Pages

Tuesday, November 12, 2019

KEAJAIBAN DUNIA

“Alisha cepat! Ibu sama Ayah udah siap nih!” Aku pun segera keluar rumah setelah mengambil barang-barangku. Hari ini Aku akan ke India karena Aku mendapat beasiswa kuliah di Univers Mumbai. Aku lumayan senang sih… Aku bersama orangtuaku pun berangkat menaiki mobil menuju ke Bandara. Keluargaku memang lumayan berada dengan rumah yang lumayan besar yang ditempati oleh Ibu, Ayah, Aku, dan Adik perempuanku yang kelas 1 SMA.

“Nanti kamu tinggal sama nenek ya di sana. Ada juga Bibi sama Paman yang udah 1 tahun tinggal di rumah nenek. Ayah udah nyuruh paman sama bibi untuk jemput kamu di Bandara nanti.” Kata Ayah saat dalam perjalanan.” Ada juga Jhonny. Dia nanti kuliah di Univers Mumbai juga. Cuma beda jurusan, dia ngambil jurusan Sejarah.” Sahut ibu. “Oh ya? Asyik dong bareng si Ompong lagi. Udah 10 tahun gak jumpa sama mereka berempat.” Sahutku. “Iya, malah ibu udah ngirim foto kamu yang sekarang, soalnya mereka gak tau gimana fisik kamu sekarang.” Sahut Ibu.

Kami pun tiba di Bandara. Ternyata ada Shinta yang telah menungguku. Dia adalah sahabatku sejak SMA.

“Udah lama nunggu?” Tanyaku pada Shinta.

“Lumayan, hampir aja numbuh ekor.”

“Maaf deh.. hehe”

“Kamu jaga diri ya di sana… Jangan lupain sahabat kayak Aku… Aku sebenarnya sedih sih kalo kamu pergi… Tapi Aku juga senang kalo liat kamu sukses…” Kata Shinta seraya menangis. Aku memeluknya dan menangis. “Aku gak bakal lupain kamu kok… Kita kan bisa chattingan/sms-an/telfonan..” Kataku lalu melepas pelukan. “Lagipula, sekarang kan bukan zaman 80-an lagi, hahaha…” Kataku dan kami pun tertawa.

“Alisha, pesawatnya udah mau berangkat.” Kata Ayah. Setelah berpamitan pada mereka, Aku pun menaiki pesawat dan berangkat. Sedih rasanya harus meninggalkan mereka. Tapi ini harus Aku lakukan agar Aku menjadi sukses.

Saat di perjalanan dalam pesawat, Aku tertidur dan bermimpi yang aneh. Di dalam mimpiku, Aku menaiki tangga yang berliku-liku dan saat di ujung tangga, ada sebuah pintu besar yang berukiran bunga teratai. Di tengah pintu terdapat sebuah jiplakan telapak tangan. Saat Aku meletakkan telapak tanganku di jiplakan itu, tiba-tiba pintu itu terbuka. Aku tidak dapat melihat apa yang ada di hadapanku setelah pintu itu terbuka. Aku pun terjaga. Mimpi yang aneh, batinku.

Setelah beberapa jam dalam perjalanan, akhirnya Aku sampai di Mumbai. Ada perasaan lain dalam hatiku saat Aku menginjakkan kaki di tanah India. Sepertinya Aku telah beratus tahun meninggalkan kampung halamanku sendiri dan setelah pergi jauh ke Negara lain, Aku kembali pulang ke kampung halamanku. Namun kenyataannya memang Aku keturunan India, terlihat dari fisikku yang menyerupai gadis India dengan Mata, hidung dan bibir yang khas gadis India.

Di luar Bandara, Aku menjumpai Paman dan Bibi yang telah menungguku. Aku menghampiri mereka dengan senyum dan memeluk mereka.

“Aduh.. Gadis yang satu ini tambah manis saja… Semakin mirip dengan gadis India..” Puji paman.

“Apaan sih paman? Baru ketemu juga udah disemprot, pake minyak wangi lagi, hahaha..” Kataku.

“Tapi waktu kecil kamu mirip sama gadis kecil Turki lho.. hehehe..” Sahut bibi.

“Ya udah… Kalo gitu nanti aja kita ngomongin di mobil…” Kataku lalu mengajak paman dan bibi masuk ke mobil dan pulang ke rumah nenek.

Setibanya di rumah nenek…

“Neneeek…!” Teriakku berlari ke arah nenek untuk memeluknya dan menciumnya. Aku merangkul nenek yang keheranan.

“Ini Alisha cucu nenek kan?”

“Ya iya lah neek.. Siapa lagi?”

“Kok gak mirip ya?”

