Pages

Sunday, November 10, 2019

VULKANIK

Pada suatu hari, di dalam sebuah rumah yang terdiri dari anak dan ayah. Yang terletak di Distrik 7, Kota Dawn. Anak tersebut bernama Susi, ia selalu berselisih dengan ayahnya bahwa ia akan sekolah di Distrik 14 yaitu sekolah di bidang farmasi, dan ayahnya tidak setuju akan hal itu. Ayahnya ia ingin sekolah di Distrik 8 di bidang ilmu geologi, dan sekolah tersebut dekat dengan rumah mereka. Ayahnya ingin ia sukses menjadi seorang badan geologi yang ahli seperti ayahnya yang sekarang pensiunan BGPBKDU (Badan Geologi Penanggulangan Bencana Kota Dusk) dan bisa menyelamatkan orang lain dengan keahlian tersebut. Ayahnya tidak mau kalau anak semata wayangnya menjadi tidak sukses karena sekolah farmasi merupakan sekolah yang lumayan sulit.

Ibunya meninggal dunia saat ia berumur 1 tahun 9 bulan. Ibunya meninggal dikarenakan aktivitas vulkanik di kota Dusk, saat itu rumah mereka dekat dengan Gunung Darkhölmes, ibunya saat itu sedang berenang di belakang rumah, kolam tersebut air semakin panas, ia curuga akan terjadi sesuatu. Dan benar, kolam tersebut muncul lava, lava tersebut keluar dengan sangat cepat, ia bahkan tak sempat melarikan diri karena ia berada di tengah kolam tersebut, ayahnya mengetahui hal tersebut saat dia ingin memberikan handuk kepada ibunya, ia kaget ada lava yang muncul di kolam renang dan ada tangan yang hampir terbakar oleh lava tersebut. Ayahnya melihat ke atas gunung, dan benar, ia melihat sekumpulan asap yang tebal, ia menduga bahwa Gunung Darkhölmes kembali melakukan aktivitas vulkanik. Kemudian ia melapor ke BGPBKD dan segera pindah ke kota Dawn.

Pada pukul 2.30 pm, Evans, yaitu ayahnya Susi sedang ingin ke tempat kerjanya dahulu yaitu BGPBKDU. Untuk mengenang masa lalunya dan bersenda gurau dengan teman lamanya di tempat itu. Dan sampai di tempat itu Evan kemudian menhampiri salah satu teman terbaiknya yaitu Hans. Hans 10 tahun lebih muda dari pada Evans. Hans memegang kendali Seismograf, dan Evans memegang semua kendali yang ada dalam tempat tersebut dalam arti ia menjadi pemimpin dalam tempat kerja tersebut.

Hans teringat ketika Evans hobi memakan pisang dan menyisakan setengah pisang tersebut di kantongnya

“Hei, Evans. Saya teringat ketika kau kuberi pisang dan menyisakan setengah gigitan pisangmu di kantongmu, karena kita terlalu sibuk dengan pekerjaan kita.”

“Kau masih teringat akan hal itu ya?, dan saya pernah memberimu setengah dari gigitanku itu.”

“Benarkah?, seingatku kau tidak memberiku setengah pisangmu itu, tapi kau memberikannya kepada Dani.” Hans menjawab sambil menengok ke arah Dani.

Dani mejawab, “Hah? aku? kenapa aku?, aku kenapa?.”

“Hahaha, Dani Dani, sejak dahulu kamu itu selalu saja telat pemikiran, jadi kamu itu selalu mejadi korban bully-an dari karyawan di tempat ini.”

Dani hanya senyum kecil dan melajutkan pekerjaannya.

“Vans, kau dahulu menyimpan pisangmu sampai berhari-hari, dan walaupun pisang itu berhari-hari kau tetap memakannya.” Dani melanjutkan bicara. Dan mereka tertawa bersama-sama.

Satu jam berikutnya yaitu jam pulang bagi semua karyawan dalam tempat itu. Karyawan tersebut ada yang ingin ke pasar, istirahat di rumah, makan di restoran, dan ada juga yang mendaki gunung. Salah satu orang yang ingin mendaki gunung adalah Mari, Jaret, Mai, dan Zan. Mereka ingin mendaki Gunung Darkhölmes, karena di waktu pagi matahari terlihat indah.

