Pages

Sunday, November 17, 2019

CINTA INDONESIA

Rafi berjalan memasuki wilayah gedung sekolahnya dengan langkah penuh percaya diri. Setelan seragam pramuka dipadukan dengan jaket jeans menjadi gayanya hari ini. Ketika melewati lobby, ia menyapa teman-temannya dengan ramah dan dengan gaya baratnya. “Hai guys!”

Sementara di sisi lain, Rois sedang menatap bendera merah-putih yang terletak di samping hutan sekolah dengan sejuta pikiran di kepalanya. Tak lama setelah itu, Rafi berjalan melewati hutan sekolah sambil mengutak-atik ponselnya dan sesekali ia menempelkan ponselnya itu ke telinganya untuk mendengar sebuah suara yang keluar dari ponselnya itu.

Rafi yang melihat Rois berdiri sendirian di depan bendera merah-putih segera menghampirinya. “Ngapain, bro?” tanya Rafi dengan heran.

“Aku sedang menatap bendera merah-putih kita.” jawab Rois santai.

Rafi yang masih sibuk dengan ponselnya berkata “Wah, kemarin Greenleaf abis ngerilis album rocknya nih!”

“coba dengerin!” lanjut Rafi sambil mendekatkan ponselnya itu ke telinga Rois. Rafi pun memutar lagu rock yang dimaksudnya tadi.

“Lagu apa ini?” Rois yang tidak tahu-menahu tentang lagu itu bertanya pada Rafi.

 Rafi pun mematikan putaran lagu itu dan menjauhkan ponselnya dari telinga Rois.

“Ini lagu band terkenal, dari California.” jelas Rafi.

Rois yang mendengar itu merasa heran dengan Rafi yang begitu menyukai hal-hal yang berbau luar negeri. “Apa yang kamu bisa banggakan dengan band-band luar negeri?” tanya Rois setengah kesal pada Rafi.

“Lagunya keren, bro!” jawab Rafi bangga.

“Banyak band-band di Indonesia. Band indi, band nasional, mereka semua sudah tembus internasional. Bukankah band-band itu juga mempunyai potensi untuk go internasional?” jelas Rois tak kalah bangga dengan Rafi.

“Seharusnya kamu bangga dengan lagu-lagu nasional.” lanjut Rois.

“Ah lagu nasional cuma bisa nyontek doang.” elak Rafi.

Lia dan Vio tiba-tiba datang menghampiri Rafi dan Rois dari arah koridor kelas 11 dan menghentikan pembicaraan mereka.

“Hey, Rois! Ngapain di sini?” tanya Lia pada Rois.

“Ini aku lagi berbincang-bincang dengan Rafi.” jawab Rois.

“Mending sekarang kita kerja kelompok aja.” usul Vio.

“Kerja kelompok apa?” tanya Rois.

“Sejarah peminatan, kan tugas kita belom selesai.” jelas Vio.

“Ohhh..” jawab Rois seadanya.

“Raf, kamu bisa ikut kelompok kami?” tanya Rois pada Rafi yang sedari tadi diam sejak kedatangan Lia dan Vio.

“Kerja kelompok? Ah lebih baik gue nonton konser.” jawab Rafi angkuh lalu meninggalkan Rois, Lia, dan Vio. Mereka bertiga yang melihat tingkah Rafi hanya bisa menggelengkan kepala.

Setelah meninggalkan Rois, Lia, dan Vio, Rafi berjalan melewati koridor kelas 11 IPS yang tampak sepi. Saat melewati salah satu kelas IPS, ia mendengar lagu nasional yang diputar cukup keras dari dalam kelas tersebut. Rafi yang merasa penasaran pun memasuki kelas tersebut, dan mendapati Fayaz yang duduk sendiri di kelas sambil mendengarkan lagu yang didengar Rafi dari luar kelas tadi.

“Hai, guys!'” sapa Rafi dengan gaya khasnya.

“Ini lagu apa kok keren sekali?” tanya Rafi penasaran dengan lagu apa yang sedang diputar oleh Fayaz.

Fayaz yang menyadari kehadiran Rafi pun menjawab sapaan Rafi.

“Lagu nasionalisme.” jawab Fayaz sambil menghadap ke Rafi.

“Judulnya apa?” tanya Rafi lagi.

“Garuda di Dadaku, dari band Netral.” “Coba kamu download, terus dengerin lagunya dari awal. Keren deh.” lanjut Fayaz.

“Ohhh..” jawab Rafi lalu segera mengeluarkan ponselnya dari saku celana seragamnya. Rafi pun mendownload lagu yang dimaksud Fayaz tadi.

“Ok. Thanks ya, bro!” jawab Rafi lalu pergi meninggalkan kelas tersebut.

Rois, Lia, dan Vio sedang berdiskusi sambil duduk-duduk di koridor kelas.

“Rek, gimana ini? Tugas Sejarah Peminatan kita tentang bab Kebudayaan Indonesia yang belum dikerjakan.” ujar Rois pada Vio dan Lia.

“Iya nih, gimana ya ngerjainnya?” tanya Lia.

“Kita ambil tema kebudayaan Indonesia yang di Jawa aja. Itu apa saja contohnya?” tanya Rois.

