Pages

Monday, June 24, 2019

CHIMPANZEES


Dalam hutan belantara sunyi, dan senyap. Seekor anak Simpase sedang memetik buah di pohon. Dengan hati-hati anak Simpase memetik buah. Ibunya Simpase sedikit khawatir dengan anaknya yang berusaha untuk dewasa. Ke Khawatiran Ibu Simpase terjawab. Anak Simpase jatuh dari pohon karena pijakannya pada batang pohon yang mati.

"Ahhhhhhhh," teriak akan Simpase.

"Anak...ku..," terikak ibu Simpase.

Sang ibu Simpase di bawah pohon berusa menangkapnya. 

"Auooooooo," teriakan Simpase lain.

Dengan begelayutan pada akar yang menjalar di pohon. Bapak Simpase menangkap anaknya sebelum jatuh ke tanah. Sampai ke tanah dengan selamat Bapak, dan anak Simpase.

"Lain....kali kalau memetik buah hati-hati.....," kata nasehat Bapak Simpase.

"Iya...," jawab anak Simpase.

"Anak..ku..," saut Ibu Simpase sambil memeluk anaknya.

Sang Bapak Simpase meninggalkan Ibu, dan anak begitu saja. Anak Simpase terus di awasi Ibunya lebih ketat lagi. Padahal anak Simpase hanya ingin bermain dengan teman-temannya. Tetap saja Ibu Simpase khawatir. Anak Simpase menjadi murung karena kebebasan tidak ada lagi. Setiap hari hanya murung saja sambil di berikan buah-buah yang enak sama Ibunya. Anak Simpase memutuskan untuk mencoba menentang Ibunya sekali lagi. Anak Simpase mencoba bermain lebih jauh dari Ibunya.

Ternyata benar Ibunya khawatir sekali mencari anaknya. Pada hal anak Simpase cuma bersembunyi di bali pohon yang rindang. Anak Simpase mengerti ke khawatiran Ibunya. Dengan sadar anak Simpase belajar untuk dewasa menemui Ibunya yang mengkhawatirkan dia. Turunlah anak Simpase dari pohon yang rindang. Tempat persembunyian anak Simpase.

Karena anak Simpase tidak berhati-hati tidak sengaja menyengol sarang lebah di pohon rindang. Lebah yang marah keluar dari sarangnya, dan menyerang anak Simpase. Dengan susah payah anak Simpase memukul lebah yang menyerangnya. Karena terlalu banyak serangan Lebah dengan cepat anak Simpase melompat dari satu batang pohon ke pohon lain. Lalu melihat akar yang menjalar di pohon dengan cepat memegangnya anak Simpase.

Begelayutanlah anak Simpase mirip Bapaknya sampai ke tanah. Lebah terus menyerangnya anak Simpase dengan tidak hentinya menusuk racun ke tubuhnya. Anak Simpase berlari sekuat tenaga sampai di sebuah aliran sungai. Tanpa berpikir panjang anak Simpase melompatnya ke dalam aliran sungai yang tenang.

"Buyurrrrr," bunyi suara benda masuk ke dalam air.

Anak Simpase berusaha untuk berenang. Sedangkan Lebah pergi meninggalkan anak Simpase begitu saja. Sampai di pinggir sungai anak Simpase mengkelakkan nafasnya, tanda keletihan. Dengan tenang sekali akhirnya nafas anak Simpase kembali normal. Lalu berjalanlah anak Simpase menghadap Ibunya yang khawatir.

Selang berapa saat sampai di kediaman keluarga Simpase di bawah pohon yang rindang. Terlihat Ibu Simpase yang murung menunggu anaknya pulang. Anak Simpase berdiri depan Ibunya.

"Maaf..Ibu..membuat Ibu khawatir...," kata Simpase.

"Anak..ku..," kata Ibu Simpase sambil memeluk anaknya.

"Adu....sakit...Ibu..," teriak anak Simpase.

"Kenapa..kamu......?, sampai bentol-bentol begini?" tanya Ibunya Simpase dengan perhatian penuh.

"Saya..di sengat lebah," pengakuan anak Simpase yang jujur.

"Kamu..kurang berhati-hati sih mainnya. Ibukan khawatir dengan keselamatan kamu?. Apalagi Bapak mu tidak ada di sini?" kata Ibu Simpase.

"Maaf Ibu....," kata anak Simpase.

"Ya..udah...Ibu...obatin bentol-bentol di tubuhmu akibat sengatan lebah," kata Ibu Simpase.

"Iya...Ibu..," jawab anak Simpase dengan lembut.

Anak Simpase duduk di bawah pohon rindang. Sendang Ibu Simpase mencari daun-daun obat di sekeliling tempat situ. Setelah mendapat daun-daun obat, lalu Ibu Simpase menumbuknya di sebuah batu yang cukup besar. Setelah halus daun-daun obat baru di balurkan di  bagian tubuh yang tersengat oleh lebah.

"Adu-aduhhhh..sakit..," kata anak Simpase.

"Tahan..sedikit....," kata Ibu Simpase.

Anak Simpase menurut perintah Ibunya, dan diam dengan menahan rasa sakit. Seluruh tubuh yang terkena sengatan lebah telah di balur dengan obat mujarab buatan Ibu Simpase. Lalu anak Simpase istirahat tidur di pangkuan Ibu yang menyayanginya. Bapak Simpase pun dateng membawa banyak makan untuk anak, dan Istrinya.

Rasa letihnya pun hilang Bapak Simpase yang melihat ke bahagian Ibu, dan anak. Bapak Simpase duduk di sebuah batu besar sambil makan buah hasil jerih payahnya mencari di hutan sambil melihat istri, dan anaknya tidur di bawah pohon yang rindang.

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...