Dahulu kala hiduplah seorang raja bernama Raden Putra yang memiliki dua orang istri. Raden Putra memimpin Kerajaan Jenggala. Istri muda Raden Putra merasa iri kepada istri tua (sang permaisuri) karena menurutnya dialah yang leebih layak menjadi permaisuri. Istri muda mendapat ide untuk mengambil posisi permaisuri dari istri tua Raden Putra. Ia bekerja sama dengan dukun untuk menjatuhkan istri tua dari posisi permaisuri. Istri muda berpura-pura jatuh sakit. Mengetahui hal ini, Raden Putra mencari dukun yang dapat menyembuhkan penyakit istri mudanya. Dukun yang dicari pun tiba di istana. Atas perintah istri muda, si dukun membuat pernyataan palsu tentang penyebab sakit yang di derita istri muda tersebut.
Dukun mengatakan bahwa istri muda sakit karena tidak disukai oleh seseorang dan orang itu telah meracuni makanannya. Orang yang di tuduh itu adalah sang permaisuri. Mendengar itu Raden Putra marah lalu menyuruh patih untuk membawa permaisuri ke hutan dan membunuhnya di sana. Namun, patih percaya bahwa permaisuri tidak melakukan tindakan yang dituduhkan itu dan ia juga kelicikan dari istri muda. Patih tidak membunuh permaisuri agar bertahan hidup di hutan. Permaisuri yang sedang mengandung itu pun berterima kasih atas kebaikan hati sang patih dan mengikuti sarannya untuk bertahan hidup di hutan. Beberapa waktu kemudian permaisuri pun melahirkan seorang putra yang diberinya nama Cindelaras. Ia adalah anak laki-laki yang cerdas dan pandai bergaul. Cindelaras bahkan berteman dengan para penghuni hutan. Suatu hari ketika Cindelaras sedang bermain di hutan, tiba-tiba seekor elang menjatuhkan sebutir telur. Telur tersebut pecah dan keluarlah seekor ayang dengan suara aneh. Anak ayam mengatakan bahwa Cindelaras adalah anak Raden Putra. Cindelaras menceritakan kejadian tersebut kepada Ibunya. Namun, Ibunya mengatakan bahwa Cinderalas adalah orang biasa dan bukan keturunan raja.
Permaisuri berusaha agar Cindelaras tidak mengetahui hal sebenarnya. Namun, pada akhirnya permaisuri pun memberitahukan kebenaran tersebut kepada Cindelaras. Setelah mengetahui kebenaran itu, Cinderalas berangkat menuju Kerajaan Jenggala. Di tengah perjalanan, Cindelaras bertemu dengan orang-orang yang sedang menyaksikan sabung ayam. Cindelaras menantang para pemilik ayam yang sedang bertaruh di sana dan mereka menerima tantangan Cindelaras. Rupanya tidak satu pun ayam yang bisa mengalahkan ayam Cindelaras. Ayam Cindelaras pun terkenal sebagai ayam yang tidak terkalahkan. Berita ini terdengar sampai ke istana Raden Putra. Raden Putra menundang Cinderlaras untuk datang ke istana serta menantang ayam Cindelaras. Raden Putra bertaruh bahwa jika ayamnya kalah maka ia akan menyerahkan seluruh kekayaannya. Akan tetapi, jika ayam Cindelaras yang kalah maka Cindelaras harus rela kepalanya dipenggal. Cindelaras pun menyetujui hal itu. Pertarungan antara ayam Cindelaras dan ayam Raden Putra pun berlangsung. Ayam Cindelaras memenangkan pertandingan tersebut. Ayam itu kemudian mengeluarkan suara aneh yang mengatakan bahwa Cindelaras adalah anak Raden Putra. Raden Putra pun kaget mendengar hal itu. Ketika Raden Putra bertanya, Cindelaras membenarkan hal itu. Tidak lama kemudian, istri tua Raden Putra datang dan menjelaskan bahwa Cindelaras adalah anak Raden Putra. Raden Putra pun menyesal atas keputusan yang pernah dibuatnya. Akhirnya, Raden Putra pun menghukum istri muda serta dukun yang telah memfitnah permaisuri.
No comments:
Post a Comment