Pages

Sunday, November 10, 2019

KENYATAAN HIDUP

Seperti biasanya Budi berangkat bangun pagi-pagi. Saat sarapan bersama Ibu, Budi mendengar tetangga depan rumah menghidupkan musik dangdut. Budi memang menikmati musik yang di dengarkan, tetapi tahu siapa yang menyetel musik pagi-pagi dengan suara keras membuat sedikit kesal di dalam hati Budi. Akhirnya Budi bercelotehlah "Apa hidup ku satu saat sama sama seperti tetangga ku. Sebatas sekolah SMA pendidikannya. Kerjaannya lebih banyak nganggurnya. Walau pernah membangun usaha pun banyak gagalnya dan dalam pernikahan pun gagal satu kali dan menikah lagi. Bikin repot orang tua dan tetangga sekitar dengan sikapnya yang sok dewasa tapi kekanakan banget."

Budi melupakan ocehannya dan menyelesaikan sarapannya. Berangkatlah Budi ke sekolah dengan berjalan kaki, sampai ujung jalan naik mobil mikrolet untuk mengantarkannya ke tujuannya. Saat di mobil Budi teringat dirinya belum membuat Pr alias lupa. Maka itu setelah sampai di sekolah Budi langsung ngobrol dengan Teguh teman sekelas Budi untuk melihat hasil kerjaan Pr-nya. Teguh pun memberikan buku Pr-nya ke Budi untuk di salin, karena Budi memberikan alasan dirinya lupa membuat pekerjaan Pr. Segera Budi mengerjakan menyalin Pr-nya Teguh dan untungnya itu Pr akan di kumpulkan saat jam pelajaran ke dua.

Dengan cepat menyelesaikan menyalin Pr-nya Teguh dan wal hasil beres juga. Buku Pr-nya Teguh di kembalikan Budi. Pelajaran pertama di mulai. Dengan biasanya Budi dan teman-teman sekelas menjalankan aktivitas belajar seperti biasanya. Sampai jam pelajaran ke dua. Ternyata Ibu guru yang mengajar tidak dateng karena sakit. Budi langsung menghelakan nafasnya dan berkata "Susah payah menyalin Pr, Ibu guru gak masuk."

Budi seperti biasa belajar sendiri di kelas begitu juga teman-temannya karena Ibu guru tidak dateng untuk mengajar. Terkadang Budi teringat dengan keadaannya tadi pagi dan berkata dalam hatinya "Apa kah jalan hidup ku bisa gagal juga dengan tetangga di depan rumah ku itu ya."

Budi terus berpikir dengan seksama untuk mencari perbandingan yang lain. Budi teringat dengan Omnya yang hidupnya tidak jauh berbeda dengan tetangga di depan rumahnya kalau urusan pekerjaan, tetapi kalau urusan rumah tangga sih Omnya Budi belum mendapatkan anak dari hasil perkawinan sampai sekarang. Lagi-lagi Budi menghelakan nafasnya dan berkata dalam hatinya "Moga-moga jalan hidup ini bisa berhasil setelah lulus sekolah SMA."

Budi terus menjalankan aktivitasnya di sekolah untuk mendapatkan pendidikan dan bergaul dengan baik dengan teman- teman sekelasnya. Saat pulang sekolah Budi dan juga saat di dalam mobil mikrolet, lagi-lagi Budi mengela nafasnya ketika melihat Pak sopir dalam hatinya berkata "Jika aku gagal dengan pendidikan ku maka aku akan jadi seperti Pak sopir mikrolet."

Budi terus berusa tidak memikirkan lagi semuanya yang membuat dirinya resah. Sampai di lingkungan dekat rumah. Budi lagi-lagi melihat tukang ojek dan penjual batagor yang ada di pinggir jalan. Budi lagi-lagi mengela nafasnya dan berkata dalam hatinya berkata "Jika aku gagal dalam pendidikan ku aku akan sama seperti tukang ojek dan penjual batagor." Budi terus berusaha tidak memikirkannya dan sampai di rumah.

Tapi ketika melihat Ibu dan Ayahnya, Budi lebih tersadar lagi. Dalam hati Budi berkata "Ayah seorang pekerja keras, hanya bisa menjadi guru ngaji saja karena lulusan pondok pesantren dan Ibu pun jadi guru agama Islam karena lulusan S1 untuk menggapai mimpi dan harapan jadi kenyataan jadi orang yang sukses di pendidikan, pekerjaan dan rumah tangga."

Budi pun langsung masuk kamarnya dan belajar dan belajar di kamarnya agar menjadi orang berhasil dan tidak mau jadi orang gagal seperti orang-orang di sekitarnya, minimal sama kedudukannya dengan orang tuanya yaitu sukses di pendidikan, pekerjaan dan rumah tangga.

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...