“Ya iya lah gak mirip neek… Nenek kan ketemu sama Aku pas aku SD.. Sekarang kan Aku udah gede… Masa kecil-kecil terus…”

“Hehehe…”

“Oh ya, bibi, Si Ompong mana?” Tanyaku pada bibi tentang Jhonny yang seumuran denganku. Aku memanggilnya Ompong karena dulu dia Ompong gara-gara rajin makan coklat.

“Tidur di kamar. Bikin aja kejutan, dia pasti gak kenal sama kamu.” Aku pun cekikikan sambil menuju ke kamar Jhonny dan masuk ke kamarnya. Ternyata dia sudah tumbuh menjadi pria tampan.

“Jhonny… Jhonny sayang…” Panggilku membangunkannya. Lantas saja Jhonny kaget.

“Siapa kamu?! Kenapa bisa ada di sini?! Mau Mencuri ya?! Cantik-cantik kok mencuri?! Atau? Mau dijodohin orangtuaku sama aku?” Teriak Jhonny.

“Dasar Ompong!” Kataku seraya menarik hidungnya yang mancung. “Alisha?!!” Aku lari sambil tertawa dan dia mengejarku. Kami pun bercanda.

Malam hari pun datang, Aku duduk sendiri memandangi langit malam. Ternyata malam hari di Mumbai menyenangkan.

“Punya pacar?” Tanya jhonny yang mengagetkanku, dia pun duduk di sampingku.

“Apaan sih? Datang-datang nanyain pacar. Aku gak pernah pacaran.”

“Kenapa? Gak laku? Hahaha…”

“Enak aja! Malah udah 5 cowok yang nembak Aku.”

“Terus kenapa gak terima?”

“Males. Kamu sendiri?”

“Udah punya 3 mantan. Sekarang juga lagi males. Oh ya, kita kan nanti sekampus, kata nenek kita pergi barengan naik motor aku yang macho.”

“Okee deeh. Kalau gitu, Aku tidur duluan ya. Good Night..” Aku pun ke kamar untuk tidur.

Saat tidur aku bermimpi yang aneh. Di dalam mimpiku, Aku memakai pakaian adat pengantin kerajaan India dengan didamping oleh Ibu menuruni tangga yang pernah Aku mimpikan di pesawat. Aku pun terbangun dan pergi ke dapur untuk minum segelas air. Selesai minum, saat aku hendak kembali ke kamar, ada sosok wanita yang berpakaian khas kerajaan India di hadapanku. Aku pun kaget tapi tidak berteriak.

“Siapa kamu?! Mau apa?! Jangan ganggu Aku!”

“Selamat datang di daerah kekuasaan anda, tuan putri… Saya pamit dulu..” Kata wanita itu lalu mundur 3 langkah sambil menunduk, berbalik, dan menghilang. Aku mengatur nafasku. Kejutan macam apa ini? Baru tiba di sini sudah didatangi hantu aneh, batinku. Aku pun kembali tidur di kamar.

Keesokan paginya…

“Hey! Nyenyak tidurmu semalam?” Sapa Jhonny yang membuyarkan lamunanku.

“Iya, sampe dapet kejutan yang sangat menakjubkan.”

“Kejutan apa?”

“Ah jangan dibahas. Yuk berangkat.” Kami pun berangkat ke kampus.

Jam menunjukkan pukul 12 siang. Saatnya Aku pulang. Aku menuju ke ruangan Jhonny untuk mengajaknya pulang. Saat Aku dan Jhonny ke tempat parkiran, tidak sengaja bajuku tersangkut pada jam tangan seorang pria tampan yang bernama Karan, kakak senior Jhonny.

“Maaf, Aku tidak sengaja.” kataku dalam bahasa India. Untung Aku sempat les private Indian selama 3 tahun. Lalu melepaskan sangkutan di jam tangannya.

“Iya, tidak apa-apa.” jawabnya. Aku pun tersenyum dan beranjak pergi. Namun dia mencegahku.

“Tunggu! Aku Karan, kamu?”

“Alisha, jurusan seni. Ini Jhonny, jurusan Sejarah.”

“Aku juga jurusan sejarah. Anak baru ya?”

“Iya.” Jawab Jhonny.

“Kalian sepasang kekasih?”

“Iya. Kami sepasang kekasih.” Jawab Jhonny lalu merangkulku.

“Apaan sih kamu?” Bisikku pada Jhonny.

“Udah tenang aja…” Jawab Jhonny.

“kalau begitu, Aku pergi.” Katanya lalu pergi. Aku kenapa senyum-senyum sendiri ya? Ah entahlah.

Malam harinya, entah kenapa, Aku terus memikirkan sosok Karan, pria yang baru ku kenal nama dan jurusannya. Tiba-tiba di hadapanku muncul lagi hantu aneh yang kemarin malam.

“Kamu siapa?! Mau apa lagi sih?!”

