Pages

Wednesday, November 13, 2019

JAIPONG

“Assalamu’alaikum Mah, Ajeng pulang,” ucapku sambil menyalami Mama.

Aku memang baru pulang dari latihan menari di sanggar milik Kak Gesri.

“Wa’alaikumsalam. Ehh anak Mama, ayo masuk. Oh ya, mulai hari ini Azzahfa bakal tinggal disini,” jelas Mama.

Aku membulatkan mulut dan mataku tanda kaget. Azzahfa, ia sepupu ku. Dari kecil, aku tidak pernah akur dengannya.

“Az…” Belum selesai aku berucap,

“Zahfa…” Potong Azzahfa yang tiba-tiba muncul dari belakang Mama.

Aku menampakan mimik wajah sebal dan melirik nya sinis. Aku berdecak lidah, menghentakan kaki lalu masuk ke dalam rumah, menabrakan bahu ku dengan bahu nya.

BRAKK!!

Ku tendang pintu kamarku hingga tertutup rapat. Menyebalkan sekali harus tinggal satu rumah dengan Azzahfa!! Aku tau ia penggemar K-POP. Tapi, apakah tak bisa menghargai kegemaranku menari jaipong!?

Aku menari dengan iringan musik yang baru saja ku nyalakan di tape ku. Ya, hitung-hitung sebagai penghilang rasa kesal ku.

-o0o-

Keesokan harinya…

Trang! Trang!

Suara sendok yang ku hentakan ke piring terdengar nyaring. Nafsu makan ku menurun drastis.

“Ajeng, kenapa makannya tak dihabiskan?” Tanya Mama.

“Aku gak nafsu makan, Ma. Aku mau ke rumah Hilda aja yaa.. Assalamu’alaikum,” alibi ku. Aku langsung ke rumah Hilda.

Belum sampai pintu, tiba-tiba… “Eehh!! Jeng! Gue ikut yaa?” Pinta Azzahfa dengan tampang muka memelas.

Aku memutar bola mata ku. “Ya udah, cepetan!” Sentak ku, daripada dapet ceramah dari Mama.


“Jeng, selera lo gak oke banget sih? Apa bagusnya coba tari jaipong? Kerenan juga modern dance!” Ocehnya sambil memasangkan earphone di telinganya. Mendengarkan lagu korea mungkin?

“Au ah!” aku mempercepat langkahku.

“Eeh! Jeng! Tunggu Jeng!!” Ia berusaha mensejajarkan langkahnya dengan langkah ku


Ting Tong!

Ku tekan bel rumah Hilda beberapa kali.

“Ehh Ajeng, ayo masuk. Hmm, kamu juga masuk yuk,” ajak Hilda ramah.


“Kamu Azzah…” Hilda belum selesai berucap.

“Fa…” lagi-lagi Azzahfa memotong ucapan. Sungguh menjengkelkan!

Hilda hanya tersenyum miring. “Jeng, nari yuk? Praktekin yang kemarin diajarin Kak Gesri,”

“Yuk!” Aku bersemangat 45.

Hilda menyalakan tapenya. Aku dan Hilda mulai menari walau tak menggunakan selendang. Azzahfa menganga. Terpesona, mungkin?

Prok Prok Prok! Azzahfa bertepuk tangan. Ia tersenyum lebar. “Jeng, Nda, ajarin aku dong?” Ia tertunduk, pipinya menampakan rona merah karena malu.

“Serius kamu Zahfa? Mau belajar tari jaipong!? Selama ini kan kamu PALING ANTI SAMA BUDAYA INDONESIA?” Ucap ku dengan penekanan pada setiap kata yang ter-caps lock.

“Maafin aku Jeng, aku emang salah. Ternyata budaya Indonesia lebih keren daripada budaya luar,” Azzahfa masih tertunduk malu.

“Ya udah lah Jeng, ajarin aja. Azzahfa, kita harusnya pelajari budaya kita dulu. Kalo kita udah bisa memaknai arti budaya kita, kita jaga, jangan sampai diakui sama negara lain,” nasihat Hilda.

“Kalo suka sama budaya luar gak papa, tapi hargai dulu budaya kita,” ucap Hilda ‘lagi’

“Maafin aku yaa. Aku udah ngejelek-jelekin tari jaipong. Aku sadar. Maafin aku yaa, mau kan kalian ngajarin aku?” Pinta Azzahfa.

“Iyaa, kita mau. Asalkan kamu mau janji akan nerusin tari jaipong ini. Kan asik kalo kita bisa ngewakilin Indonesia ke berbagai negara. Memperkenalkan budaya-budaya Indonesia ke kancah internasional,” ucapku tersenyum bangga.

“Iyaa, aku janji,” jawab Azzahfa tersenyum manis dengan mata berbinar.

“Ya udah, yuk latihan,” ajak Hilda.

5 tahun kemudian…

“Jeng, ternyata seru yaa keliling dunia dengan ngenalin budaya kita,” ucap Hilda dengan wajah yang berseri-seri.

“Iya. Seru banget. Kita bisa sekalian liburan,” jawab ku.

“Iyaa.. ternyata asik yaa jadi penari jaipong,” balas Azzahfa.

‘Terimakasih Ya Allah. Engkau telah menyadarkan Azzahfa akan pentingnya menjaga budaya yang kita miliki’ batinku.

“Ehh ayo! Jangan ngobrol aja. Habis ini kita yang tampil!” Ujar Hilda.

“Iya,” aku mengangguk mantap.

“And further. We offer Jaipong Dance from Indonesia!” Ucap MC itu dengan bahasa Inggris. *Translate: Dan selanjutnya. Kami persembahkan Tari jaipong dari Indonesia*

Sebenarnya sekarang kami sedang ada di Korea. Negara yang diidam-idamkan Azzahfa, dulu. Tetapi karena tamunya banyak yang dari Eropa, maka MC itu menggunakan bahasa Inggris.

Sungguh menyenangkan bila mengingat saat-saat itu. Selalu saja aku tersenyum-senyum sendiri membayangkannya. Kini aku bersama Hilda melanjutkan sanggar milik Kak Gesri.

Sedangakan Azzahfa masih berkeliling dunia mengahrumkan nama jaipong sebagai salah satu budaya Indonesia.

TAMAT


Karya : Aldizza Aurelia

No comments:

Post a Comment

SAHABAT

Dodo duduk di halaman belakang rumah sedang asik main game di Hp-nya. Tony yang selesai mengerjakan tugas kuliahnya, ya keluar dari kamarnya...