Seekor Beruang berjalan ke tebing batu di hari yang cukup terik. Sesampai di tebing batu sang Beruang menjulurkan lidahnya menjilatin madu yang mengalir.
“Emmm enak sekali madu ini,” kata Beruang.
Dengan asiknya Beruang menikmati setiap tetesan madu yang mengalir.
“Seandainya saja sarang lebah di atas tebing itu jatuh kebawah,” gumaman sang Beruang.
Beruang terus saja menikmati madu tersebut sampai puas.
“Eeeeeekkkk,” suara sendawa Beruang.
Beruang pun pergi meninggalkan tebing batu menuju sarangnya. Dengan perlahan-lahan Beruang berjalan menuju sarangnya di pinggir sungai. Ketika menuju turunan yang cukup licin sang Beruang terjatuh terselandung oleh akar pohon yang menghalangi langkah Beruang. Tergelicirlah sang Beruang sampai masuk ke dalam sebuah lubang cukup dalam.
“Dasar sial,” kata sang Beruang.
Beruang berusaha untuk menguatkan dirinya dan berusaha keluar dari lubang yang cukup dalam.
“Eeehhh...... susah banget lagi,” kata Beruang yang mulai kesal.
Beruang terus saja berusaha sampai keluar dari lubang. Pada akhirnya usaha Beruang tidak sia-sia. Beruang berhasil keluar dari lubang.
“Saya berhasil...........,” kata Beruang.
Beruang pun mulai melangkah tiba-tiba seekor Kijang berlari cepat menghindari kejaran dari Harimau yang buas. Sang Beruang berusaha menghindar alur lari dari Kijang dan Harimau. Beruang pun mundur beberapa langkah. Lalu sang Beruang terjatuh kembali ke dalam lubang.
“Dasar sial.......hari ini,” kata Beruang.
Beruang berusaha bangun dari jatuhnya dan kembali berusaha untuk keluar dari lubang. Dengan kegigihannya Beruang berhasil keluar dari lubang. Segeralah Beruang melangkah menuju ke sarangnya.
“Saya harus berhati-hati dalam melangkah,” gerutu Beruang.
Beruang terus berjalan menuju sarangnya. Baru sampai di depan rumahnya sang Beruang terpeleset dan jatuh. Sang berusaha bangun dari jatuhnya dan mencari penyebab jatuhnya. Beruang menemukan kulit pisang menempel di kakinya.
“Dasar sial hari ini...........gara-gara monyet sialan seenaknya membuang kulit pisang di depan goa saya,” kata Beruang yang berteriak keras.
Para binatang mendengar teriakan dari amarah Beruang pada ketakutan dan bersembunyi. Termasuk monyet yang bikin ulah. Beruang pun meredam amarahnya kemudian membuang kulit pisang sejauh mungkin. Beruang pun masuk ke dalam sarangnya. Para binatang yang melihat Beruang masuk ke dalam sarangnya, lalu segera kembali beraktivitas seperti biasanya. Beruang tidur di dalam goa yang luas dan nyaman.
Dengan asiknya Beruang menikmati setiap tetesan madu yang mengalir.
“Seandainya saja sarang lebah di atas tebing itu jatuh kebawah,” gumaman sang Beruang.
Beruang terus saja menikmati madu tersebut sampai puas.
“Eeeeeekkkk,” suara sendawa Beruang.
Beruang pun pergi meninggalkan tebing batu menuju sarangnya. Dengan perlahan-lahan Beruang berjalan menuju sarangnya di pinggir sungai. Ketika menuju turunan yang cukup licin sang Beruang terjatuh terselandung oleh akar pohon yang menghalangi langkah Beruang. Tergelicirlah sang Beruang sampai masuk ke dalam sebuah lubang cukup dalam.
“Dasar sial,” kata sang Beruang.
Beruang berusaha untuk menguatkan dirinya dan berusaha keluar dari lubang yang cukup dalam.
“Eeehhh...... susah banget lagi,” kata Beruang yang mulai kesal.
Beruang terus saja berusaha sampai keluar dari lubang. Pada akhirnya usaha Beruang tidak sia-sia. Beruang berhasil keluar dari lubang.
“Saya berhasil...........,” kata Beruang.
Beruang pun mulai melangkah tiba-tiba seekor Kijang berlari cepat menghindari kejaran dari Harimau yang buas. Sang Beruang berusaha menghindar alur lari dari Kijang dan Harimau. Beruang pun mundur beberapa langkah. Lalu sang Beruang terjatuh kembali ke dalam lubang.
“Dasar sial.......hari ini,” kata Beruang.
Beruang berusaha bangun dari jatuhnya dan kembali berusaha untuk keluar dari lubang. Dengan kegigihannya Beruang berhasil keluar dari lubang. Segeralah Beruang melangkah menuju ke sarangnya.
“Saya harus berhati-hati dalam melangkah,” gerutu Beruang.
Beruang terus berjalan menuju sarangnya. Baru sampai di depan rumahnya sang Beruang terpeleset dan jatuh. Sang berusaha bangun dari jatuhnya dan mencari penyebab jatuhnya. Beruang menemukan kulit pisang menempel di kakinya.
“Dasar sial hari ini...........gara-gara monyet sialan seenaknya membuang kulit pisang di depan goa saya,” kata Beruang yang berteriak keras.
Para binatang mendengar teriakan dari amarah Beruang pada ketakutan dan bersembunyi. Termasuk monyet yang bikin ulah. Beruang pun meredam amarahnya kemudian membuang kulit pisang sejauh mungkin. Beruang pun masuk ke dalam sarangnya. Para binatang yang melihat Beruang masuk ke dalam sarangnya, lalu segera kembali beraktivitas seperti biasanya. Beruang tidur di dalam goa yang luas dan nyaman.