“Selamat malam, tuan putri… Saya adalah Jahanara, Putri dari Maharaja Shah Jahan dan Permaisuri Mumtaz Mahal.. Saya datang dari masa lalu karena amanat dari Permaisuri Mumtaz Mahal. Anda diharapkan untuk datang ke makamnya, Taj Mahal..”

“Apah?!”

“Ada yang perlu Permaisuri bicarakan bersama anda. Saya akan selalu ada untuk memberi petunjuk bagi anda. Saya pamit.” Katanya lalu mundur 3 langkah, berbalik, dan menghilang. ANEH!

Keesokan harinya…

“Nanti malam ada pesta di kampus.” Kata Jhonny.

“Oh ya?”

“Iyaa.. Kita pergi, ya?”

“Males aah.. Aku gak punya saree..”

“Nanti deh aku beliin.”

“Hmm yayaa..” Kami pun pergi membeli saree.

Malam harinya…

Di pesta, semua orang memandangiku.

“Aku jelek ya memakai saree?” Tanyaku pada Jhonny.

“Cakep banget, bodoh! Semua terpesona sama kamu!” Aku menjadi tersipu.

“Aku ke tempat temen-temenku ya.” Kata Jhonny lalu pergi meninggalkanku.

“Hay.” Sapa Karan dengan senyumnya yang terpesona, uuh! Perutku rasanya ingin pecah menahan gelora asmara ini.

“Hay.”

“Sendiri? Mana pacarmu?”

“Aku tidak punya pacar.”

“Lalu? Jhonny?”

“Dia sepupuku, hehe..”

“Oh? Hahaha…”

“Kau sendiri?”

“Tidak, dengan teman-temanku. Mereka di belakang”.

“Pacarmu?”

“Aku tidak punya pacar.”

“Hahaha… Kau memang lahir di India?”

“Ya, kau?”

“Aku lahir di Indonesia, keturunan India. Hanya saja Nenekku tinggal di India. Aku ke sini karena mendapat beasiswa kuliah di sini.”

“Waw, menakjubkan.” Tiba-tiba Aku melihat hantu aneh itu di belakang Karan. Aku menjadi gelisah.

“Kenapa?” Tanya Karan keheranan melihat tingkahku. Aku menggeleng dan permisi ke toilet.

Di toilet, hantu itu muncul lagi di hadapanku. Apa sih maunya nih hantu?!

“Kamu mau apa sih dari aku?!”

“Sepertinya Anda sudah bertemu dengan pasangan hidup anda.. ? Dia sangat tampan.. Maaf, tuan putri, Anda harus segera ke Taj Mahal untuk menemui Permaisuri Mumtaz Mahal.” Kata hantu itu lalu menghilang dengan cara sebelumnya. Aku shock berat dan langsung keluar dari toilet. Di hadapanku ada Karan.

“Apa yang terjadi?” Tanyanya.

“Aku minta tolong padamu.P lease, tolong Aku…”

“Aku akan selalu ada untukmu. Ada apa?” Hah? Apa maksudnya dengan ‘selalu ada untukmu’? Ah entahlah. Aku pun menceritakan semuanya. Lantas saja Karan kaget.

“Kau tau apa yang terjadi?” tanyaku.

“Alisha, kau adalah orang yang selama beratus tahun dicari oleh para peneliti sejarah dunia. Kau adalah pewaris tahta kerajaan Mughal sepenuhnya. Dan India, Pakistan dan Afghanistan adalah tanah kekuasaanmu sepenuhnya. Aku tidak menyangka bahwa orangnya adalah kau! Menurut kepercayaan kami, kau adalah jiwa pilihan Permaisuri Mughal Mumtaz Mahal. Dia memilihmu karena kau dapat mengungkapkan kebenaran yang selama ini tersembunyi di balik Mumtaz Mahal.” Jelas Karan dengan penuh semangat.

“Waw, menakjubkan. Tapi hantu itu mengatakan bahwa aku harus segera ke Taj Mahal untuk menemui Mumtaz Mahal.” Kataku.

“Menurutku, turuti saja permintaannya. Ayo, biar Aku antar kau ke sana. Tiba-tiba Jhonny datang.

“Sepertinya ada ketegangan disini. Ada apa?” Tanya Jhonny.

“Jhonny, Aku harus ke Taj Mahal sekarang bersama Karan. Aku mohon padamu katakan pada nenek dan orangtuamu bahwa Aku di Taj Mahal. Aku pergi.” Kataku dan langsung pergi dengan Karan menaiki mobilnya tanpa menjawab pertanyaan-pertanyaan Jhonny. Aku dan Karan menuju ke Taj Mahal.

Sudah 3 jam dalam perjalanan, akhirnya kami sampai di Taj Mahal. Jiwaku terasa sangat tenang saat mendekati Taj Mahal. Ada cukup banyak pengunjung di malam itu. Aku hendak memasuki Taj Mahal tapi Karan menarik tanganku.

