Teramat
sangat menyakitkan ketika tubuhmu terbalut dalam kain putih dihiasi oleh warna
warni bunga yang merekah di sana sini. Kupandangi layar kaca. Entah kenapa
bayangku tak terlihat di sana. Air mata pun jatuh berlinang, teriakan pun tak teroyakkan.
Tak ada satupun yang mampu mendengarkan. Kulihat seseorang terbaring kaku,
kupandangi dengan jelas dan seksama. Akhirnya aku pun menyadiri itu adalah aku.
Ada satu orang bisa mengenali diriku tapi entah itu orang siapa aku tak tahu.
Apakah dia manusia atau juga sama sepertiku. Aku pun menghampiri seseorang itu,
dia terdiam tanpa ada satu kata yang keluar dari mulutnya Dia kelihatan tampan
dengan mengenakan jas berwarna hitam dengan dasi kupu kupu. Kuhampiri dirinya
lalu ku bertanya dalam hati. Apakah dia mengenaliku apakah dia bisa menolongku.
Pages
Monday, October 7, 2019
CINTA KILAT
“Hei
kamu menyingkirlah segera dari hadapanku ini. Aku tak mau berurusan sama
makhluk seperti kalian lagi bikin ribet aja.”
“Ikhhh
ternyata benar ya kamu bisa melihatku.”
“Iya
emang aku bisa melihatmu ini adalah tugasku tiap ada orang mati aku harus
datang ke sini untuk menjemput jiwa orang tersebut.”
“Berarti
begitu juga denganku donk.”
“Yuhuuu
betul sekali.”
“Terus
aku harus bagaimana donk.”
“Ayo
ikut aku.”
“Ke
mana?”
“Ke
neraka”
“Lah
kok ke neraka sih mbok ke surga aja.”
“Dah
yang penting ikut aja dulu deh nanti akan aku ceritakan yang penting jangan di
rumah ini.”
Akhirnya
mereka pun bergegas pergi meninggalkan jasadnya.
Sampailah
mereka di dalam sebuah desa kecil dengan rumah megah sekali tak ada penduduk di
sekelilingnya. Udara sejuk tak seperti di Jakarta. Entah mengapa rasanya damai
sekali. Tak ingin rasanya aku beranjak pergi. Aku pun dikagetkan oleh suara
seorang lelaki.
“Hei
ngalamun aja kamu ntar kesambet lho. Ayo cepetan masuk sini”
Aku
pun masuk ke dalam rumah yang megah itu. Aku terbelalak melihat sekeliling
rumah tersebut. Kulihat hiasan hiasan yang indah seperti bunga ada di sana.
Namun aku lebih syok lagi karena aku melihat sebuah foto yang terpampang jelas
di atas dinding rumah tersebut. Di sana ada foto diriku yang sedang
bercengkrama dengan seseorang yang bahkan tak aku kenal sebelumnya. Apakah yang
sedang terjadi sekarang ini terhadapku.
Aku
pun pergi dari ruangan yang membuatku bertanya-tanya terus dalam hati. Si cowok
tampan berbaju hitam itu menyuruhku untuk mengikutinya lagi. Dalam hati aku
berteriak sebenarnya aku mau dibawa ke mana sih kok ruangannya seperti ini.
“Ini dia kamar kamu sekarang, silahkan beristirahat dulu kamu pasti capek
karena kejadian yang baru saja kamu alami”, kata si cowok tampan itu. Aku pun
mulai beristirahat dalam kamar tersebut kupandangi sekeliling ruangan Kulihat
di atas meja ada foto sepasang kekasih mengenakan baju pengantin. Semakin dekat
aku melihat foto itu semakin aku mengenali siapakah orang tersebut. Aku tak
menyangka sama sekali yang ada di foto itu adalah aku dengan si cowok tampan
itu. Apakah aku sedang berhalusinasi atau apakah itu aku tak tahu menahu.
Semakin aku fikirkan semakin aku tak mengerti.
Kuingin
sekali memejamkan mata namun suara denting jam membuatku terbangun lagi dan
lagi. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan menghilangkan rasa bosan. Tak sadar
aku mendengar sebuah percakapan di dalam sebuah ruangan. Entah siapa yang di
dalam menyebutkan namaku. Aku pun berlari kembali menuju kamar. Air mata
mengalir begitu saja isakkan tangis pun tak teroyakkan. Terdengar suara kaki
melangkah di dalam lorong. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Aku takut
sekali ingin membukanya. Namun suara ketukan pintu itu kembali terdengar hingga
akhirnya pintu itu terbuka.
“Hei
Amelia kamu tidak apa-apa kah?”, kata si cowok tampan itu.”
