Pages

Thursday, July 13, 2017

TIGER


Suatu hari yang cerah di sebuah hutan belantara. Seekor Harimau sedang berjalan-jalan di rimbunnya pepohonan sambil mengendus-endus bau yang segar. Harimau mencari bau yang menyegarkan tersebut. Terlihat oleh mata Harimau yang tajam sebuah daging yang bergelantungan di antara dua pohon.

“Makan yang lezat,”  kata Harimau.

Harimau yang kelaparan menerkap daging yang bergantungan di antara dua pohon dengan taringnya yang tajam. Daging tertarik sampai ke tanah. Sebuah pengait tercantol di daging dan sambungkan oleh tali yang cukup kuat menarik sebuah kayu penyanggah. Pintu kandang tertutup  dengan rapat dan terkuci. Harimau terjebak dalam kurungan besi di pasang oleh pemburu.

“Saya terjebak ini.....gara-gara daging segar ini,” kata Harimau.

Harimau terus berputar-putar dalam kandang dan meraung-raung, layaknya raja rimba. Harimau jadi bingung di buat keadaan, mau gak mau hanya bisa duduk terdiam.

“Sampai kapan saya di kurungan ini?. Tolong.....tolong...,” teriak Harimau.

Tidak jauh dari keberadaan Harimau ada seorang Pertapa yang sedang semedi. Dengan khusuknya merapalkan mantra.  Pertapa terbangun dari semedinya, lalu dengan memperhatikan dengan suara yang begitu memilukan.

“Kayanya ada yang kesusahan,” kata Pertapa.

Pertapa beranjak dari duduknya berjalan menuju di mana suara berasal. Dengan menyisir jalan hutan dengan sebuah tongkat Pertapa menemukan Seekor Harimau yang lagi dalam kesusahan. Pertapa ingin membantu melepaskan Harimau dari jebakan pemburu, tapi di benak Pertapa ada khawatiran. Harimau pun bangun melihat seorang Pertapa.

“Tolong saya keluar dari kandang ini,” kata Harimau dengan memelas.

“Saya sih ingin menolong awalnya, tapi ada keraguan. Takutnya kamu di lepaskan menerkam saya untuk melapiaskan nafsu makan mu yang besar,” kata Pertapa berusaha bijak.

“Saya maklum itu, karena saya hewan predator. Tapi saya mohon tolong saya, dan saya berjanji tidak akan memangsa kamu. Wahai Pertapa yang baik,” kata Harimau meminta dengan penuh santun.

“Baiklah saya akan melepaskan  kamu, dan juga saya akan pegang janji kamu,” kata Pertapa.

Pertapa mencari pengait yang mengunci kandang besi. Dengan berusaha keras Pertapa mencongkelnya dengan tongkatnya. Pengait pun terlepas secara otomatis kandang pun terbuka. Harimau pun keluar dengan kandang dan mendekati Pertapa. Rasa ketakutan Pertapa berhadapan dengan Harimau yang mulai bertingkah aneh. Pertapa mulai berantipasi dengan tongkatnya. Harimau mulai menunjukkan raungannya yang hebat di hadapan Pertapa. Kaki Pertapa gemetaran sampai-sampai keringat dingin.

“Apa kamu mau melanggar janji mu tidak menerkam saya?”  tanya Pertapa yang ketakutan.

Harimau mulai mengendus-endus bau tubuh Pertapa.

“Saya sudah berjanji jadi pantang untuk di langgarnya. Karena saya adalah Raja rimba.  Saya berterima kasih karena pertolongannya,” kata Harimau yang bijak.

“Iya....sama-sam,” jawab Pertapa yang ketakutan.

Harimau pun pergi dengan berlari masuk ke hutan lebih dalam lagi dan meninggalkan Pertapa yang terdiam di pinggir kandang.

“Haaaa....... ternyata Harimau yang saya tolong bijak sana juga,” kata Pertapa sambil menghela nafas.

Pertapa pun beranjak dari situ segera kembali ke pondoknya. Dengan penuh ke hati-hatian Pertapa membelah hutan sampai ke kediamannya. Sampai di pondok Pertapa langsung masuk ke dalam untuk beristirahat siang. Baru saja mau merebakan tubuh, terdengar suara gaduh di luar pondok. Pertapa keluar untuk melihat kejadian di luar.

Tiba-tiba 2 bilah pedang di sodorkan di leher Pertama.

“Ada apa ini?” tanya Pertapa.

“Sudah jangan banyak bertanya kamu. Kami berdua akan jadikan kamu budak untuk kaum kami,” kata Penjahat 1.

“Jadi itu benar Pertapa. Karena kami masih butuh banyak orang untuk membangun istana untuk Raja kami,” kata Penjahat 2.

“Tapikan...saya hanya seorang Pertapa yang jauh dari urusan duniawi,” katanya berusaha membela diri.

“Sekarang diam... jangan banyak bicara. Lihat baik-baik seperti mereka di ikat  di sana di jaga teman-teman saya,” kata Penjahat 1.

“Iya...iya...saya nurut,” kata Pertapa.

Pertapa  bejalan dan di ikat dan tangannya dan di satukan dengan orang-orang yang di tangkap. Berjalan para penjahat dengan membawa budak menuju desanya. Melewati lembah sampai menyisiri sungai. Harimau selama ini masih mengawasi sang Pertapa yang baik dengan penciumannnya.  Ditengah Jalan seorang budak mengalami kram kaki karena perjalan jauh dan terjatuh. Penjahat 1 memecutnya dengan kuat layaknya binatang untuk menyuruhnya bangun dan berjalan lagi. Budak berusaha bangun, walaupun dalam ke sakitan. Tiba-tiba Harimau muncul dan menerkam Penjahat 1  bagian lehernya dengan taringnya kuat sampai mati.

Harimau pun meraung dengan sangat kuat di hadapan para manusia. Semua yang melihat kebuasan Harimau sangat ketakutan sekali. Penjahat 2 melihat temannya mati marah dan berusaha melawan Harimau dengan pedangnya. Saat Penjahat 2 mau membacok Harimau menghindar, lalu mencakarnya.

“Aaaaahhhh,” teriak Penjahat 2 dadanya robek bersimbah darah.

Harimau langsung melancarkan terkamannya ke leher sampai Penjahat 2 mati. Para penjahat lainnya ketakutan sekali. Harimau mendatangi Pertapa dengan mulut penuh darah manusia. Para budak yang penuh ketakutan sekali di datengin Harimau. Dengan giginya yang tajam memutus tali yang mengikat Pertapa.

“Terima kasih Harimau,” kata Pertapa.

“Iya...sama-sama,” kata Harimau.

Harimau meraung dengan sangat kuat di hadapan Pertapa dan para budak. Semua para budak yang melihat kebuasan Harimau ketakutan sampai ke terkencing-kencing. Harimau pun pergi meninggalkan semua manusia dengan berlari cepat masuk ke dalam hutan. Pertapa membuka semua ikatan para budak. Lalu mereka semua meninggalkan tempat kejadian kembali ke desa masing-masing. Pertapa sambil berjalan menuju pondoknya mengenang kebaikan dari Harimau yang menepati janji.

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...