Pages

Wednesday, June 26, 2019

KEJUTAN

Tet… tet… tet…

Bel tanda istirahat berbunyi terdengar nyaring di telinga siswa siswi SMK Negeri 1 Purwodadi, selang beberapa detik kemudian terdengar teriakan dari seorang siswi, teriakan itu mengagetkan siswa siswi dan membuyarkan lamunan Setyo, siswa kelas 12 TKJ

“Siapa sih” kata Setyo sambil beranjak dari kursi.

Dan tanpa diduga siswi tersebut menyebut nama Setyo sambil berteriak.

“Sepertinya aku mengenal suaranya” kata Setyo semakin penasaran, sambil berjalan tergesa gesa menuju pintu.

Braak…

Hampir saja siswi tersebut jatuh tapi untungnya Setyo menangkap siswi yang ditabraknya tadi.


“Rey…??” kata setyo dengan wajah bingung sambil melepaskan tangan Setyo dari Rey

“Kak Setyo…” kata rey sambil menangis.

“Kamu kenapa Rey?” kata Setyo memegang bahu Rey.

Tangis Rey semakin menjadi-jadi.

“Ya udah ayo masuk ke kelas kakak” kata Setyo sambil menarik tangan Rey.

Rey dan Setyo baru bertemu saat PLSPD bulan kemarin, namun Setyo diam diam menaruh rasa ke Rey, Rey adalah siswi kelas X AKL.

“Kak Setyo sih nggak percaya sama aku tadi pagi” kata Rey membuka percakapan.

“Percaya apa?” kata Setyo pura pura bingung.

“Ihh kak Setyo… nyebelin” kata Rey sambil memasang wajah cemberut.

“Jangan cemberut gitu dong nanti kamu nggak cantik lho” rayu Setyo.

“Biarin” kata Rey.

“Oke oke… jelasin ke kakak kamu tadi teriak-teriak, manggil-manggil nama kakak sambil nangis segala kenapa?” kata Setyo yang akhirnya mengalah.

“Uh… okelah.. tadi pagi kan aku cerita sama kak Setyo soal dua hari yang lalu aku diteror sama seseorang, pertama soal aku dikunci di kamar mandi” kata Rey dengan serius.

“Kan udah aku bilang kalau pintunya rusak” sela Setyo.

“Ih… dengerin dulu dong” sanggah Rey.

“Terus yang kedua ada yang mendorongku dari tangga sampai kakiku keseleo”

“Tapi kan kamu nggak punya bukti” sela Setyo lagi.

“Iya sih… memang saat aku jatuh aku hanya melihat tiga orang di belakangku dan aku kenal mereka, awalnya ku kira mereka yang mendorongku tapi mereka malah membantuku, dan hari ini di lokerku ada tikus mati kak.. aku takut” kata Rey histeris.

“Nggak apa apa… mungkin nanti di lacimu ada kucing mati” kata Setyo menggoda Rey.

“Aw… kayak ada yang jatuh di bahuku (Rey melirik ke arah bahunya) kak… ambil kak… cepat ambil…” kata Rey histeris.

Setyo tertawa melihat tingkah Rey dan dengan santai mengambil sesuatu di bahu Rey.

“Ha…” Setyo menyodorkannya ke arah Rey.

“Cepet buang” kata Rey ketakutan.

“Sama cicak mainan aja takut… makasih ya atas bantuannya Rik” kata Setyo.

“Sip bro…” kata Erik sambil mengacungkan jempol.

“Ih… kalian itu … nggak lucu tahu…” kata Rey dengan wajah manyun.

Rey beranjak dari kursi dan berlalu meninggalkan Setyo yang masih tertawa melihat tingkah Rey.

Pulang sekolah.

“Kak Setyo tunggu” kata Rey sambil berjalan menyusul Setyo dari belakang.

Dan mereka berjalan beriringan.

“Stoppp…!!!” kata Rey menghentikan langkah Setyo.

“Buku aku ketinggalan kak… tunggu ya.. mau aku ambil” kata Rey.

“Cepat!! aku tunggu di aula” kata Setyo kepada Rey yang berlari meninggalkannya.

Tak sampai dua menit Rey sampai di kelasnya, Rey cepat cepat mengambil bukunya dan bergegas menyusul Setyo yang menunggunya di aula. Sesampainya di aula, Rey melihat keadaan aula yang gelap gulita.

“Mana mungkin kak Setyo di sini.. tapi nggak mungkin kak Setyo bohong ke aku” tanya Rey kepada dirinya sendiri.

Rey mencoba mencari saklar lampu di dinding tapi hasilnya nihil. Rey memberanikan diri untuk masuk.

Byurr…

Belum beberapa langkah Rey berjalan sesuatu membasahi tubuhnya, ya sesuatu itu lengket dan berbau… anyir.

“Kak… kak Setyo… kak Setyo!!!!” panggil Rey histeris, Rey merasakan tubuhnya gemetar.

“HAPPY BIRTHDAY!!!” seru semua orang diikuti tepuk tangan.

Rey menatap orang-orang yang ada disitu dan mendapati Setyo.

Rey terjatuh ke lantai dan menangis histeris, tepuk tangan berhenti dan semua menatap Rey dengan khawatir, Setyo berlari menghampiri Rey, Setyo pun menyadari ada yang aneh dengan Rey hingga Setyo mencium bau amis.. ya… bau amis darah.

“Hey… kan udah aku bilang kalian masukin sirup merah ke ember bukan darah…!!!” kata Setyo menatap seluruh teman temannya…

Mereka tertunduk… menyesal dengan kenyataan itu… Namun seseorang menyaksikan peristiwa itu dengan penuh kepuasan.

“Hahaha… aku menang Rey… aku menang… rasakan apa yang aku rasakan…”

Tamat


Karya : Heni Wiji Utami

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...