Elano, seorang pemuda spesial yang dapat mengetahui apa yang sedang orang lain pikirkan. Entah itu bisa disebut sebuah anugerah atau musibah, yang jelas ada sisi positif dan negatifnya saat dia mengetahui pikiran orang.
Dia mendapatkan kemampuan tersebut saat terbangun dari tidur, awalnya dia bingung dengan apa yang dia rasakan, dia seperti bisa mengetahui apa yang sedang dipikirkan anggota keluarganya, salah satunya emaknya yang sedang memikirkan cicilan panci. tetapi perlahan dia mengingat bahwa saat dia sedang tidur, dia bermimpi didatangi orang asing yang berasal dari Forks, yang bernama Edward Cullen. si Edward Cullen berbicara tentang kemampuan yang dia miliki yang akan ditransferkan kepada Elano. Apa mungkin gara-gara mimpi itu Elano jadi memiliki kemampuan seperti ini? siapa sebenarnya orang asing yang bernama Edward Cullen yang so kenal itu? Elano benar-benar tidak mengetahuinya.
Elano kemudian mencari nama Edward Cullen di google, dan dia menemukan fakta bahwa Edward Cullen adalah salah satu karakter di film Twilight, dan ternyata Edward Cullen memang memiliki kemampuan untuk membaca pikiran orang lain. Setelah dia menelusuri tentang apa sebenarnya film Twilight itu, akhirnya dia mengetahui secara garis besar tentang film tersebut,
“yah ini mah kayak film ganteng-ganteng Sering-galau”, ucapnya.
Ternyata Elano adalah penggemar Sinetron GGS (ganteng ganteng seringgalau), dia tidak pernah melewatkan satu pun episode dalam menonton sinetron ini. Dia malah tidak tahu sama sekali tentang film Twilight. film yang menginspirasi sinetron GGS.
“tapi masa iya gara-gara mimpi didatangi si Edward Ulen, gue jadi bisa mengetahui pikiran orang”, rancaunya.
Aneh tapi nyata takkan terlupa, kisah kasih di sekolah… eh.. (malah nyanyi).
Aneh tapi nyata, tapi itulah kejadian sebenarnya yang telah menimpa Elano, hingga saat ini dia memiliki kemampuan tersebut.
Pagi itu seperti hari-hari biasanya, Elano berangkat ke sekolah. Saat tiba di lingkungan sekolah, dia mendengar banyak suara dari apa yang orang-orang pikirkan. Ada yang mikirin PR yang belum dikerjakan, ada yang mikirin nanti malam mau makan apa (sett dah sampai segitunya, padahal ini masih pagi), ada yang lagi mikirin utang (sudah lumrah dan umum), bahkan ada orang yang lagi mikir dia lupa pake daleman, setelah Elano telusuri ternyata kasus terakhir adalah pikiran dari Sodikin, yang tidak lain dan tidak bukan adalah teman sebangku Elano.
Elano menghampirinya,
“woy dikin, lo gak pake daleman ya?”, ledek Elano.
“lho kok tua?”, tanya Sodikin panik.
“parah sih lo dikin”, ucap Elano.
“jangan bilang siapa-siapa yaa”, pinta dikin.
“emangnya kenapa?”, tanya Elano usil.
“eh ini amanat lho, AMANAT”, jawab dikin.
Elano tidak bisa berkata lagi, kalau sudah menyangkut amanat, mana mau dia melanggarnya.
“El, lo kan tukang comblang. bisa gak lu nyomblangin gue sama Sarapova?”,
“duh mimpi lo ketinggian kin”, jawab Elano malas.
Memang sejak Elano memiliki kemampuan mengetahui pikiran orang, Dia menggunakannya untuk menolong teman-temannya. Dengan membaca pikiran teman-temannya, Elano dapat mengetahui perasaan cinta dari teman-temannya, Wiss.. Saat ada yang cocok alias ada cowok dan cewek yang ternyata saling suka, Elano menyuruh si Cowok untuk menembak si Cewek. Otomatis Elano dianggap tukang comblang. Sudah sekitar 7 pasangan yang sudah Elano satu kan, bahkan yang terakhir adalah pasangan antara Madara, si kutu buku, dengan Tsunade si atlet cheers, (emangnya cheers atlet ya?). Tidak ada orang yang menyangka bahwa ternyata mereka saling suka. Itulah kenapa dikin meminta Elano untuk mencomblangkannya dengan Sarapova.
Tetapi untuk kasus Sodikin dengan Sarapova rasanya tidak mungkin bisa Elano atasi. Elano sedikit ragu Kalau Sarapova juga menyukai Sodikin. keraguannya mencapai 100%. lho kok? katanya sedikit.
“gini aja kin, nanti pas istirahat, lo lewat depan neng Sarapopa, ntar gue lihat bagaimana kondisinya”, saran Elano.
“buat apa El?”, tanya dikin. Asal tahu aja Sodikin pun tidak tahu tentang kemampuan Elano. Elano pun tidak menceritakan kemampuannya itu kepada siapa pun karena takut malah dianggap wong gendeng oleh orang-orang.
“ya udah, lo lakuin aja”, paksa Elano.
Sodikin menyetujuinya.