“Kenapa
kamu bisa tahu namaku padahal kan aku belum memberitahumu”
“Sudah
sewajarnya donk kalo aku tahu apa aja di hidupmu aku kan yang mengurus semua
administrasi setelah kematian jadi file-file itu sudah aku dapatkan sebelum
kamu mati begitu saja. Jadi semua riwayat kamu dunia dan semacamnya aku tahu
semua.”
“Oh
ternyata begitu ya makannya tadi kamu menyebut nyebut namaku. Upppsss
keceplosan. Haduh”
“Hah
berarti kamu tadi nguping ya”
“Bukan…
bukannya begitu maksud aku… aku hanya lewat saja kok karena bosen dan susah
tidur pula.”
“Oh
begitu tak apa-apa kok itu semua akan aku ceritakan besok pagi oke sekarang
kamu tidur dulu. Kamu butuh apa bilang aja biar kamu nyenyak tidurnya.”
“Ndak
kok aku ndak butuh apa apa aku cuma penasaran saja kenapa foto aku ada di
dinding dan figura foto ini”.
“Oh
tentang itu semua toh”
“Heem
kamu tahu sesuatu kah”
“Tentu
saja”
“Ayo
tolong katakan sebenarnya”
“Oke
oke akan aku katakan sekarang tapi sebelum itu kamu harus mengerti ya ndak
boleh gegabah dengan semua cerita yang akan aku ceritakan kepadamu”
“Heem
aku berjanji”
“Begini
nih ceritanya Ini adalah dunia setelah kematian dimana yang ada di foto itu
adalah kekasih kamu di dunia ini. Tapi kita tak ingin memaksakan kehendak
biarkan itu semua mengalir dengan sendirinya tanpa ada paksaan sedikitpun.
Tadinya aku ingin menceritakan semua kepadamu besok bersama dengan seluruh
keluargaku.”
“Kamu
di sini tinggal bersama keluargamu toh”
“Iya
betul sekali. Sekarang kamu sudah tidak penasaran kan. Saatnya tuan putri untuk
tidur. Kalau gitu aku pamit dulu ya. Selamat malam.”
“Selamat
malam juga”
Akhirnya
si cowok tampan itu pergi dari kamar si amelia.
Keesokan
harinya sehabis mandi Amelia dikejutkan oleh hiasan yang berada di dalam
kamarnya. Sungguh indah bunga-bunga berhamburan di atas tempat tidur, wanginya
menusuk sampai ke dalam hati. Apakah ini kejutan yang diberikan cowok tampan
itu. Ada setangkai bunga mawar putih dan secarik kertas di dalamnya tertulis “Selamat
pagi mentariku aku tunggu di bawah. Tolong kenakan gaun yang sudah aku
persiapkan ini”. Hati amelia pun terasa gonjang ganjing. Ada rasa senang dan
sedih karena dulu tak pernah merasakan seperti ini di dunia nyata. Namun
akhirnya di dunia fana ini, sekarang ada yang ingin menjadi pendamping
hidupnya. Apakah yang seharusnya dilakukan sekarang. Sudah satu jam Amelia
memikirkan itu pada akhirnya cowok tampan itu menghampirinya dan berkata “Hei
amelia jika kamu masih ragu tak apa aku tidak memaksa, aku hanya ingin yang
terbaik buatmu saja,” sambil meletakkan sarapan untuknya dan sesegera pergi
meninggalkan kamar Amelia.
Hari-hari
berlalu begitu saja masih saja Amelia tak beranjak dari kamarnya. Dipandanginya
langit biru disela-sela jendela kamar. Sambil mendengarkan musik kesukaanya.
Terdengar ketukan pintu lalu Amelia membukakannya. Di hadapannya sekarag sudah
ada si cowok tampan itu dan aku belum tahu namanya ataupun asal usulnya namun
sekarang aku tahu aku mencintainya walaupun ini terlalu singkat bagi kami untuk
menyimpulkan sebuah perasaan yang ada. Namun aku tak mau membohongi diri
semakin aku fikirkan semakin aku ingin. Dan aku putuskan untuk menerimanya.
“Aku
mau.” tanpa melihat wajah si cowok tampan dia hanya mampu memalingkan wajah dan
tertunduk malu. Si cowok tampan langsung memegangi tangan Amelia dan berkata
“Sungguh”. Amelia pun menganggukkan kepalanya.
Satu
bulan kemudian akhirnya Amelia dan si cowok tampan itu menikah. Setelah 1 tahun
pernikahan mereka akhirnya dikaruniai seorang anak yang tampan. Cinta yang
datang dengan sendirinya tanpa ada paksaan sedikitpun mampu meluluhkan hati
seorang wanita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SAHABAT
Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...
No comments:
Post a Comment