Pages

Thursday, November 14, 2019

PETUALANGAN MENCARI TAHU TENTANG BATIK

Pada suatu hari, ada pelajaran yang disukai olehku dan juga teman-teman. Pelajaran yang kami sukai adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Kami suka pelajaran tersebut, karena guru yang mengajar adalah Ibu Eni. Bu Eni adalah sosok yang tegas, adil, dan dapat menghibur.

“Selamat pagi, Anak-anak,” sapa Bu Eni. “Selamat pagi, Bu,” jawab teman-teman.

“Sekarang pelajarannya adalah Bahasa Indonesia!” perintah Bu Eni. “Sekarang ambil buku kalian dan buka halaman 125!” sambung Bu Eni. Teman-teman pun akhirnya mengeluarkan buku Bahasa Indonesia dan membuka halaman 125. Setelah teman-teman membuka halaman 125, Bu Eni berkata, “Di situ dijelaskan bahwa kalian harus mengeksplor kebudayaan atau hasil karya dari Kota Pekalaungan!” jelas Bu Eni. “Kalian paham?” sambung Bu Eni. Teman-teman pun menjawab secara serentak.

“Paham, Bu,” jawab teman-teman.

“Sekarang, Ibu akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok!” kata Bu Eni.

“Kelompok yang pertama adalah Rizal, Ali, Reza, Sheva, dan juga Naufal!” sambun Bu Eni.

Namaku adalah Muhammad Rizal. Aku lahir pada tahun 2000. Di rumah aku mempunyai teman yang bernama Ali, Reza, Sheva, dan Naufal. Mereka juga merupakan teman sekelas denganku.

Tidak beberapa lama kemudian, bunyi bel pulang sekolah akhirnya terdengar. “Sekarang kalian berkemas-kemas, berdoa, dan kemudian pulang!” perintah Bu Eni. Saat pulang sekolah, aku dan anggota kelompok berkumpul dahulu sebelum pulang untuk membahas tugas dari Ibu Eni. “Teman-teman!” kataku.

“Bagaimana ini? Kita akan mencari tentang apa di Kota Pekalaungan?” sambungku.

“Bagaimana kalau kita membahas ini di rumah kamu besok siang?” kata Ali.

“Setuju,” jawabku dan yang lainnya.

Pada keesokan harinya, teman-teman anggota kelompok aku sudah datang di depan rumahku. Aku pun langsung mempersilahkan mereka untuk masuk. Setelah semuanya masuk, aku pun mengambilkan mereka makanan dan minuman. Aku pun langsung bergabung dengan teman yang lain.

“Jadi, kita akan mencari tentang apa di Kota Pekalaungan?” tanyaku.

Semuanya pun kelihatannya sedang mencari ide. Tidak beberapa lama kemudian, Naufal dengan beraninya menjawab.

“Emm, bagaimana kalau kita mencari tahu lebih dalam tentang batik di Pekalaungan?” kata Naufal.

“Benar juga kata Naufal!” jawab Sheva. Dengan serempak yang lainnya menjawab dengan serempak.

“Kami setuju dengan pendapatmu, Naufal,” Naufal pun menjawab, “Terima kasih!”

“Jadi, kita akan mencari tentang batik di mana?” tanya Ali.

“Bagaimana kalau kita mencari tahu di Museum Batik saja? Kan, letaknya dekat dengan rumah kita?” tanyaku.

“Ya sudah. Kita mencari tahu di Museum Batik saja,” kata Naufal.

“Ya aku setuju!” kata Reza. Mendengar perkataan Reza, yang lainnya pun mengikutinya.

Hari pun sudah mulai gelap. aku dan teman-teman akhirnya menyelesaikan kerja kelompok hari ini dan melanjutkannya pada esok harinya. aku pun berkata kepada teman-teman untuk pulang ke rumah masing-masing sebelum waktu maghrib tiba. “Teman-teman, kerja kelompok hari ini kita teruskan pada esok hari. Nanti kalian datang ke rumahku lagi pukul Sembilan pagi, ya!” kata aku. Teman-teman pun menjawab, “Ya sudah. Kami semua pulang dulu, ya!” kata Sheva.

“Assalamualaikum,” kata teman-teman.

“Waalaikumussalam,” jawabku.