Saat istirahat, Sodikin siap akan beraksi, Elano memperhatikan dibalik layar.
saat itu Sarapova sedang duduk di kantin bersama teman-temannya.
Tapi tiba-tiba Elano mendengar pikiran seseorang, “ihh si dikin jelek banget”,
Elano bingung, padahal kan Dikin belum beraksi, kemudian dia melihat ke sekeliling, ternyata pikiran itu berasal dari ibu penjaga kantin. “masa hutang sudah dua bulan belum dibayar”, lanjut pikiran si ibu kantin, Elano melihat wajah yang semrawut dari ibu kantin yang sedang memperhatikan dikin.
“huh dasar raja hutang”, kutuk Elano.
Si Dikin ternyata sudah memulai aksinya, dia berjalan di hadapan Sarapova, Elano memperhatikan apa yang akan Sarapova pikirkan setelah melihat dikin.
“ternyata deg degan juga”, ucap Elano.
ting.. Elano sedikit tidak percaya dengan apa yang dipikirkan Sarapova setelah melihat dikin berjalan di hadapannya. ketidak percayaan mencapai 100%. Wajah Elano memucat tanda kaget. penasaran kan apa yang dipikirkan Sarapova??
begini nih, “duh ada dikin, jadi grogi nih. meskipun dikin lumayan jelek. tapi aku menyukainya. andaikan dikin juga menyukaiku. ah aku cewek sih, jadi gengsi mau bilang duluan, bisanya cuma nunggu”, itulah yang dipikirkan Sarapova. Asalkan tau aja, Sarapova adalah ketua osis dan mungkin merupakan siswi paling cantik, pintar, dan ramah di sekolahan. dipuji, dihormati, dikagumi.
Sementara dikin? ah sudah lah.. tidak perlu dijelaskan.
Elano tiba-tiba lari ke kamar mandi, dia muntah di kamar mandi setelah mendengar pikiran dari Sarapova.
Sodikin bingung mendapati Elano sudah tidak berada di tempat tadi.
Kemudian dia mencari Elano, dan menemukan Elano terdampar di bangku depan wc.
“El, lo kenapa?”, tanya Dikin, “lo pucat bingit El”, lanjutnya.
“ng ng nggak, gu gu gue gak kenapa napa”. jawab Elano.
“lebih baik sekarang lo nembak neng Sarapopa, dia lagi nungguin lo”, lanjutnya, masih mual.
“heh lu jangan bercanda ya! masa iya Sarapova lagi nunggu gue nembak”, ucap Dikin marah sambil memegang kerah baju Elano.
“beneran kin, gue kasihan sama neng Sarapopa”, ucap Elano masih lemas.
kemudian Sodikin senyum senyum sendiri.
“seneng kan lo?”, tanya Elano.
“oke, kalau lo maksa, gue akan nembak sarapova hehe”, ucap dikin yang mulai terlalu sangat percaya diri sekali, bangetttt.
“SIAPA YANG MAKSA!”, bentak Elano yang jijik dengan perkataan dikin.
Beberapa hari kemudian, Sodikin dan Sarapova pun jadian. satu sekolah gempar setelah mendengar berita buruk itu, banyak yang berduka cita, Bahkan banyak orang yang melakukan mogok mandi. (ga ada hubungannya).
Berbeda dengan Elano, dia malah senang mendengar berita itu, dia senang dapat membantu temannya, dikin, dia senang membuat orang-orang bahagia.
Berbagai macam pengalaman telah Elano dapatkan setelah mempunyai kemampuan mengetahui pikiran orang lain, bahkan sesuatu yang dianggapnya mustahil, sangat sangat mustahil, ternyata bisa saja terjadi. seperti Sarapova yang menyukai Sodikin.
Tetapi kadang, hal negatif pun didapat olehnya, seperti saat dia mengetahui ternyata ada orang yang tidak menyukainya, dan saat dia dengan tidak sengaja mengetahui aib dan privacy dari orang-orang, yang seharusnya menjadi rahasia dan Elano tidak berhak mengetahuinya. Jadi Elano tidak dapat menyimpulkan apakah baginya ini merupakan sebuah anugerah atau sebuah musibah.
Elano berdiri di lantai dua, memperhatikan Sarapova yang sedang mengajari Sodikin bermain basket di lapangan. Dia tersenyum, dia dapat merasakan kebahagiaan yang dirasakan oleh mereka.
tiba-tiba dia mendapati suara pikiran seseorang yang begitu jelas terdengar olehnya dari arah kiri,
“duh kak Elano tampan sekali, aku ingin berkenalan dan ingin akrab dengannya”.
deg, Elano kaget. dia memalingkan kepala ke arah kiri untuk memastikan asal dari suara pikiran tersebut. Kemudian dia melihat seorang gadis cantik berdiri satu meter di sampingnya, yang juga sedang melihat ke lapangan basket. gadis itu menoleh ke arah Elano, Wajahnya memerah, kemudian gadis itu masuk ke dalam kelas “11 ipa 3”. Elano hanya melongo, masih belum percaya dengan apa yang dia dengar barusan. kemudian Elano tersenyum.
Bersambung…
Karya : Ay Rahmatillah