Ketika mereka sampai di tengah-tengah jalan, mereka istirahat di pos terdekat. Saat Zan ke toilet, Zan merasakan air dalam kran toilet tersebut terasa panas dan muncul seperti abu dari aktivitas vulkanik. Zan merasa khawatir akan hal tersebut. Karena air tersebut berasal dari puncak gunung. Kemudian Zan memberitahu Mari dan yang lain. Karena mereka sangat khawatir, mereka akhirnya tidak jadi naik ke puncak, dan mereka ingin meneliti aktivitas vulkanik di Gunung Darkhölmes.

Kemudian mereka melapor kepada ketua BGPBKDU, Riccardo atau biasa dipanggil Pak Rick. Pak Rick tidak percaya bahwa Gunung Darkhölmes kembali aktif lagi. Karena sudah 20 tahun lalu Gunung Darkhölmes, menunjukan letusan yang paling besarnya. Kemudian Evans datang dan menjelaskan bahwa itu bisa terjadi lagi. Untuk bisa membuktikannya mereka menggunakan seismograf untuk daerah Kota Dusk. Dan seismograf tersebut tidak menunjukan aktivitas vulkanik.

“Benar kan. Itu tidak mungkin bahwa Gunung Darkhölmes bisa aktif kembali. Itu hanya akal-akalan Zan dan yang lain saja.”

“Tidak pak, kami tidak mengada-ada, kami yakin bahwa ada aktivitas vulkanik di Gunung Darkhölmes.” Zan menjawab dengan yakin.

Pada suatu hari di Distrik 7, Kota Dawn. Susi merasa senang karena ayahnya pergi ke keluar kota untuk mengunjungi tempat kerjanya dahulu. Susi kemudian pergi ke rumah temannya ke distrik 13, yang dekat dengan perbatasan Kota Dusk. Saat Susi ingin mengetuk pintu temannya, kemudian ada gempa kecil yang kira-kira bersekala 3.5 Richer. Orang yang ada di dalam rumah tersebut keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Kemudian gempa tersebut reda. Susi kemudian diperkenankan masuk ke dalam rumah temannya.

Ketika berita bahwa sebagian kota Dawn terkena gempa kecil tersebut sudah menyebar ke seluruh kota, ayahnya Susi merasa khawatir akan anaknya tersebut. Kemudian Evans atau ayahnya Susi ingin kembali ke Kota Dawn.

Setelah kembali ke Distrik 7, Kota Dawn, Evans kaget, karena Susi tidak berada di rumah. Evans menelepon Susi. Dan Susi mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan berada di rumah temannya. Evans merasa lega.

Kemudian Evans meneliti kenapa bisa ada gempa, sedang air laut tenang. Pada waktu penelitian tersebut berlangsung kereta bawah tanah yang berada di Distrik 13 hilang dari jangkauan. Dan kemudian para polisi menyelidiki apa yang terjadi. Ketika ingin menuruni terowongan, salah satu polisi kaget dan ingin naik lagi dan berteriak, bahwa ada lava yang mengalir cukup deras menuju ke distrik 13. Karena sangat derasnya polisi tersebut tidak bisa kembali ke atas, dan tewas di terowongan. Dan polisi sekarang sudah jelas bahwa kerata yang hilang jangkauan tersebut dimakan oleh lava atau lahar. Dan gempa tersebut diakibatkan oleh lava yang mengalir di jalur kereta bawah tanah secara deras. Peristiwa ini terjadi karena terjadi aktivitas vulkanik di Gunung Darkhölmes, di Kota Dusk tidak terjadi apa-apa, tetapi lavanya mengalir di bawah tanah sehingga sampai ke Kota Dawn.

Kemudian para warga di Distrik 13, termasuk Susi diungsikan ke Distrik 14. Evans ingin menjemput Susi dengan mobilnya, tetapi dalam perjalanan melewati taman, sembuah air mancur tenggelam. Dan Susi bertanya kepada ayahnya.

“Ayah, kenapa air mancur itu tenggelam, yah?”

“Ayah tidak ta.., Astaghfirullah Sus,” tiba-tiba dari air mancur yang tenggelam tersebut keluarlah semburan lava yang sangat besar. Semburan lava tersebut semakin lama semakin mengecil, tetapi lava yang keluar dari air mancur mengalir ke jalan.

“Ayo cepat kita pergi dari sini secepatnya.”

“Ayah lihat, ada laki-laki yang berteriak meminta tolong dari mobil yang terkena semburan lava.”

“Di mana?.

“Di situ, di dekat Toko Buku Xander”, sambil menunjuk ke arah mobil yang terkena semburan lava.

