ipul tukang makan dan kerupuk yang digunakan di lomba ini menggunakan kerupuk yang ukurannya lebih besar dibandingkan kerupuk yang biasa kita makan, makanya Ipul memilih lomba ini. Akhirnya lomba pun dimulai, lomba ini dikuti oleh 5 orang termasuk Ipul. Pada saat peluit dibunyikan semuanya tanpa pikir panjang langsung menyambar kerupuk yang di gantung, walau mulut mereka semua penuh tetap saja mereka melanjutkan makan sampai kerupuk yang di atas kepala mereka habis termakan. Dan tentu saja dengan kecepatan dan kelaparan yang melanda Ipul berhasil di posisi pertama.

Selanjutnya adalah lomba memindahakan belut, dari kami semua yang bisa memegang belut tanpa kesusahan adalah Yanto, kata Yanto belut dan ikan lele itu 11/12 karena sama-sama mempunyai badan yang licin dan juga karena Yanto memelihara ikan lele jadi dia lebih berpengalaman dari kami semua. Dan peluit pun di bunyikan, dengan cepat Yanto pun mengambil belut yang ada di ember dan berlari untuk memindahkan di ember yang di sediakan. Banyak sekali yang kesusahan mengambil belut karena terlalu licin. Empat belut pun berhasil dipindahkan Yanto, hanya tinggal satu belut lagi. Pada saat Yanto ingin memindahkan belut, belut yang dipegang terlepas dan jatuh ke tanah. Akhirnya Yanto pun harus berada diperingkat ke-dua.

Lomba yang berikutnya memasukan pensil ke dalam botol, kalau ini Ahmad juaranya. Dia berturut-turut memenangkan juara 1 dalam lomba ini, makanya pada saat ada lomba ini sudah pasti Ahmad akan ikut serta. Tidak butuh waktu lama untuk Ahmad memenangkan lomba ini, hanya dengan sekali percobaan Ahmad langsung memenangkan lomba ini.

Dan giliranku pun datang, apalagi kalau bukan lomba balap karung. Di lomba ini ada salah satu pesaingku yaitu Bonar, tahun lalu aku kalah lomba dari dia tapi tahun ini aku bertekad untuk mengalahkan Bonar. Walaupun lomba ini terbilang mudah hanya lompat-lompat, tapi jika kita tidak memperhatikan lompatan kita bisa-bisa kita tersandung dan jatuh. Saat peluit di bunyikan aku segera melompat dengan sekuat-kuatnya dan sejauh mungkin. Aku berhasil berada di barisan depan tapi di belakangku tak ketinggalan Bonar mengejar, aku terus saja melompat sejauh mungkin. Garis finish sudah di depan mata, hanya tinggal beberapa lompatan lagi, suara teman-temanku yang memberi semangat pun semakin keras saat aku mendekati garis finish. Dan akhirnya akulah yang sampai duluan di garis finish. Aku segera melepaskan karung yang kupakai dan berlari ke arah teman-temanku. Kami pun berteriak kesenangan, seakan-akan memenangkan lomba kejuaraan internasional.

Masing-masing dari kami mendapat hadiah. Aku mendapatkan satu set gelas kaca, Yanto mendapatkan buku dan alat tulis, Ahmad mendapatkan sabun dan sampo, dan Ipul sepertinya yang paling bahagia karena hadiah yang di dapat yaitu aneka snack dan sekantong kerupuk. Hehehe bisa dipakai buat lomba di rumah nantinya.

Dan itulah kegiatan kami, kemeriahan 17 Agustus walaupun lomba yang di adakan hanya sederhana tapi kami senang karena dapat berkumpul bersama-sama untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. Walaupun kami berbeda-beda tapi kami tetap satu yaitu Indonesia… MERDEKA!!!


Karya : Riska

ACTING CLASS

Sekolah ini modern dan berkualitas. Di sekolahku ini, terdapat kelas Acting atau Acting Class. Dari dulu aku ingin mengikutinya, tapi aku tak yakin bisa atau tidak.

Murid murid perempuan di kelasku sedang membicarakan sesuatu. Entah tentang apa. “Eh kalian bicarain tentang apa?” tanyaku. Mereka semua menoleh ke arahku, aku jadi sedikit canggung. “Ini lho, jadi ada anak baru yang mengikuti kelas Akting. Anaknya cantik dan sepertinya cocok jadi anak kelas Akting” jelas Lody. “Ohhh gitu” lalu aku pun beranjak pergi.

“Bagaimana ya jika aku mengikuti kelas Akting? Masalahnya aku pengen banget ikut kelas itu, apalagi ada anak baru” pikirku saat malam hari. Karena terlalu lelah, tak terasa aku sudah masuk ke dunia mimpi.

Esoknya, aku memutuskan untuk mendaftar ke kelas Akting. Aku juga diuji seleksi. Saat seleksi, aku diuji untuk akting marah, sedih, pingsan, menangis dan wajah sinis. Dan aku berhasil melewati seleksi. Mulai sekarang aku mengikuti kelas Akting.

Di kelas Akting, aku sudah banyak mendapat teman. Di Kelas ini, hanya ada 20 anak yang terpilih.

Aku senang mengikuti kelas Akting. Aku belajar dan mendalami dengan sungguh sungguh.


Karya : Yacinta Artha Prasanti

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...