“Apapun yang terjadi, tetap tenang.Jangan panik.” Kata Karan. Aku tersenyum dan masuk ke dalam. Tapi saat Aku masuk ke dalam, tiba-tiba Taj Mahal bercahaya. Aku kaget. Aku pun keluar dari Taj Mahal bersama para pengunjung yang ada di dalam Taj Mahal.

“Kenapa saat kau memasuki Taj Mahal, Taj Mahal bercahaya? Ini benar-benar menakjubkan!” Kata Karan. Tiba-tiba ada seorang sejarawan yang datang menghampiriku.

“Kamu orang yang kami cari selama ini!” Kata sejarawan itu.

“Maaf, pak. Saya harus masuk ke dalam untuk menyelesaikan urusan saya.” Kataku lalu berlari memasuki Taj Mahal. Aku melihat-lihat apa yang ada di dalam Taj Mahal karena baru kali ini Aku mengunjungi Taj mahal. Tiba-tiba Aku mendengar bisikan “ikuti suara nyanyian ibuku.” Aku pun mendengar suara nyanyian yang sangat merdu. Aku mengikuti arah suaranya. Aku menemukan tangga yang ada di dalam mimpiku. Aku pun menaikinya. Sesampainya di ujung tangga, Aku melihat pintu yang sama seperti di dalam mimpiku. Aku meletakkan telapak tanganku di jiplakan tangan itu dan pintu terbuka.

Aku melihat sebuah ruangan yang dipenuhi dengan banyak harta benda seperti emas, mutiara, berlian, intan, perhiasan, dan batu-batu bernilai tinggi lainnya. Aku juga melihat foto-foto anggota keluarga kerajaan, dan 1 foto yang mengejutkanku, yaitu fotoku yang berpakaian ala tuan putri Mughal.

“Selamat datang, tuan putri Syaharani. Aku Permaisuri Mumtaz mahal.”

“Apa yang kau inginkan?”

“Aku ingin kau menyatakan pada dunia tentang beberapa hal dan kuharap kau menerima bahwa kau adalah pewaris tahta kerajaan Mughal.”

“Baik, aku terima walau aku tidak percaya. Namun, hal apa yang ingin kau katakan?”

“Sebenarnya, ini bukan makamku. Makamku ada di Kashmir bersama dengan makam suamiku tercinta. Ini adalah istana untukmu. Aku tidak mau Shah Jahan mengatakan kalau ini adalah istana untukmu, jika yang lain tau, maka masalah akan muncul dalam pemerintahannya. Shah Jahan juga berniat untuk membangun yang seperti ini lagi dengan bahan marmer hitam untuk calon suamimu, Karan. Tapi ditentang oleh Aurangzeb, putraku.”

“Tunggu, apa yang kau katakan tadi? Karan adalah calon suamiku?”

“Ya, dia adalah calon suamimu. Pangeran Raza Zirazi. Sebenarnya, tidakan Aurangzeb benar dengan menentang ayahnya karena Ayahnya telah memboros harta untuk rakyatnya. Aurangzeb adalah putraku yang realigius. Dia selalu berpedoman pada islam. Dan satu hal lagi, dia tidak pernah melakukan pemberantasan orang hindu demi menyiarkan agama islam, tapi dia meghancurkan sebahagian kuil untuk mengamankan rakyat dari perang orang-orang Hindu yang mengkhianati kerajaan. Hanya itu.”

“Aku akan mengingatnya.”

“Oh ya, sebelum Aku pergi, di antara harta-harta ini, ada 1 peti yang berisi perhiasan untukmu, untuk pernikahanmu. Dan kuharap harta-harta ini kau pergunakan sebaik mungkin. Aku pamit. Semoga kau bahagia dan sejahtera.” Kata Mumtaz Mahal dan menghilang. Aku kembali keluar.

Ternyata berita tentangku telah mendunia. Aku telah mengungkapkan apa yang Mumtaz Mahal katakan padaku dan ini membuat dunia menjadi gempar. Aku dicantumkan sebagai orang yang telah berjasa dan menakjubkan di dunia. sejak itu Aku menjadi Ratu di India, Pakistan dan Afghanistan.

Setelah itu, Aku menikah dengan Karan, pria yang baru ku kenal. Ternyata dia telah mencintaiku sejak pertama kami bertemu. Setelah menikah, Aku kembali ke Indonesia dan berkumpul bersama Ibu, Ayah, nenek, paman, bibi, adik perempuanku, Jhonny, Shinta, dan Karan. Setelah 9 bulan pernikahanku, Aku hamil dan 9 bulan kemudian Aku melahirkan bayi perempuan. Namun setelah melahirkan, Aku meninggal dunia.

*TAMAT*


Karya : Nahdiatul Ghina

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...