“Tari, upacara adat, apalagi ya?” Lia tampak sangat antusias.

“Kalo tari kan ada tari Remo. Upacara adat ada upacara Panggih Manten.” kata Vio.

“Tari Pendet juga tuh.” kata Lia.

“Tari Pendet itu dari Bali!” protes Vio dan Rois serentak. Lia yang mengetahui kelalaiannya hanya menyengir.

“Gimana kalo kita bagi tugas aja. Kalian berdua yang cari artikel, aku yang cari foto-fotonya.” ucap Rois pada Lia dan Vio.

“Ya udah gitu aja deh, biar cepat selesai.” kata Vio.

Di koridor kelas bagian ujung, Rafi sedang duduk sendirian sambil mengutak-atik ponselnya.

“Hai, Bro!” Arya teman Rafi yang sama-sama menyukai hal-hal berbau luar negeri menghampiri Rafi.

“Hei!” jawab Rafi.

Arya pun duduk di samping Rafi. “Gimana soal liburan ke California? Jadi kan?” tanya Arya sambil memegang pundak Rafi.

“Ya jadi lah, bro!”

“Ok. Gue bilang ke mama gue buat transfer uangnya sekarang.” ujar Arya lalu melepaskan tangannya dari pundak Rafi.

“Ok. Kalo gitu ayo sekarang kita pulang!” Rafi dan Arya pun bangkir dari duduknya lalu berjalan keluar dari koridor.

“Jadi, deadline tugasnya kapan nih?” tanya Lia pada Vio dan Rois.

“Nanti malam, kirim lewat email aku aja.” jawab Rois memtuskan.

Saat itu juga, Rafi dan Arya berjalan melewati mereka.

“Kalian mau ke mana?” pertanyaan dari Vio menghentikan langkah Arya dan Rafi.

“Ini sama Arya, mau nyiapin perlengkapan liburan ke California buat weekend besok.” jelas Rafi.

Lia yang merasa bingung dengan Rafi dan Arya yang tiba-tiba mempuyai rencana liburan ke luar negeri minggu ini pun bertanya pada Rafi. “Ngapain liburan ke luar negeri?”

“Ya nonton konser rock, bro.” jawab Rafi dengan sombongnya.

“Emang apa yang bisa kamu banggakan dengan budaya luar negeri?” Rois buka suara.

“Kalo soal liburan, di Indonesia banyak tempat-tempat yang keren. Seperti contohnya, ada pulau Raja Ampat yang lagi naik daun sekarang ini, ada pulau Bali yang sudah mendunia, dan juga pulau Lombok yang terkenal dengan viewnya yang terkenal.” lanjut Rois menjelaskan betapa banyaknya tempat wisata di Indonesia yang kebih keren dibandingkan dengan tempat wisata di luar negri.

“Pulau Komodo juga keren tuh. Bisa ketemu Komodo secara langsung di habitatnya.” celetuk Lia.

Rafi yang mendengar penjelasan dari Rois dan Lia pun segera mengambil ponselnya yang ada di saku celana, lalu ia mulai mencari informasi nama-nama pulau yang tadi disebutkan oleh Lia dan Rois.

“Wah.. Ternyata di negara kita banyak ya tempat wisata yang keren jika dibandingin dengan tempat wisata di Luar negeri. Ke mana aja gue selama ini?” ujar Rafi takjub setelah melihat hasil foto-foto dari ponselnya mengenai pulau-pulau tadi.

“Ya udah, Arya, kita ubah tempat liburannya aja.” lanjut Rafi bicara kepada Arya.

Keesokan harinya.

Rafi dan Arya berjalan di hutan sekolah menghampiri Rois, Lia, dan Vio yang sedang berbincang-bincang di gazebo.

“Heh rek, ayo melok aku!” ujar Rafi dengan semangat. Sementara Lia dan Rois merasa heran dengan gaya bicara Rafi yang sudah berubah total.

“Ke mana?” tanya Vio penasaran. Tanpa pikir panjang, Rois, Lia, dan Vio memutuskan untuk mengikuti Rafi dan Arya yang sudah berjalan lebih dulu.

Ternyata, tujuannya adalah letak bendera merah-putih yang berada di samping hutan sekolah. Mereka pun bebaris 1 shaf di depan bendera merah-putih. Rois, Lia, dan Vio bingung apa yang dimaksud oleh Rafi dan Arya.

“Seluruhnya, hormat.. Gerak!” ujar Rafi lantang lalu ia pun hormat pada bendera merah-putih. Arya, Rois, Lia, dan Vio pun mengikut Rafi. Mereka hormat dengan khidmat pada bendera pusaka kita, bendera merah-putih. Rois. Lia, dan Vio menyadari apa maksud Rafi mengajaknya menghadap bendera merah-putih.

Rafi dan Arya sekarang telah mencintai kembali negaranya, negara Indonesia, mereka berdua tidak lagi menggunakan gaya bahasa barat dalam kehidupan sehari-hari sejak mereka sadar bagaimana negara Indonesia yang jauh lebih seperti surga jika dibandingkan dengan negara lain.


Karya : MarceliaXoexo

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...