“Tunggu di sini, jika kau takut bunyikan klaksonnya, oke?”, Susi hanya mengangguk saja, kemudian Evans keluar mobil dan ingin menolong laki-laki yang malang tersebut.

“Bertahanlah pak, saya akan menolongmu.”

“Terimakasih pak.” Pria tersebut menjawab dengan pelan, karena semua kaca mobil tertutup dan pria tersebut terlihat lemas.

Evans memikirkan jalan keluar untuk bisa menolong pria tersebut, tapi naas, setelah Evans ingin memecahkan kaca depan mobil, tiba-tiba lava melahap pria tersebut. Evans kaget, dan kembali ke mobilnya.

Setelah berhasil ke tempat evakuasi, tepatnya berada di Distrik 14, Evans harus membantu para pemadam kebakaran, tim evakuasi, dan para relawan di Distrik 13 untuk bisa menghentikan laju lava. Setelah berkendara selama 10 menit Evans akhirnya sampai ke Distrik 13, tepatnya di jalan Vercoutre No. 2. Di situ ada banyak polisi, pemadam kebakaran, tim evakuasi, dan para relawan. Dan di depan semua orang, ada lava yang berlaju dengan kecepatan 0.5 m/detik.

“Rick, kapan lava itu bisa sampai ke sini?”, Evans bertanya kepada ketua BGPBKDU, Riccardo.

“Mungkin sekitar 20 menit”, jawab Riccardo.

“20 menit?. Rick, perintahkan polisi untuk membawa pembatas jalan yang terbuat dari beton sebanyak-banyaknya, dan siapkan para pemadam kebakaran dan para pemadam kebakaran lain yang berada di luar kota untuk membawa helikopter berisi air untuk menyiram lava.”

“Beton?, untuk apa?.”

“Untuk menghalangi lava menuju distrik selanjutnya.”

“Baiklah. Toni, Will, kemari. Toni, aku ingin kau memanggil para pemadam kebakaran dengan helikopter membawa air sebanyak mungkin. Dan kau Will, aku ingin kau memanggil para polisi yang berada di luar kota untuk membawa pembatas jalan sebanyak mungkin. Aku bukan siapa siapa untuk memerintah kalian, tapi ini untuk kota ini, mengerti?.” Dan mereka pun mengangguk.

Meskipun mereka adalah pimpinan dari pemadam dan polisi mereka tetap melaksanakan perintah ketua BGPBKDU.

10 menit kemudian, beton pembatas pun datang. Tapi helikopter yang diperintahkan belum datang juga. Para polisi, pemadam, maupun relawan membentuk pembatas dengan menggunakan beton itu dan menyusunya dengan rapi.

10 menit sudah berlalu, tetapi helikopter belum datang juga. Dan lava sudah mendekati pembatas beton. Para pemadam sudah siap untuk menyemprotkan air. Ketika lava sudah bersentuhan dengan pembatas, para pemadam menyemprotkan airnya. Dan ketika menyemprotkan air, tibalah helikopter yang membawa air. Kemudian di tuangkan air kepada lava tersebut. Semakin banyak mereka menyiram lava, semakin mengeraslah lava itu. Dan semua sudah mengeras. Semua berbahagia karena usaha mereka Distrik yang lain ikut selamat.

Disaat ditengah-tengah kebahagiaan, kemudian ada laporan bahwa ada sebagian besar lava masih di lorong bawah tanah. Lava tersebut menuju ke Distrik 14 dalam waktu 15 menit.

“Bagaimana ini, Vans?”, tanya Rick.

“Saya punya ide, tetapi kita harus melakukannya sekarang.”

“Apa idemu?”

“Kita harus meledakkan dua lorong di pertigaan lorong di Distrik 14, yang satu ledakkan di jalur menuju Distrik 12, ydan yang kedua ledakkan jalur yang menuju Distrik 15, dan yang menuju ke laut kita biarkan agar lava dapat menuju ke laut”.

Mereka pun segera ke pertigaan lorong bawah tanah. Sesampainya di tempat tersebut, mereka langsung meledakkan tempat tersebut 5 menit kemudian. Lava tersebut berbelok ke arah laut dan mengeras di laut. Dan semua warga sudah merasa lega karena sudah aman.

Warga di Kota Dawn pun membereskan kerusakan yang ada di Kota Dawn, setelah itu tidak ada aktivitas vulkanik di Gunung Darkhölmes, dan warga Kota Dawn hidup bahagia.


Karya : Andrei Citroen

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...