Pages

Sunday, June 2, 2019

KEMUNGKINANNYA CICAK

Sebuah tempat yang tenang sekali. Dokter Irfan sedang bekerja keras sekali di ruangan penelitiannya untuk menemukan obat yang dapat mengobati anaknya penyakit kangker darah.

Berkali-kali di proses dengan beberapa metode dan bahan obat-obatan yang sesuai dapat membunuh penyakit dan memicu kerja dari sistem kekebalan untuk memulihkan kondisi pasien ternyata gagal.

Dokter Ifran sudah patah arang untuk bisa menyelamatkan anak tersayangnya untuk bisa bermain bersamanya bukan terbaring di ruang perawatan menunggu waktu kematiannya. Karena kecewa Dokter Irfan keluar dari ruang kerjanya untuk menemani anaknya di ruang perawatan butuh banyak perhatian.

Di balik langit-langit ruang laboratium ada 2 ekor Cicak sedang bermain sambil mengejar Nyamuk yang berterbangan ke sana ke sini.

"Aku..yang dapat....aku yang dapat," teriak Cicak bernama Bono.

"Aku..yang  dapat.......," teriak Cicak bernama Beni.

Bono dan Beni mengejar Nyamuk terus menerus sampai melompat. Tapi karena Beni terselandung sebuah benang dan jatuh. Jadi Bono melompat langsung membuka mulut melahap Nyamuk "Nyam-nyam."

"Sial...saya..jatuh...jadi saya tidak bisa menangkap Nyamuk," kata Beni yang murung.

"Enaknya...Nyamuk ini...rasa..nya..gurih...sekali," kata Bono.

"Lain kali Aku..yang akan menang mendapatkan Nyamuk. Gara..gara benang ini?" kata Beni.

"Benang..apa?" tanya Bono.

"Benang ini...," kata Beni sambil menunjukkan ke Bono.

"Itu....benangnya....Lita..si...Laba-Laba. Pasti marah...karena kamu merusak jaring Laba-Laba," kata Bono.

"Masa...?!" kata Beni.

Tahu-tahu Lita si Laba-Laba di belakang.

"Iya...Aku..marah," kata Lita.

"Siapa yang ngomong?" tanya Beni.

"Di...belakang..mu...," kata Bono.

Beni membalikkan badannya melihat Lita si Laba-Laba dengan wujudnya menyeramkan dan mau melontarkan kata-kata amarahnya ke Beni si Cicak.

Beni langsung mundur satu langkah berkata "Maaf Aku tidak sengaja...memutus benang ini....yang pada akhirnya merusak...jaring Laba-Laba kamu. Sekali lagi maaf."

Lita mau marah gak jadi. Karena Beni si Cicak sungguh-sungguh meminta maaf pada Lita si Laba-Laba.

"Ya..Aku..maafkan lain kali..tidak...," kata Lita yang baik hatinya.

"Terima kasih..ya...Lita...," kata Beni.

"Iya," saut Lita si Laba-Laba.

Lita meninggalkan Beni begitu saja menuju jaring-jaring Laba-Labanya yang rusak untuk di perbaiki agar bisa menangkap Nyamuk. Beni mencari Bono malah gak ada.

Ke sana ke sini mencari Bono. Akhirnya melihat Bono melewati celah kecil di triplek pada langit-langit terkoyak dan Bono lewat situ. Beni memanggil Bono berkali-kali tidak menggubris.

"Apa yang di cara Bono..di panggil..gak menyaut," ocehan Benik kaya menggerutu.

Beni mengikuti Bono dengan jalur yang sama. Bono terus merayap di dinding dan langsung melompat ke meja yang jaraknya dekat dari dinding. Terus Bono berjalan dan melihat sesuatu di monitor pada sistem komputer. Bono mencoba data yang  pada layar monitor.

"Data..ini hampir 100 % tepatnya..99%....tinggal 1 persen...saja kalau bisa menemukan zat extrak yang bisa melengkapi dari rangkaian atom menjadi sempurna dan obat jenis baru di temukan," kata Bono.

Beni di samping Bono.

"Baca..apa? Aku ...tak..mengerti yang kamu omongkan," kata Beni.

"Kamu..Beni..bikin...kaget..aja. Tahu-tahu di samping. Oh..ini..Aku membaca..data jenis obat baru..untuk menanggulangi penyakit kanker darah," kata Bono.

"Oh..begitu. Aku coba..membacanya pada monitor," kata Beni.

Beni membacanya dengan seksama.

"Oh..metode yang di jalankan dalam data ini...yang di gunakan untuk menemukan obat jenis baru. Bukan..ini..metode..
mutasi gen. Kalau di tambah data....DNA..dari sel darah sepies Cicak. Maka..berhasil data ini menjadi 100%,"
kata Beni.

"Emang..ia..berhasil. Tapi ada dampaknya. Terjadi efek baru yang bisa aja mempercepat pertumbuhan penyakit di dalam tubuh pasien penyakit kangker darah. Sebenarnya kemungkinannya jadi..Nol," penjelasan Bono.

"Kok.. Nol?" tanya Beni.

"Iya..Nol. DNA Manusia dan Cicak gak bisa di satukan....efeknya terjadi penggumpalan..darah. Pada..akhirnya...penyakit lebih cepat berkembang dan pasien yang menderita tidak ada harapan hidup alias mati," penjelasan Bono.

"Ya...Bono..seperti biasanya...di ajak bicara khayalan. Malah realitanya..sebenarnya di bidang kedokteran. Gak seru," kata Beni.

"Kamu..terlalu banyak..nonton film...tentang mutasi gen. Kemungkinannya...Nollah..kalau kenyataannya," kata Bono.

"Kalau...dengan DNA Laba-Laba..gimana?" tanya Beni.

"Sama....cuma khayalan," kata Bono.

"Ya..lebih..baik...nonton film...bisa jadi kenyataan dari pada kenyataan sebenarnya....ya...nihil. Tapi Bono...masih ada kemungkinannya gak keberhasilannya?"

"Mungkin..sih...tapi perbandingannya susah untuk di hitung. Sudah yuk..kita cari..Nyamuk..jangan bahas urusan...Manusia," kata Bono.

"Ayo..nyari..Nyamuk. Perut saya lapar," saut Beni.

Bono dan Beni kembali ke langit-langit ruangan laboratium mencari Nyamuk. Dokter Irfan masuk ruang kerjanya lagi untuk terus mencoba menemukan obat jenis baru yang bisa menolong anaknya kangker darah dan memberikan harapan untuk anaknya hidup di muka bumi ini...bermain dan bergembira.

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...