Pada keesokan harinya, ternyata teman-teman sudah datang semua. Aku pun langsung mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah. Saat semuanya masuk, aku pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan makanan ringan. Setelah dari dapur, aku langsung bergabung dengan teman-teman. Kami pun langsung mulai membahas pekerjaan kemarin. “Jadi, kita akan bertanya tentang apa pada saat di Museum Batik nanti?” tanyaku. Kelihatannya mereka bingung untuk menentukan pertanyaan. Tiba-tiba Reza mengeluarkan pendapatnya.

“Bagaimana kalau pertanyaan yang pertama adalah perbedaan antara batik pesisir dengan batik pedalaman?” ujar Reza.

“Terus pertanyaan yang kedua adalah perbedaan antara batik tulis dengan batik cap?” sambung Reza. “Bisa juga itu!” jawab Ali. “Aku mau berpendapat. Bagaimana kalau pertanyaan yang ketiga adalah bagian-bagian dari canting dengan disertai fungsinya?” ujar Naufal. “Bisa juga itu!” jawab Ali.

Setelah pertanyaannya terkumpul dan disepakati, kami semua langsung berangkat ke Museum Batik. Setelah 15 menit lamanya, akhirnya kami semua sampai di Museum Batik dan langsung masuk. Kami pun disambut dengan baik oleh pegawai di sana. Kami dipandu oleh Mbak Lastri. Beliau mengajak kami semua berkeliling Museum Batik. Setelah selesai kami pun diajak ke ruangan untuk membatik. Kami diberi kain mori dan kami disuruh menggambar sketsa. Setelah menggambar sketsa, kami disuruh untuk menebalinya dengan cairan lilin malam. Dalam keadaan yang serius ini, ternyata terjadi perkelahian antara Reza dengan Sheva. Kami pun memisahkan mereka dan meminta mereka untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Setelah mendengarkan penjelasan dari mereka berdua, dapat disimpulkan bahwa Reza tidak sengaja menyenggol tangan Sheva yang sedang memegang canting. Ternyata cairan lilin yang ada di canting tumpah ke tangan Sehva dan ternyata Sheva tidak terima yang mengakibatkan perkelahian. Mereka pun saling bersalaman dan memberi maaf. Setelah permasalahan tersebut selesai, akhirnya aku bertanya ke Mbak Lastri, “Mbak, aku mau bertanya. Apa perbedaan antara batik pesisir dengan batik pedalaman?” tanyaku. Mbak Lastri pun menjawab, “Batik pesisir cenderung memiliki warna yang cerah, sedangkan batik pedalaman cenderung memiliki warna yang gelap,” ujar Mbak Lastri.

“Mbak, aku mau bertanya. Apa perbedaan dari batik tulis dengan batik cap?” tanya Ali. Mbak Lastri pun menjawab, “Batik tulis cara pembuatannya dengan menggunakan canting, sedangkan batik cap cara pembuatannya menggunakan canting cap,” ujar Mbak Lastri.

“Mbak, aku mau bertanya. Apa bagian dari canting dan fungsinya?” tanya Naufal. Mbak Lastri pun menjawab, “Canting memiliki beberapa bagian, yaitu gagang, nyamplungan, dan cucuk. Gagang memiliki fungsi sebagai pegangan, cucuk memiliki fungsi sebagai tempat keluarnya lilin malam, dan nyamplungan berfungsi sebagai tempat lilin malam,” jelas Mbak Lastri.

“Anak-anak. Mbak mau berpesan kepada kalian semua. Sebagai anak muda bangsa, kalian harus menjaga kebudayaan batik yang asli sebagai kebudayaan Indonesia. Kalau bisa, kalian harus melestarikan kebudayaan batik jika sudah besar nanti!” kata Mbak Lastri. “Kalian bisa?” sambung Mbak Lastri.

“Kami insya Allah bisa, Mbak!”

Karena hari sudah mulai gelap, akhirnya kami pulang untuk menyelesaikan tugas. Setelah sampai di rumah Reza, kami semua langsung membuat laporan tentang batik. Keesokan harinya, kami mengumpulkan laporan kami kepada Bu Eni. Tidak lama kemudian, Bu Eni mengumumkan siapa yang menjadi pemenang. Tiba-tiba, “Pemenangnya adalah kelompoknya Rizal!” kata Bu Eni. Kami sangat senang mendengarnya. Kami pun pulang dengan membawa hadiah dan penghargaan.


Karya : M Yusuf Abul Mahasin

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...